"Maaf ibu aku baru menjenguk mu sekarang?" Ucap Saki
"Memang kamu dari mana sayang?bukan kah kita selalu bersama?"
"Humm kita selalu bersama" ucap Saki lalu menghapus air matanya
"Ibu aku ingin mengenalkan pada mu Suami baru ku Haruka kun" sambung Saki
"Oh perkanalkan aku Ibunya Saki Haruka kun, tolong kamu rawat saki dengan benar" ucapnya
"Eh tentu ibu aku akan merawat Saki chan selalu"
"Apa kalian tau kapan ayah akan pulang?" Tanya ibu Saki
"Inget lagi dong dia" pikir ku
"Ibu tolong lupakan bajingan itu, dia hanya membuat kita berdua susah" ucap Saki
"Saki chan jangan berkata kasar dia adalah ayah mu walapun ayah tiri kamu masih harus menyayangi dirinya"
"Ibu bolehkah aku menyayikan lagu untuk mu"
"Haruka kun apa yang mau kamu nyanyikan?" Tanya Saki
"Shutt cukup diam dan dengarkan" ucap ku
Aku duduk di samping Ibu Saki ku ambil posisi yang enak dan mulai ku petik gitar ku.
Saki segera mengambil ponselnya untuk mengabadikan momen itu.
Hora ashimoto wo mite goran
Kore ga anata no ayumu michi
Hora mae wo mite goran
Are ga anata no mirai
Air mata keluar dari mata Saki karena mengingat kenangan bersama ibunya dulu sebelum ayah tirinya ada.
"Kenapa ayah busuk itu harus muncul di keluarga kami" pikir Saki dalan tangisnya
Haha ga kureta takusan no yasashisa
Ai wo idaite ayumeto kurikaeshita
Ano toki wa mada osanakute imi nado shiranai
Sonna watashi no te wo nigiri
Isshoni ayundekita
"Jangan menangis Saki chan" kata ibunya lagi pada Saki
"Maafkan aku ibu"
Yume wa itsumo sora takaku aru kara
Todokanakute kowai ne dakedo oitsuzukeru no
Jibun no sutoori dakara koso akirametakunai
Fuan ni naruto te wo nigiri
Isshoni ayundekita
Para pasien yang lain mulai mendekat untuk mendengarkan lagu yang kubawakan.
Aku berhenti Sejenak lalu aku berkata pada ibu Saki.
"Ibu jika kamu sudah sambuh mari kita bersama kembali di masa depan"
Lalu ku lanjutkan reffnya
Sono yasashisa wo toki ni wa iyagari
Hanareta haha e sunao ni narezu
Hora ashimoto wo mite goran
Kore ga anata no ayumu michi
Hora mae wo mite goran
Are ga anata no mirai
Sekarang terlihatlah ibu saki yang menangis.
Di dalam kurungan ruangan yang gelap termenung seorang wanita.
Dilihatnya kedua orang itu datang dengan cahaya terang pada mereka.
"Huh kenapa hatiku terasa hampa, siapa kamu kenapa kamu mendekati ku?" Tanya ibu Saki di benaknya
"Ibu mari kita kembali dan jalani hidup baru" seakan akan itu yang kukatakan padahal itu hanya hayalan ibu Saki
"Benar ibu mari kira bersama kembali"
"Saki chan kamu tidak apa apa kan nak"
"Aku baik jadi mari kembal" kuraih tangan ibu Saki dan ku ajak dia ke tempat terang dimana itu adalah kesadaran yang asli di sini
Sono yasashisa wo toki ni wa iyagari
Hanareta haha e sunao ni narezu
Hora ashimoto wo mite goran
Kore ga anata no ayumu michi
Hora mae wo mite goran
Are ga anata no mirai
Hora ashimoto wo mite goran
Kore ga anata no ayumu michi
Hora mae wo mite goran
Are ga anata no mirai
Mirai e mukatte
Yukkuri to aruite yuko
Setelah selesai para pasien yang melihatku bernyanyi langsung bertepuk tangan dan ada yang menangis.
