Sepulangnya dari tempat Mira, Arif langsung menuju ke rumah Dika dan Rani. Pria itu sudah sampai di depan pintu masuk. Perasaannya sekarang gugup bukan main. Apakah mereka berdua bersedia menyambut kedatangannya atau tidak.
Tok! Tok!
Arif mengetuk pintu dan berharap bahwa mereka berdua akan menyambutnya. Ia berharap Rani dan Dika senang melihatnya datang ke sini. Tak lama, pintu pun terbuka lebar.
"Ayah," panggil Dika.
"Nak ...."
Dika pun menoleh ke samping, tepatnya pada Rani. Wanita itu melihat kedatangan Arif ke sini.
"Ayo, masuk Mas," ucap Rani.
Alhasil, Arif pun masuk ke dalam dengan senyum lebar melengkung di bibir. Pria itu ternyata disambut baik oleh keduanya. Rani mempersilakannya untuk duduk.
"Makasih, Ran."
"Sama-sama, Mas."
Dika sontak menatap terus menerus ke arah sang Ayah. Ia takut kalau ayahnya akan bercerita pada Rani yang sebenarnya, bahwa dirinya bekerja di tempat Mira dan bukan sebagai seorang sopir.