Di taman sebelah pendopo.
"Pelan-pelan! Angkat kakimu! Ya ampun ini sangat berat! Apa kau sengaja melakukannya!" Dion terus mengomel ini dan itu. Denis menahan bagian atas dan Dion memperhatikan bagian bawah. Setiap kali Wahyu akan terhuyung ke depan Denis segera menangkapnya. Dan setiap kali kaki Wahyu tidak bergerak Dion akan membantunya bergerak. Sebenarnya Dion lah yang menggerakkan kaki Wahyu. Sedangkan laki-laki itu tidak merasakan apa pun selain ke inginkannya yang kuat.
"Cukup! Kita istirahat sebentar! Rasanya napasku akan habis.. Denis bantu dia duduk! Aku benar-benar tidak bisa bernapas lagi.." Dion mengeluh.
Denis sebenarnya juga sama seperti Dion dia juga hampir kehabisan napasnya tapi berkat latihan yang di berikan bos membuat daya tahan tubuhnya lebih kuat dari yang lain.
Setelah duduk di kursi dengan nyaman Wahyu menatap kakinya tanpa daya. Ia mengusapnya naik turun berulang kali seolah sedang membujuk seorang anak untuk makan sayur. Tatapannya sendu.