Lalu bubar lagi
"Lagu Ku tersampaikan" ucap ku pelan pada Saki
"Apa maksudnya Haruka kun" tanya Saki yang matanya masih sembab
"Kamu akan tau sebentar lagi"
Beberapa detik berselang
Ibu Saki langsung memeluk Saki chan.
"Maafkan aku Saki chan, aku adalah ibu yang buruk, menikahi seorang laki laki yang bahkan ingin memperkosa anaknya"
"Huh ibu?" Tanya Saki
"Saki chan secepatnya ibu akan sembuh dan mari kita bersama lagi, kuharap kamu tidak membenci ibu"
"Tentu tidak ibu, ibu adalah pahlawan ku"
"Humm" ucap Ibu Saki
Ibu Saki lantas menoleh pada ku.
"Kamu siapanya Saki nak?" Tanya nya
"Aku adalah anak mu ibu" ucap ku dengan percaya diri
"Anak ku?"
"Benar ibu aku anak yang kamu titipkan di panti 15 tahun lalu" ucap ku mendramatisir
"Huh aku membuang mu?"
"Benar ibu mungkin itu kata yang cocok dan aku baru mengetahui bahwa kamu adalah ibu ku sebulan yang lalu" ucap ku sambil menahan tawa
Bugh tingg punch
"Jangan bercanda dengan orang tua Haruka kun" ucap Saki
"Maafkan aku aku salah"
"Jangan kasar seperti itu Saki chan" kata Ibu
"Biarkan ibu jika dia tidak di kasari dia akan melunjak" kata Saki dengan tatapan sinis ke aku
"Heheheh maaf maaf dan Yoshida san biar ku perkenalkan lagi diriku ini, aku adalah Haruka Shinomiya, aku Suami Saki saat ini, kami baru menikah kemarin dan dengan perkataan ku sebelumnya kamu memang ibuku tapi sebagai ibu mertua"
"Eh eh eh, Saki chan kamu sudah menikah?" Tanya ibu padi Saki
"Benar ibu, aku menikahi Haruka kun karena suatu alasan sepele dan kita memang saling mencintai" jawab Saki
"Kamu tidak hamil duluan kan"
"Sa..."
Aku hendak berkata namun Saki mengangkat Bogemnya seakan mengkode ku "jika kamu mengatakan satu kata akan ku pukul"
Aku lantas diam saja
"Tentu tidak ibu, Haruka anak yang baik dialah yang menyelamatkan ku dari mantan ku dulu dan dia juga yang memberi tahu ku untuk waspada dengan ayah"
"Tapi kamu tidak mengabari ibu dulu sebelum menikah?"
"Maaf kan aku ibu waktu itu aku tidak tau apa yang harus kulakukan, aku sendirian dan aku di tolong oleh Haruka kun, kami mulai tinggal bersama tapi dengan kamar terpisah tapi dia agak nakal juga saat aku tidur pasti dia kan mencium ku, tapi jangan bahas itu, aku menikah cepat karena juga aku punya tetangga pemilik apartemen yang juga nikah muda, dia mengatakan padaku bahwa aku harus segera menangkap Serigala itu jika tidak, mungkin Haruka kun akan pindah kelain hati, jadi aku agak melakukan siasat kecil dan dia berjanji menikahi ku, tapi aku juga kaget dia akan menikahiku kemarin"
"Eh kamu tau aku mencium mu saat aku tidur? Bukanya kamu tidur sangat lelap saat itu? Dan apa kamu tau bahwa serigala itu adalah hewan yang setia pada pasangannya huh!!" Kata ku Kesal pada Saki
"Aku sadar dan kamu memang benar Serigala yang baik hati Haruka kun jadi terimakasih atas bantuannya sampai sekarang" kata Saki sambil tersenyum manis
"Ughhh aku lemah aka senyum itu" kata ku
Ibu yang melihatnya tersenyum karena tingkah ku yang gak jelas.
"Baik Haruka kun karena kamu memang mencintai anak ku maka akan ku berikan restuku, jaga dia dan rawat dia, jika aku telah keluar dari sini mohon rawat aku juga" ucapnya sambil membungkuk tapi langsung ku cegah
"Tidak perlu membungkuk ibu, Aku anak mu mulai sekarang jadi bimbinglah diriku ini" ucap ku
.
