Tải xuống ứng dụng
76.81% The Fleeing Chaos Demon / Chapter 220: Pertempuran Naga Emas

Chương 220: Pertempuran Naga Emas

Satu jam lagi berlalu.

Karena Outsider yang menyerbu memiliki jumlah tak terbatas, pihak Britannia tidak lagi diuntungkan. Para Ksatria Suci juga sudah berada pada batas mereka, dan jika dilanjutkan sedikit lebih lama, mereka mungkin akan mati karena tekanan dan kelelahan.

"Kita harus menemukan cara untuk menekan jumlah ini!" Meliodas menggertakkan gigi saat mengumumkan kepada teman-temannya.

"Bagaimana caranya? Apakah dengan menutup lubang itu?!" Ban menyentak saat dia juga sibuk mengayunkan Courechouse miliknya.

King mungkin yang paling kelelahan disini. Sebagai Raja Peri, setiap gerakan yang dia lakukan mengakses banyak kekuatannya sekaligus. Oleh karena itu, dia harus bertarung dengan cara menggunakan sihir «Levitasi» untuk menggerakkan tombaknya.

Untunglah dia memiliki skill «Sloth», karena dengan begitu, dia juga sangat cepat dalam memulihkan diri terlepas dari betapa borosnya dia saat menggunakan kekuatannya.

"Inilah saatnya menggunakan rencana lain! Gowther, sekarang giliranmu! Kami akan mengandalkanmu!" Merlin memberitahu terlebih dahulu sebelum menjelaskan rencananya lewat transmisi suara pada rekan-rekannya.

Jadi rencananya, Diane akan menciptakan labirin dengan sihir «Creation» miliknya, sementara yang lain bertugas menggiring banyak monster tak berakal itu ke dalamnya. Dengan serangan terus-menerus dan naluri bahaya para Outsider, mereka akan dipaksa masuk ke dalam jebakan.

Lagipula, Outsider kali ini tidak memiliki akal dan hanya mengandalkan naluri untuk menginvasi Britannia. Oleh karena itu, rencana ini cukup mudah untuk bisa berhasil.

Seperti menggiring serigala ke dalam dinding, mereka mengarahkan para Outsider ke dalam labirin yang dibuat oleh Diane. Kemudian, saat mereka sudah penuh, Gowther akan menggunakan sihir «Invasion» miliknya yang diperkuat dengan skill «Lust» untuk membuat para Outsider saling menyerang.

Mereka tidak bisa membiarkan para Outsider saling menyerang tanpa pembatas, oleh karena itu mereka membutuhkan dinding labirin. Jika tidak, dampaknya akan seperti invasi Outsider terakhir kali, malaikat dan iblis saling menyebar dan membunuh satu sama lain yang dampaknya menghancurkan permukaan pulau ini.

Bagaimanapun, monster-monster itu tidak memiliki akal dan kecerdasan. Cukup mudah untuk mencuci otak mereka.

Alasan Merlin tidak menggunakan rencana ini sejak awal karena jika dia melakukannya terlebih dahulu, peran Arthur akan menjadi tidak berguna. Raja masa depan Britannia ini harus mencuri hati para penduduk agar mereka mau mengikutinya dengan sukarela.

Rencana berjalan sesuai rencana, dan seperti yang diharapkan, Outsider itu saling menyerang satu sama lain, saling membunuh, dan pada akhirnya banyak mayat berjatuhan di dalam dinding labirin.

Tentu saja tidak semua Outsider masuk ke dalam jebakan. Banyak dari mereka masih lolos, karena itu Tujuh Dosa Mematikan lah yang pada akhirnya harus mengatasinya.

BAM!

Tiba-tiba sebuah ledakan terdengar. Langit menggema, seolah dentuman gong dijatuhkan hingga semua orang didunia bisa mendengarnya.

"Oh, tidak....!"

King melebarkan matanya saat pandangannya mengarah ke langit. Yang lain juga mendongak ke arah yang sama.

