Tải xuống ứng dụng
17.85% Marry U Again, Aimee / Chapter 40: 040 ( Aimee Yang Ceroboh )

Chương 40: 040 ( Aimee Yang Ceroboh )

"Sudahlah, Doren. Jangan mengganggu Daryan. Dia benar dan aku setuju dengannya. Aku memang sudah membuat banyak kekacauan dan sangat tepat jika semua orang bingung dengan peruntunganku. Termasuk aku."

Doren mendesah.

"Ah! Baiklah. Apapun yang Daryan katakan jangan kau masukkan ke hati. Dan jika apa yang dia katakan adalah benar. Kau harus menyukseskan proyek ini demi masa depanmu tetap bekerja bersama denganku hingga akhir." Tukas Doren.

Menarik tubuh Aimee untuk menghadap ke arahnya dan menatap matanya dengan yakin serta ebrani.

"Percaya padaku. Aku akan membantumu menyelesaikan semua masalah ini dan membuatmu diakui."

Doren mendadak ragu. Membuat Aimee yang sadar mengerutkan kening.

"Ada apa? Kenapa kau mendadak terlihat ragu?"

Doren melirik koper Aimee dan barang bawaannya.

"Kita atasi dulu masalah lain. Mana laptopmu dan jangan katakan kau lupa membawanya?"

Mengikuti arah pandang Doren dan mencari laptopnya. Aimee menepuk kening.

"Astaga!! Aku lupa membawa turun tas laptopku dan bekal makan kita dalam perjalanan."

Doren dan Daryan saling menatap. seperti memikirkan hal yang sama dan mencemaskan hal yang sama.

Aimee buru-buru berucap.

"Aku naik ke atas lagi. Tunggu aku sekitar 10 menit dan aku akan kembali dengan dua hal penting itu!"

Aimee sudah bergegas menaiki lift. Meninggalkan kopernya bersama dengan koper Doren. Daryan melirik Doren ketika dia sedang mendesah.

Bertanya dengan prihatin tapi tidak bermaksud menjelek-jelekkan kebiasaan buruk Aimee.

"Inikah sebabnya, kau memintaku menjemput kalian di apartemen Aimee? Kau takut dia lupa membawa sesuatu dan meninggalkan sesuatu secara tidak sengaja? Padahal, akan lebih tepat jika kita berkumpul dan bertemu di rumahmu?"

Doren mengangkat kedua alisnya.

"Tidak. Aku memang memilih apartemen Aimee untuk menjadi titik penjemputanmu. Karena aku tidak yakin, kau bisa menemukan alamat rumahku dengan mudah."

Daryan memicingkan mata.

"Benarkah?" Daryan nampak tidak terlalu yakin. Dan lebih percaya jika Doren membenarkan dugaannya. Daryan langsung terdiam dan mengalah. Ketika melihat sepasang mata tajam menusuknya dengan dingin.

"Oke aku mengerti dan tidak perlu memelototiku seperti aku ini adalah musuhmu. Aku paham!" ucap Daryan akhirnya menyerah dan mengangkat tangannya untuk tidak meributkan sesuatu yang tidak penting.

Tapi dalam hati yakin ucapannya 1000 persen benar.

Aimee, Doren dan Daryan sampai di lokasi proyek setelah 3 jam dalam perjalanan.

Daryan bernapas lega.

"Akhirnya kita sampai dan kita beruntung karena jalanan tidak terlalu macet."

Daryan melirik Aimee.

"Lalu terima kasih juga dengan bekal makanan yang kau buat, Aimee. Rasanya sangat layak dan perjalanan kita menjadi lebih menyenangkan dan damai."

Aimee ikut senang dan tersenyum.

"Terima kasih, Daryan. Aku ikut senang jika supir kami merasa kenyang dan tidak lelah!"

Daryan dan Doren saling melirik.

Doren lalu merangkul Aimee. Ikut senang ketika semangat Aimee sudah kembali lagi dengan cepat.

"Baik! Kalau begitu sekarang kita menuju ke arah mana?" tanya Doren sambil mencari petunjuk.

Daryan dan Aimee terus memperhatikan sekitar.

Tiba di sebuah tanah kosong. Daryan, Aimee dan Doren sengaja tidak langsung menuju ke hotel untuk beristirahat atau menyimpan koper mereka.

Mendaratkan mobil ke tujuan pembangunan dan melihat-lihat kondisinya. Waktu sudah menunjuk pukul 2 siang ketika mereka sampai.

Masih akan merencanakan perjalanan bisnis ini selama beberapa hari, entah sampai pada batas waktu kapan. Aimee mengedarkan pandangannya jauh ke depan.

"Rencana bisnis ini termasuk gila dengan membangun shopping center seluas 50,8 hektar. Jadi sebenarnya CEO kita ingin membangun sebuah arena perbelanjaan atau arena balapan?"

Berbalik menatap rekan kerja lain untuk dimintai pendapat.

Doren dan Daryan saling mengangkat kedua alisnya.

Tidak bisa membaca pikiran bos besar mereka dan tidak kunjung berharap bisa paham.

Doren menjadi orang pertama yang menjawab pertanyaan Aimee dengan pikiran logis.