.
Jam besuk telah habis yaitu jam 5 sore
"Ibu Kami akan pamit dulu, Semoga kamu bisa cepat keluar dari sini, kami berdua akan selalu menanti mu" kata Saki
"Tentu aku akan segera melepaskan depresi ini dan kuharap kalian akan selalu akur"
"Tentu ibu"
Kami berdua pamit dan kembali ke tempat resepsionis.
"Sudah selesai tuan?" Tanya resepsionis
"Sudah dan kami ingin kembali mohon kartu id kami" ucap ku sambil menyerahkan kalung identitas
Id card ku dan Saki di kembalikan, namun sebelum aku dan Saki pulang aku meminta suatu hal ke resepsionis.
"Tuan aku ingin pelayanan yang baik kepada pasien bernama Nihara Yoshida, akan ku berikan uang sumbangan kesini"
"Tentu bisa tuan biar ku catat dulu Nihara Yoshida benar kan?"
"Benar"
"Ok nanti akan ku laporkan pada atasan dan para suster, tentang sumbangan tadi apa mau di transfer atau secara cash?"
"Aku akan menyumbangkan secara transfer"
"Maka ini no rek dari Yayasan peduli kami atas nama Yayasan peduli kasih"
Ku buka hp ku dan ku transfer uang sebanyak 1 juta yen, komputer resepsionis ada notif masuk yaitu transfer berhasil.
Aku diberikan riwayat transfer dan juga disuruh mengisi nama donatur dan besar nominal.
Setelah selesai aku segera menjemput saki yang sudah duduk di dekat parkiran.
"Sudah selesai Haruka kun?"
"Sudah, mari kita pulang sekarang"
"Oke, um Haruka kun apa aku dapat meng-upload video tadi?"
"Eh tentu bisa namun apa kamu tidak malu jika identitas ibu mu terbongkar?"
"Tentu tidak, ibuku masih waras dan aku ingin menyebarkan cover lagumu yang amat menyentuh hati itu pada penonton yt ku"
"Ok tapi bisa kamu buat itu tanpa ada ad sense?" Tanya ku
"Tentu aku hanya ingin lagu itu bisa memotivasi yang lain, namun Aku tidak tau caranya menghilangkan ad sense"
"Sini hp mu biar ku lakukan"
"Ini"
Setelah 1 menit hp ku serahkan lagi padanya
"Berikan judulnya semau mu dan tinggal upload saja" ucap ku
"Ok"
"Mirai E from Him to other" judul yang saki berikan
Kami menaiki motor menuju ke apartemen.
"Saki chan apa kamu mau mampir dulu?"
"Emm kurasa kita perlu ke supermarket, aku ingin membeli bahan masakan untuk nanti malam dan ada barang yang ingin ku beli" kata Saki
"Ok kita menuju ke Supermarket All in one tapi aku akan mengisi bensin dulu"
"Oke"
Tank bahan bakar motor ini besar yaitu sekitar 10 liter, namun hanya boleh di isi dengan bahan bakar 92+ atau dengan nilai oktan lebih dari 92 (pertamax atau pertamax turbo) agar knocking mesin lebih halus dan mesin tidak mudah rusak.
1300 yen ku keluarkan sekali isi bensin.
"Mari menuju ke Supermarket" kata ku
Perjalanan sekitar 5 menit dari tempat isi bensin.
Kuparkirkan motor ku di parkiran roda dua.
Kami masuk tapi tidak langsung ke tempat belanja bahan masakan.
Saat di ajak Saki ke salah satu toko pakaian dalam.
"Eh ... Eh... Eh.. aku akan keluar saja Saki chan"
"Tidak kamu harus menmaniku" kata Saki
"Tidak mungkin tidak mungkin Saki chan aku laki laki yang amat polos jangan kamu siksa aku dengan begini"
"Ihh ini hanya pakaian dalam apa yang salah"
"Salah besar mengajak laki laki kesini"
"Pokonya temani aku dulu!"
