Tải xuống ứng dụng
6.04% TENTANG AKU, KAMU DAN DIA / Chapter 24: Saling Memaafkan

Chương 24: Saling Memaafkan

Ternyata setelah Dika keluar dari penjara dan kembali ke sekolah membuat para murid lain mencibir dirinya. Wajar saja si, karena kan mereka semua tidak mengetahui cerita yang sebenarnya. Namun bukan berarti mereka semua bisa menghina Dika tanpa mengetahui apa yang terjadi sebenarnya.

"Udah Dik. Lu ga usah dengerin omongan mereka. Mereka itu kan ga tau sebanarnya seperti apa. Dan ga mungkin juga kan lu ngebungkam mulut mereka satu-satu."

"Iya Qil, gua juga ngerti kok. Nanti saatnya juga mereka akan tahu yang sebenarnya."

"Nah. Yaudah yu kita langsung jalan ke kelas aja."

Aqilla dan Dika pun berjalan menyusuri koridor yang berada di sekolahnya untuk menuju ke kelasnya. Sepertinya di kelas juga semua murid sudah berkumpul di dalam sana. Karena sekarang jam sudah menunjukkan pukul 6 lewat 20 menit. Sepuluh menit lagi kegiatan belajar mengajar akan segera di mulai.

Ternyata dugaan Aqilla benar. Seluruh murid sekarang sudah berkumpul di kelas. Namun tidak seperti murid-murid lainnya, semua teman Dika kali ini tidak ada yang menghina Dika begitu saja. Justru mereka semua saling menyemangati Dika. Memang sangat beruntung Dika dan Aqilla mempunyai teman kelas yang begitu baik.

"Akhirnya lu masuk sekolah lagi Dik," ucap salah satu siswa yang berada di kelas mereka.

"Iya nih. Alhamdulillah."

"Gua yakin kok emang kalo lu ga bersalah."

"Iya bro, thanks."

Tidak lama saling mengobrol satu sama lain, ternyata bel sudah berbunyi. Menunjukkan kegiatan belajar mengajar sudah di mulai. Hari ini kelas Aqilla dan Dika akan memulai belajar mengajar dengan mata pelajaran Fisika. Untung saja pelajaran fisika ada di jam pagi. Sehingga semua murid bisa mengikuti pelajaran tersebut dengan cukup baik karena otak di pagi hari itu masih sangat fresh dan jernih. Berbeda ketika waktu sudah siang hari. Apa lagi ketika sore hati. Rasa jenuh belajar sudah mulai muncul sehingga pikiran pun sudah kemana-mana.

Tidak terasa kini sudah waktunya seluruh murid SMAN 21 untuk pulang ke rumah masing-masing.

"Qil. Gimana kalo kita jengukin Rian sekarang. Biar bagaimana pun kan Rian itu adalah senior kita yang udah ngajarin dan menemani kita selama awal-awal masuk sekolah."

"Hmm, boleh si."

"Gua ga mau ah. Gua benci sama kak Rian. Dia itu jahat banget," ucap Keisya dengan nada yang sangat kesal dan sepertinya dia memang tidak akan pergi untuk menjenguk kak Rian yang masih terbaling di rumah sakit.

"Ga boleh gitu Kei. Kan tadi udah di jelasin. Kalo yang salah itu kakaknya, bukan kak Rian."

"Tetap aja gua kesel."

"Ga boleh benci banget loh sama seseorang. Nanti lu suka lagi, haha."

"Iya deh iya gua ikut."

Akhirnya Keisya memutuskan untuk ikut Aqilla, Dika dan teman lainnya ke rumah sakit untuk menjenguk kak Rian. Mereka semua pergi ke rumah sakit dengan menggunakan sepeda motor. Aqilla berboncengan dengan Dika. Keisya berboncengan dengan Rio. Dan masih ada dua orang teman kelas mereka yang juga ikut menjenguk kak Rian.

"Permisi."

"Eh ada kakaknya kak Rian tuh," ucap Keisya bisik-bisik kepada Aqilla.

"Iya udah biarin aja. Kan kita mau ketemu kak Rian, bukan ketemu kakaknya."

Kemudian mereka semua masuk ke ruang rawat inap kak Rian. Kakak dari kak Rian terlihat sedikit gugup dan malu. Mungkin dia sudah malu karena perbuatannya kemarin itu.

"Sehat kak?" Tanya Dika kepada kakaknya kak Rian yang bernama kak Agra.

"Baik."

"Dika hatinya luas banget. Bisa memaafkan seseorang segampang itu," ucap Dika di salam hati.

"Eh sob, apa kabar?" Kali ini Dika bertanya kepada kak Rian.

"Bro. Atas nama kakak gua, gua minta maaf banget ya sama lu. Gara-gara kakak gua, lu jadi di penjara kaya gitu kemarin."

