Elise mendengus merasa semakin marah karena laki-laki itu sangat ingat dengan kekurangannya yang satu ini, salahkan dia karena sudah sangat lama tidak ke sana, bukan karena dia buta arah.
"Baik! Aku akan bukti in padamu, kalau kita akan sampai di tempat tujuan tanpa berputar-putar!" kata Elise tegas bahkan gadis itu mempertegas ucapannya dengan menggenggam pergelangan tangan Arsen tanpa di sadarinya. Arsen menatap lengannya yang di pegang erat Elise dan tidak mengatakan apa pun. Elise pun menyeret Arsen menyadarkan laki-laki itu dari perasaan linglungnya "Ya sudah ayo ikuti aku!"
"Ah.. oh.. ya.." ujar Arsen cepat-cepat kembali memasang ransel yang tadi sempat dia turunkan dari bahunya. Arsen mengikuti setiap langkah Elise tanpa protes rasa berat karena membawa dua ransel tiba-tiba terasa ringan.
"Ayo cepetan, Arsen.." Elise menoleh kiri kanan siap akan menyeberang jalan.