"Huhhh baiklah tapi aku tidak akan menmanimu memilih aku hanya akan duduk"
"Um ok"
"Bagaimana menurut mu Haruka kun apa ini cocok pada ku?" Tanya Saki
Kulihatnya memegang bra dengan ukuran 30b mungkin, warnanya pink wajah ku lantas memerah.
"Umm itu bagus jadi segara beli"
"Benarkah tapi yang berenda juga agak bagus"
"Sudah Saki pilih saja yang kamu mau lalu bungkus dan kita keluar dari sini"
"Ara ara Haruka ku ternyata amat malu di sini" kata Saki
"Tentu saja" jawab ku cepat
Namun pandangan ku teralihkan oleh Lingre yang di pajang di samping ku.
"Pakaian yang tembus pandang berwarna merah maroon, sangat erotis" pikir ku
Saki yang melihat ku malah malu jadinya.
"Haruka kun kamu ingin aku memakai ini?" Tanya Saki
"Eh tidak tidak aku hanya kagum pada pakaian ini"
"Dasar Haruka mesum"
Saki telah selesai berbelanja, hanya membeli 3 potong bra 5 cd dan satu hadiah untuk Haruka menghabiskan uang 20rb yen.
"Biar ku bayarkan" kata ku sambil menyerahkan kartu atm
"Tidak perlu.."
"Sudahlah biar aku yang bayar"
"Umm ok Haruka kun"
Keluar dari Toko pakaian dalam ku tanya pada Saki.
"Saki chan apa memang harga pakaian dalam setinggi itu?"
"Tidak semua ini masih harga yang terjangkau karena aku punya uang aku ingin membeli banyak tapi malah kamu yang bayar"
"Tidak apa tapi jika ku ingat pakaian dalam ku hanya seharga 120-300 yen saja, beda jauh dengan milik mu"
"Umm kurasa karena wanita butuh hal yang lembut di areanya jadi jangan tanya lagi"
"Oke oke"
Kami pergi menuju ke toko bahan makanan di lantai bawah namun karena saat kesana aku melihat toko perhiasan kuajak langsung Saki ke sana.
"Ada yang ingin anda cari tuan?" Tanya pelayan toko
"Aku ingin cincin Nikah yang bagus"
"Oh kamu beruntung tuan telah datang ke toko kami, kami punya cincin yang bagus disini tapi sebelumnya boleh ku ukur jari tangan anda berdua"
"Oke"
"Hey Haruka apa kamu yakin membelinya di sini, kelihatanya ini mahal semua loh" kata Saki pelan pada ku
"Tenang aku akan pilih yang murah dan aku punya uang" kata ku
Setelah di ukur pelayan tadi mengatakan hanya ada 4 model yang cocok dengan ukuran kami sebab jariku besar dan milik Saki kecil, bertolak belakang.
Model standar dengan hiasan permata sedikit atau yang polos tuan?
"Aku ingin yang polos saja" kata Saki menyela
"Eh tapi kan.."
"Kamu ada kegiatan di luar jadi ada permatanya akan membuat mu malu"
"Ok kalau begitu Saki chan"
Kulihat cincin yang elegan walau tanpa permata, berwarna emas mengkilap.
"Yang ini harganya berapa?"
"Yang ini merek dari Rose gold di patok dengan harga 3 juta yen tuan untuk sepasang"
"Kamu ingin yang ini Saki chan?"
"Bukanya lebih bagus yang ini?" Tunjuk Saki ke cincin yang lain
"Oh nona muda memiliki pandangan yang bagus juga ini cincin dari merek Rosalian Guelte dipatok dengan harga 7 juta yen"
"Eh yang tadi saja Haruka kun" ucap Saki langsung memilih yang 3 juta tadi
"Apa kamu yakin?" Tanya ku
"Iya"
"Baik pak bungkus yang ku pikih tadi, dan ini atmnya"
3 juta berkurang dari saldo ku.
Tabungan milik ku sisa 21,7 juta yen lebih
Sementara itu di komentar Video yang baru saja di uplod.
