Tapi tetap saja sedikit pun tidak pernah berkurang, di sisi lain dia mulai menyukai Wisesa dengan segala sikap acuh dan dingin laki-laki itu tapi selalu terkesan hangat padanya. Nala menghela napas dan kembali melanjutkan niatnya menekan bel pintu apartemen Elise berkali-kali, namun Elise tidak kunjung membukakan pintu.
…apa mungkin Elise masih tidur? Tapi tidak mungkin. Setahunya Elise biasanya bangun pagi-pagi sekali. Nala menggaruk sisi kepalanya tanda sedang berpikir. Dan dia pun teringat dengan kunci duplikat yang dulu pernah di berikan Elise padanya. Tanpa membuang waktu, dia segera berlari kembali ke apartemennya mengambil kunci itu dan kembali lagi ke depan pintu kamar apartemen Elise. dia pun segera membuka pintu itu dan melangkah masuk ke dalam,.
"Elise.." panggilnya sambil terus melangkah menyusuri ruangan tamu yang cukup besar.