Jingga menatap ke arah Arseno dari pantulan kaca. Senyuman semerbak milik Jingga disaat Arseno mengajak Jingga untuk keluar dari kamar. Ya, siapapun yang hanya berdiam di dalam kamar, pastinya akan merasakan bosan.
"Yasudah, kalau begitu aku mandi dulu habis itu kita keluar sekalian makan siang di luar."
"Baiklah, aku akan menunggu disini."
Jingga tersenyum lembut kepada Arseno, bersamaan dengan itu, Arseno membalikkan tubuhnya menjauhi Jingga. Namun dari pantulan cermin, Jingga melihat ada goresan luka yang sangat besar di punggung Arseno.
'Bekas lupa apa? Apa Mas Arseno pernah kecelakaan? Kenapa aku tidak tau, yah? Aku akan tanyakan nantinya,' batin Jingga seolah luka itu memiliki daya tarik untuk mengetahuinya.