"Sungguh menyentuh Haruka kun, aku tidak menyangka kamu bisa seindah itu dan sebaik itu pada mereka huaaa, kurasa jiwa dewasa ku mulai tumbuh" komentar salah satu akun
"Tidak kusangka ternyata kamu adalah orang yang amat baik Haruka kun, maaf telah meragukan mu sebagai pacar Saki"
"Lagu itu bukankah lagu jadul"
"Cover yang sangat perfect dan dinyanyikan di tempat yang sangat menyentuh hati"
"Kurasa aku akan segera memeluk ibuku sekarang"
"Aku ingin bertemu ibu tapi aku masih rantau"
"Ibu maafkan anak mu yang lalali aku berjanji akan menjenguk mu secepatnya"
Sementara itu di SMA Karasuno
"Oy oy Saki chan ngeuplod video lagi mari kita tonton bersama" ucap Nishioya karena latihan juga sudah selesai
Yang mendengar tertarik karena video Terakhir Saki tentang menyanyi sangat bagus dan indah.
"Whoaa yang menyanyi sekarang Haruka kun" ucap Tanaka
"Kalian menonton apa?" Tanya pelatih ukai
"Ini video dari Saki?" Jawab Daichi
"Apa tentang Haruka lagi?"
"Iya tapi mungkin ini nyanyian, sudahlah sana sensei kami ingin fokus menontonya, hus hus" usir Tanaka
"Mari Sensei lihat dengan saya Saja" ajak Sugawara
"Oh tentu" jawab sensei
Lagu di buka dengan petikan gitar yang lembut
"Tidak ku sangka Haruka kun Sangat pandai juga dalam memainkan alat musik" pikir Raiki yang menonton nya dari ponselnya sendiri.
Saat senin itu ternyata ada 3 orang yang gabung dengan Klub voli Karasuno.
Raiki Suma( orang yang mendekati Serizawa) sebagai Spesialis pertahanan seperti Daichi.
Kazuhito Narita sebagai middle block seperti Tsukishima.
Hitoka Yaichi(teman sekelas Hinata dan Haruka) sebagai manager Tim.
"Kyaaa Haruka sangat tampan di video ini" teriak Yaichi
"Eh Yaichi san apa kamu belum tau Siapa Haruka?" Tanya Kiyoko
"Dia pacar Saki bukan? Selama janur belum menukik tajam akan ku perjuangan"
"Tidak bisa Yaichi san, Haruka sudah menikah"
"Kapan Kiyoko san?"
"Kemarin saat setelah pulang dari pertandingan dengan Aoba Johsei"
"Huh aku terlambat"
"Tenang saja Yaichi san masih ada Yang lain kok contohnya Hinata dan Kageyama" kata Takeda sensei
"Apa kamu maksud aku akan tertarik dengan spesies monyet itu sensei?"
Dilihatnya Hinata dan Kageyama meloncat tidak jelas karena menonton video Haruka.
Kembali ke percakapan
"Ok kurasa mereka juga tidak cocok"
Setelah video selesai
"Sial Haruka adalah laki laki sejati" teriak Nishinoya dan Tanaka
"Sensei aku ingin segera pamit aku ingin menemui ibuku" teriak Nishinoya dan Tanaka
"Eh? Ok hati hati di jalan" jawab pelatih ukai
Di kediaman Shinomiya
Dengan berlinang air mata setelah menonton video Haruka.
"Sial anak itu membuat ku menangis, kenapa aku harus membuatnya pergi dulu" ucapnya sambil terisak
"Sudahlah Sayang yang terjadi biar terjadi mari kita bertemu dengan Haruka saja dulu" kata Yuiga
"Maafkan aku Sayang dulu aku mendukung perintah ayah ku"
"Tidak apa jangan menangis lagi" balas Yuiga ke istrinya
"Ayo jemput lagi Haruka dan Saki chan suami ku"
"Tentu"
Mereka berdua pun bergegas menuju ke apartemen Haruka.
