Arif benar-benar sudah kehilangan jejak Rani. Ia tak bisa menemukan di mana wanita itu tinggal, padahal hanya sedikit lagi dan ia pun bisa tahu di mana Rani berada. Andai saja, ia tak berhenti melangkah dan terus mengejar Rani, maka Arif pasti akan bicara dengan wanita itu.
Kini, ia duduk di kursi kemudi. Langkahnya sudah begitu lelah dalam mengejar Rani. Ia juga sudah telah kehabisan tenaga. Arif menggeleng-geleng kepala karena tak habis pikir.
"Kenapa tadi tiba-tiba berhenti sih? Jadi kehilangan jejak Rani kan?" Arif betul-betul menyalahkan dirinya sendiri atas hal ini.
Padahal tinggal sedikit lagi, sedikit lagi dalam meraih Rani. Pasti ia akan mendapatkan wanita itu dan bicara berdua. Arif sudah cukup lama seperti ini, menunggu sang mantan istri. Wanita itu tadi sudah di depan matanya sendiri.
"Hufftt!"
Alhasil, Arif segera melajukan mobilnya untuk segera pergi dari tempat ini. Besok ia akan kembali lagi, berharap akan bertemu dengan Rani di tempat yang sama.