"Dua ... sudah ada dua lubang...!"

"Apa yang harus kita lakukan?! Jika kita tidak menghentikannya, maka hanya akan tercipta lubang lainnya! Pada saat itu terjadi, monster-monster itu akan menginvasi dari segala arah!"

"Merlin, bisakah kau menambalnya?" Meliodas bertanya dengan penuh harap.

Merlin menggelengkan kepalanya sambil mendesah, "Sayangnya tidak, aku tidak cukup mahir dalam sihir ruang. Aku memang bisa menggunakan sihir ruang dan waktu, tapi itu hanya terbatas pada mantra yang sudah aku pelajari. Untuk menambal lubang itu, setidaknya harus memiliki penguasaan sihir ruang yang sangat tinggi. Yang kita bicarakan disini adalah penghalang dimensi yang membatasi kita dari kehampaan dunia luar. Bahkan jika aku bisa menambalnya sekalipun, aku masih tidak yakin apakah itu bisa bertahan lama atau tidak."

"Lalu, dimana pria itu!? Apakah dia sedang bertarung menghadang Outsider diluar?!" Meliodas masih bertanya dengan cemas.

Dia merujuk pada Asheel, dan entah bagaimana, Asheel menjadi satu-satunya harapan baginya.

Merlin sangat yakin jika orang yang sedang bertarung diluar itu bukan Asheel, tapi dia tentu saja tidak dapat mengatakannya. Dia hanya mengangguk ringan.

Setelah beberapa saat, dia membuka mulutnya: "Flora dan Zora berada di Hutan Raja Peri bersama dengan Gloxinia dan Drole. Saudara terkasihmu, Zeldris, mungkin juga sedang berjuang di tempat lain bersama Gelda dan dua Malaikat Agung yang tersisa. Mungkin sebuah kesalahan membiarkan Sepuluh Perintah Tuhan mati."

Ban menggelengkan kepalanya, "Sudah tidak berguna untuk menyesalinya sekarang. Kita harus menatap apa yang ada didepan kita terlebih dahulu sebelum berbalik."

"Ya, aku yakin jika kita bersama, entah bagaimana, masalah apapun akan bisa kita selesaikan!" Diane berseru.

'Sangat optimis!'

Semua orang hanya mengangguk setuju.

"Jangan khawatir, dengan aku disini, kalian akan aman." Escanor melipat lengannya sambil memandang kejauhan dengan bangga.

Yang lain mengabaikannya dan membahas apa yang akan mereka lakukan dengan lubang baru yang muncul diatas kepala mereka.

Crack!

Dalam sekejap, ruang di langit pecah seketika, memperluas lubang lebih jauh.

"Makhluk apa yang akan keluar....?"

Semua orang menatap dengan gugup.

Merlin menyipitkan matanya dan bisa melihat jika ada lapisan tipis tak terlihat yang menyelimuti dunia ini bahkan saat ruang sudah pecah.

'Apa itu?' dia bertanya-tanya dalam benaknya.

Lalu dia menggelengkan kepalanya dengan cepat dan mengesampingkan hal aneh itu.

Sebuah tangan raksasa muncul dari balik lubang, dan seperti Naga Hitam sebelumnya, ruang direnggangkan hingga makhluk itu bisa masuk.

Yang keluar kali ini adalah seorang Titan.

Seorang Titan!

Tubuhnnya sangat keterlaluan. Tingginya mencapai 60.0000 meter! Sosoknya menjulang ke langit hingga menembus awan.

BAM!

Kakinya menapak ke tanah, tapi setelah itu tubuhnya tiba-tiba terlihat seperti terhuyung akan jatuh. Jika seorang Titan jatuh, dampak kejatuhannya bisa menghancurkan dunia!

Untunglah Titan itu bisa menyeimbangkan tubuhnya dengan benar.

Baru saat setelah Titan bisa menginjakkan kakinya ke tanah, dia menyadari jika kekuatannya ...