Kembali ke Haruka dan Saki
"Ayo Saki kita belanja kebutuhan harian" Kataku padanya
"Siap komandan"
Kuambil kereta dorong
Ku dorong sampai ke tempat snack dulu Aku dan Saki mengambil snack untuk ngemil malam nanti.
Keripik kentang
Keripik bayam
Keripik terong
Brondong jagung
Keripik jagung
Dll
"Jangan lupa Roti tawar Saki chan"
"Oke perlu berapa?"
"Satu cukup" balas ku
Lalu ke tempat minuman
Susu murni 5 liter diambil
Susu kaleng juga
Minuman lemon
"Saki Cola dong cola" kata ku
"Satu botol cukup ya" katanya
"Eh 3 dong yang 1,5 lt"
"Satu atau tidak!" Kata Saki
"Baik 1 yang 1,5 liter"
"Tidak! Yang 1 liter"
"Ish kejam"
"Biarlah"
Lalu pemberhentian kami di daging
"Ayam atau ikan atau sapi?" Tanya Saki padaku
"Ayam saja, kemarin kan baru sapi"
"Ok ayam 2 kg di beli"
Kami pun ke kasir untuk membayar
Satu kereta penuh.
"Totalnya 10 rb yen tuan" ucap si Kasir
Ku bayarkan cash
"Astaga kita kalap sepertinya Saki chan"
"Kamu benar Haruka kun, bagaimana ini kita membawanya"
"Tenang dulu biar ku akali"
Ku buka jok motor kumasukan snack ringan dan susu di dalamnya serta pakaian dalam saki.
Cola ku berikan pada saki untuk di bawanya.
Sayuran dan daging ku gantung di gantungan motor sisanya dibawa Saki lagi.
"Oke sudah beres" ucap ku
"Ishhh kamu menyuruhku membawa banyak barang"
"Hey nona yang cantik, Jika ku taruh di depan makanan itu akan rusak karena goncangan saat berkendara jadi kamu harus membawanya"
"Ihh tapi ini berat"
"Oke jika kamu menolak kamu bisa yang di depan" ucap ku
"Aku tidak bisa naik motor Haruka kun"
"Jika seperti itu kamu harus sabar jadinya bwekk"
Kami berkendara selama 10 menit dan Sampai di apartemen pukul 6 malam.
Kami membawa makanan keatas lalu di taruh saja di dapur dulu.
Aku dan Saki lantas rehat sejenak di sofa.
"Haruka kun Ayo mandi bersama"
"Eh eh eh kamu yakin?" Tanya ku
"Yakin lah, kita kan sudah suami istri dan kamu bahakan belum tidur dengan ku sekalipun"
"Maaf maaf ku sibuk saat itu, tapi urusan mandi tunggu sebentar"
Aku terlalu malu untuk mandi bersama seorang wanita, walaupun dia istri ku tapi agak canggung juga.
"Baiklah mari mandi bersama Saki chan tapi sebelum itu mari bereskan dulu belanjaan ke dalam kulkas" ucap ku
"Tentu"
Saat membereskan ku buka hp ku untuk melihat info terakhir lelang.
Harga penawaran sudah mencapai nilai maksimum yaitu 5 milar yen aku segera mendapatkan notifikasi agar segera mengirim barang ke pemenang lelang.
Aturan lelang memang mengatakan akan berhenti saat sudah 24 jam, namun Haruka memasang nilai max dari kartunya.
Dirasa 5 miliar sudah sangat banyak, awalnya ku kira hanya tembus 1,2-2 milar tapi ini sudah di luar nalar.
Aku segera bilang ke Saki akan keluar sebentar.
Note : tadi siang saat bid berlangsung Haruka sudah membungkus Kartunya dengan keamanan ektra dan perlindungan ekstra mengingat kartu ini adalah harta berharga mahal
"Mau kemana?"
"Ke kantor pos"
"Untuk apa?"
"Kirim kartu pokemon itu"
"Sudah laku?"
"Sudah Saki chan"
"Berapa lakunya?"
"5 miliar yen, jadi aku pergi dulu"
"Eh 5.." belum sempat selesai Saki berkata Haruka sudah menghilang dari balik lorong dapur
.
.
.
.
.
.