"Beberapa investor sudah menanamkan modal sangat tinggi untuk proyek ini. Jadi, bagaimana mungkin proyek ini dikerjakan asal-asalan?"

Daryan menimpali.

"Harus mengimbangi kesempurnaan Harry Miles dalam membuat rencana dan menginginkan kata perfect hadir di akhir pengerjaan."

Aimee ikut melengkapi kalimat Daryan.

"Kita termasuk hebat karena diminta menghandle-nya. Tapi aku tidak tahu bagaimana harus bersyukur atau berterima kasih!"

Doren dan Daryan nampak prihatin.

"Baiklah. Karena ini adalah hari libur nasional dan seluruh pekerja kasar dilarang bekerja meski mereka ingin dan pihak perusahaan mengizinkan. Kita tidak akan bisa berbuat banyak hari ini karena semua orang diliburkan."

Sudah berkeliling sebentar di sekitaran area konstruksi. Dan mencocokkan tata letak bangunan dengan desain yang sudah ada.

Pekerjaan Aimee sebenarnya mungkin tidak terlalu sulit.

Investor ada. Tidak perlu dicari dan malah datang sendiri berkat kesuksesan proyek pertama Deluxe. Desain dan arsitek-nya ada. Meski masih perlu dilakukan penyempurnaan dan beberapa pembaharuan setelah melewati beberapa perbincangan serius.

Pekerja dan akomodasi juga sudah ada dan lengkap. Tinggal mengikuti instruksi dan memberi penambahan apa saja yang diperlukan sesuai dengan kebutuhan. Lalu memantau jalannya proses.

Karena sebagian besar masalah terletak pada teknologi canggih itu sendiri dan kerapihannya mencapai titik sempurna.

Aimee beberapa kali mengamati denah bangunan di atas kertas yang dia pegang. Terus mengerutkan kening dan menemukan ketidakcocokkan.

Doren yang melihat, bertanya heran.

"Ada apa? apa kau menemukan ada yang salah atau kurang tepat?" tanya Doren ikut mengamati kertas denah.

Aimee menggeleng. Sibuk menyentuh dagunya dan berpikir.

Aimee menjawab, "Bukan seperti itu. Hanya saja aku tidak percaya kalau sebagian besar denah ini adalah hasil jerih payah Alfin!"

Melirik Doren dengan tatapan ragu. Aimee bertanya lagi padanya.

"Bagaimana? Apa kau berpikir demikian juga?" tanya Aimee mencari sekutu.

Sempat cemas karena mengira ada sesuatu yang salah terjadi. Doren mendesah.

"Hah! Aku pikir ada apa!" keluh Doren. Lalu membalas lebih tenang.

"Aku tidak tahu apa saja yang kau pikirkan tentang Alfin. Tapi dia termasuk pria jenius. Dan jangan meremehkan kepintarannya dalam menciptakan maha karya! Dia termasuk otak cerdas ke sekian. Meski tertutup kemalasannya."

Aimee mengangguk paham. Begitu juga Daryan yang nampak setuju.

Daryan mendadak mengajukan sebuah usul.

"Kalau begitu, bagaimana jika kita pergi ke hotel dan beristirahat. Lalu menjelang malam kita keluar makan untuk menghilangkan stres dan menghibur Aimee."

Semua orang saling menatap.

Terutama Aimee yang entah kenapa mendadak jadi merasa tidak enak. Bukan karena tidak ingin membebani Doren atau Daryan yang bermaksud baik.

Tapi seperti ada firasat buruk mengikutinya di belakang. Aimee merasa ada sesuatu yang besar menantinya di depan.

Namun tidak ingin berpikir jauh karena Doren sudah mengajak Aime mengikuti Daryan ke mobil.

Aimee harusnya sadar dimana dia dan tidak melakukan hal gila. Berpesta bersama Daryan dan Doren di sebuah kedai kecil. Lalu minum bersama dan pergi ke tempat karaoke.

Aimee menatap Daryan dan Doren dengan tatapan tidak percaya juga takjub.

***


Load failed, please RETRY

Quà tặng

Quà tặng -- Nhận quà

    Tình trạng nguồn điện hàng tuần

    Rank -- Xếp hạng Quyền lực
    Stone -- Đá Quyền lực

    Đặt mua hàng loạt

    Mục lục

    Cài đặt hiển thị

    Nền

    Phông

    Kích thước

    Việc quản lý bình luận chương

    Viết đánh giá Trạng thái đọc: C40
    Không đăng được. Vui lòng thử lại
    • Chất lượng bài viết
    • Tính ổn định của các bản cập nhật
    • Phát triển câu chuyện
    • Thiết kế nhân vật
    • Bối cảnh thế giới

    Tổng điểm 0.0

    Đánh giá được đăng thành công! Đọc thêm đánh giá
    Bình chọn với Đá sức mạnh
    Rank NO.-- Bảng xếp hạng PS
    Stone -- Power Stone
    Báo cáo nội dung không phù hợp
    lỗi Mẹo

    Báo cáo hành động bất lương

    Chú thích đoạn văn

    Đăng nhập