Mata Ravi terbuka, tetapi kali ini dirinya tidak bisa melihat apapun. Kepalanya terikat sebuah kain kecil melingkar di kepalanya untuk menutup matanya, Ravi menggeliat, tetapi dia tidak dapat melakukan apapun. Tubuh Ravi menjadi kaku dengan cara yang tidak dia mengerti walau sekeras apapun dirinya mencoba untuk memberontak. Perasaan di awasi terus datang menghatam dirinya yang terbaring di sebuah tempat yang kasar juga berpasir.
Di mana dirinya?
"Raymond?" Ravi memanggilnya. Merasakan perasaan takut yang perlahan datang menghinggapi dirinya, Ravi tidak bisa melihat apapun dan tak tahu di mana dirinya sementara bahaya bisa saja telah berada di belakangnya bersiap untuk menerkam Ravi tanpa aba-aba. "Raymond?"
Namun, tak ada jawaban apapun yang berhasil Ravi dapatkan dari seseorang yang sejak tadi Ravi panggil. Tidak ada tali apapun yang mengikat dirinya untuk menghambat pergerakkan Ravi dan bisa dipastikan bahwa apapun yang tengah terjadi pada dirinya adalah ulah dari Adrian. Hanya pria aneh itu yang dapat mengendalikan Ravi hingga seperti ini.
Ravi kemudian mendengar suara berisik dan langkah kaki bersepatu mulai berjalan mendekat ke arahnya. Dia tidak bisa melihat dan juga bergerak untuk bersembunyi, Ravi diam dan mendengar bahwa bukan hanya satu orang yang datang, tetapi lebih dari itu. Ravi tidak bisa menahan dirinya untuk memanggil dengan perasaan cemas, "Raymond? Daniel?"
"Manusia?" Sebuah suara bariton mengejutkan Ravi. Jantungnya otomatis berdebar cepat, rasa paniknya membuat dia hampir tidak dapat berpikir. Ravi mencoba untuk menggerakkan tubuhnya agar dia bisa pergi dari sini, akan tetapi semuanya nihil dan hanya sebuah kesia-siaan belaka. "Bagian dari Mavros, apa yang sebaiknya kita lakukan dengan ini?"
Mavros? Siapa itu?
Suara pria itu bukan suara yang Ravi kenal. Ravi merasakan banyak pandangan mengarah padanya membuat dia memejamkan matanya erat-erat. Ketika Ravi hendak mengangkat suaranya untuk meminta tolong, tetapi tidak ada suara apapun yang keluar dari mulutnya.
"Aku bahkan ingin langsung membunuhnya. Manusia menjijikkan." Sebuah suara lain dari seorang pria terdengar sangat jijik padanya disambut dengan sebuah tawa dari pria lainnya.
"Membunuhnya segera? Bukankah itu kematian yang mudah? Aku ingin membuat Mavros itu gila dengan sesuatu yang akan terjadi pada bocah ini selanjutnya."
Tawa datang lagi padanya. "Bukan hanya Mavros, ayahnya pun ikut gila."
"Sudah lama aku ingin menginjak-injak mereka. Bagaimana bisa mereka masih menjadi bagian dari Pureza Na Luz? Dia penghianat, seorang penghianat seharusnya langsung dieksekusi. Hukuman selalu tidak berpihak pada anggota kerajaan."
Ravi terkejut ketika pria itu tiba-tiba menyebutkan kata yang pernah Raymond sebutkan padanya dan Ravi yakin bahwa orang yang berbicara padanya adalah seorang elf sama seperti Raymond dan sudah pasti membenci dirinya juga Raymond. Namun, yang tidak Ravi mengerti adalah bahwa ayahnya disebut di sini.
Ravi tak tahu siapa yang mereka sebut dengan penghianat, tetapi dia tidak membohongi bahwa pikirannya tertuju pada Raymond. Di mana pria itu sekarang?
"Sebaiknya bawa bocah ini ke penjara dan panggil seorang budak untuk menidurinya di sana, harus tepat di depan Mavros. Ingin melihat seberapa liar dia sekarang," kata yang lain.
Ravi membeku mendengar itu, dia menjadi kacau dari waktu ke waktu ketika pikirannya jatuh pada seseorang yang hendak memperkosanya. Ketakutan tak lepas untuk membungkus tubuh Ravi hingga dia tersentak saat sesuatu menyentuh badannya.
"Ini barang baru, tidak tahu mengapa Tuan Adrian memberikanya pada kita. Yang pasti aku sudah sangat ingin memberi Mavros pelajaran."
"Sebaiknya lakukan sekarang jika kamu ingin mencobanya lebih dahulu."
Ada empat pria di sana, Ravi mengetahui itu. Tengah membicarakan apa yang harus mereka lakukan pada Ravi. Detik semakin melaju dan tidak ada harapan bagi Ravi seseorang datang untuk menolongnya.
Salah satu pria mendengus. "Kamu juga bisa tergoda dengan manusia? Siapa yang mengira."
"Aku hanya ingin mencoba. Tuan Adrian mengatakan kita bisa melakukan apa yang kita inginkan padanya sebelum membunuhnya. Kapan lagi kamu bisa melakukannya dengan anak seorang raja?"
Mereka semuanya tertawa, tetapi ini tidak lucu bagi Ravi sendiri. Apa maksud dari semua orang ini? Mungkin saja mereka salah menangkap orang. Rasa bahaya semakin mendekat padanya, bahkan Ravi sama sekali tak bisa meneteskan air matanya yang hendak keluar.
"Ayahnya bukan raja, siapa yang ingin menerima seorang raja yang berkhianat?"
Apa maksudnya? Sudah pasti mereka berdua salah menangkapnya, ayahnya tidak mungkin?