"Kenapa kau juga ikut peduli dengan urusan pribadiku? Bukankah pertemuan hari ini sudah aku serahkan pada Doren? Dan dia juga telah mengabariku bahwa semuanya baik. Tapi, kenapa kamu masih juga ingin sekali tahu apa yang aku kerjakan?"
Aimee memaki kebodohannya karena melampiaskan kekesalannya pada orang yang salah. Tidak semestinya dia menegur bosnya karena dia adalah atasan Aimee dan berhak tahu kemana Aimee membolos.
Aimee lalu meminta maaf.
"Maafkan saya. Dan saya benar-benar tidak bisa menceritakan urusan pribadi ini pada Anda."
Aimee sebetulnya bukan benar-benar ingin merahasiakan soal ayahnya. Hanya saja dia sekarang ini sudah terlalu lelah untuk memberikan jawaban dan menjelaskan panjang lebar bagaimana situasi keluarganya.
Alfin menatap Aimee dengan heran. Mendesah dan tidak berniat memaksa. Alfin lalu menepuk kepala Aimee lembut.
"Istirahatlah jika kau lelah dan jangan memaksakan diri," Alfin lalu berjalan pergi meninggalkan Aimee yang tercengang.