"Ga apa-apa kok. Santai aja. Karena itu gua jadi tahu rasanya ada di penjara. Kalo ga gitu kapan lagi ya kan gua bisa ngerasain ada di penjara, haha."

"Ih, Dika." Spontan Aqilla memukul pundak Dika secara keras.

"Aduh, sakit. Haha."

"Oh iya, gua juga minta maaf atas kesalahan gua kemarin yang di rumah Aqilla itu ya. Qil, gua juga minta maaf ya."

"Iya, minta maaf mulu lu. Lebaran juga engga, haha. Lagian waktu itu salah gua kok."

"Udah udah. Ini semua bukan salah kalian semua kok. Lupain aja. Oh iya, nih ada sedikit buah tangan dari kita semua." Aqilla pun memberikan bingkisan sebuah parsel yang berisikan buah-buahan kepada kak Rian.

Selama berada di rumah sakit, mereka semua mencoba untuk menghibur kak Rian. Segala cara dilakukan untuk menghibur kak Rian yang sudah berada di rumah sakit selama 4 hari. Itu pasti rasanya sangat membosankan.

Berbagai cara di lakukan oleh mereka semua. Terutama Dika dan Rio. Mereka berdua selalu mencari topik pebicaraan yang membuat semua orang yang berada di sana bisa tertawa terbahak-bahak.

Tidak terasa, ternyata waktu sudah menunjukman pukul 6 kurang 15 menit sore. Besok mereka semua harus kembali bersekolah. Maka dari itu mereka semua kini memutuskan untuk pulang ke rumah masing-masing.

"Udah sore nih. Kita balik dulu ya. Nanti kapan-kapan kita ke sini lagi deh."

"Iya. Makasih banyak ya udah jengukin gua."

"Iya kak sama-sama. Semoga cepat sembuh ya kak." Kali ini Aqilla yang angkat bicara.

"Yaudah kita balik dulu ya. Assalamualaikum."

"Waalaikumsallam." Mereka semua segera keluar dari ruang rawat inap kak Rian.

"Lu pulang sama gua ya Qil. Udah sore."

"Iya."

Bukan hanya berangkat sekolah bersama. Hari ini Aqilla dan Dika akan pulang bersama juga. Keisya juga di antar oleh Rio ke rumahnya.

Sepanjang perjalanan pulang kali ini tidak seheboh tadi ketika berangkat ke sekolah. Kali ini Aqilla dan Dika saling berdiam-diaman selama berada di atas moto. Mereka berdua memiluki kesibukan masing-masing. Dika sibuk fokus ke jalan supaya tidak terjadi hal yang tidak di inginkan. Sedangkan Aqilla sibuk melihat-lihat jalanan yang tampak indah pada sore ini. Sehingga tidak terasa mereka berdua sudah sampai di depan rumah Aqilla.

"Mampir dulu?"

"Ga usah deh. Masa iya gua tadi sarapan bareng keluarga lu. Sekarang gua makan malam sama keluarga lu lagi si, haha."

"Ih geer. Siapa juga yang ngajakin lu makan malam bareng, haha."

"Haha. Yaudah kalo gitu gua langsung balik ya. Jangan lupa tuh tuags fisikanya di kerjain, haha."

"Lu kali tuh yang ga pernah ngerjain tugas."

"Iya emang, haha. Yaudah balik ya. Salam buat orangtua lu. Assalamualaikum."

"Iya. Hati-hati. Waalaikumsallam." Kini Dika telah pergi menjauh dari Aqilla

"Ternyata Dika itu anaknya baik banget ya. Ga kaya yang gua pikirin selama ini," ucap Aqilla di dalam hati sambil melihat punggung Dika yang semakin lama semakin menjauh.

"Ih gua mikir apa si. Sadar Qil sadar. Audah."

-TBC-


Load failed, please RETRY

Quà tặng

Quà tặng -- Nhận quà

    Tình trạng nguồn điện hàng tuần

    Rank -- Xếp hạng Quyền lực
    Stone -- Đá Quyền lực

    Đặt mua hàng loạt

    Mục lục

    Cài đặt hiển thị

    Nền

    Phông

    Kích thước

    Việc quản lý bình luận chương

    Viết đánh giá Trạng thái đọc: C24
    Không đăng được. Vui lòng thử lại
    • Chất lượng bài viết
    • Tính ổn định của các bản cập nhật
    • Phát triển câu chuyện
    • Thiết kế nhân vật
    • Bối cảnh thế giới

    Tổng điểm 0.0

    Đánh giá được đăng thành công! Đọc thêm đánh giá
    Bình chọn với Đá sức mạnh
    Rank NO.-- Bảng xếp hạng PS
    Stone -- Power Stone
    Báo cáo nội dung không phù hợp
    lỗi Mẹo

    Báo cáo hành động bất lương

    Chú thích đoạn văn

    Đăng nhập