Sangat melemah!

"Arrggghhhg! Apa yang terjadi!? Kenapa aku jatuh ke keadaan fana!? Apakah karena batasan Dao Surgawi yang menyeimbangkan dunia fana?! Mustahil! Dimensi ini terletak di ujung Alam Semesta! Tidak ada Dao Surgawi di tempat ini!" Titan itu segera meraung marah setelah mengetahui dirinya jatuh ke dalam keadaan yang menyedihkan.

Raungan itu tidak bisa dimengerti oleh penduduk dunia ini. Bahasanya sangat asing!

Tapi Tujuh Dosa Mematikan kali ini meneteskan keringat. 'Monster ini memiliki kecerdasan!'

ROOOARRRRRRR!

Sebuah nafas emas meluncur di udara seperti laser. Itu menargetkan titan yang baru saja mendarat!

BOOOOM!

Ledakan besar terjadi, sebuah kawah tercipta saat awan panas mengepul di langit, benar-benar mendidihkan atsmosfer di sekitarnya.

"Bagaimana bisa!? Ular kuning sepertimu mendapat keilahian sedangkan aku tidak!?"

Whoosh!

Suara aneh itu terdengar keras sekali lagi, dan bersamaan dengan itu, awan panas juga ikut lenyap terhempas oleh teriakannya. Titan itu sangat marah!

Kekuatan yang telah dia olah selama jutaan tahun lenyap seketika! Sekarang, kondisinya sangat menyedihkan. Keberadaannya hanya menyisakan tubuhnya yang sangat besar, tapi pada dasarnya, dia telah dipaksa menjadi seorang fana!

Titan itu sudah hidup selama jutaan tahun, dan karena kebijaksanaan yang telah dia kumpulkan, dia dengan cepat menenangkan diri. Pandangannya menyapu hamparan dunia di bawah.

"Dunia ini belum hancur. Jadi begitu, penindasan kekuatan ini menekan kekuatan pihak luar seperti kita saat masuk ke dalam dimensi ini. Inilah sebabnya semua makhluk yang dikirim telah mati."

ROAARRRRRRRR!

Dia terganggu oleh raungan itu lagi, dan saat dia menoleh ke sumber keributan, nafas panas lain telah menargetkannya. Kali ini tepat terkena di bagian mata.

BOOM!

Kepalanya berasap, tapi tubuhnya masih dengan kokoh menapak ke tanah. Tiba-tiba, tangannya yang kolosal itu mengulur ke depan.

Whoosh!

Hanya dengan lambaian lengannya, awan di langit langsung terbelah menjadi dua.

Naga Emas juga sangat marah ketika mengetahui serangannya tidak berhasil melukainya. Itu membuka mulutnya lagi, tapi kali ini tubuhnya membengkak karena kelebihan energi.

BOOM!

Itu masih mengenai kepalanya.

"Cacing sialan!!!" Titan itu meraung, tangannya yang besar terulur ingin menangkap Naga Emas.

Tapi Naga Emas terlalu gesit. Tubuhnya meliuk-liuk di udara dan bermanuver dengan ahli karena langit memang menjadi habitatnya.

"Beraninya rendahan sepertimu lari dariku, aku akan menghancurkanmu!"

Suara aneh itu menggelegar di langit sekali lagi. Semua orang masih tidak memahaminya.

Tidak tahan lagi, Naga Emas meledakkan auranya dan menunjukkan superiotas aslinya.

Naga Emas Sejati!

Seluruh dunia diwarnai emas saat kekuatan Naga Emas meluap. Auranya terasa sangat megah dan menakutkan, tapi itu benar-benar menunjukkan dominasi seekor Naga!

"Jadi inilah kekuatan asli Naga Emas...!"

Semua orang dibawah kagum dengan langit yang diwarnai terang itu. Mereka langsung bersujud dan menyembahnya.

Tujuh Dosa Mematikan tetap kagum terlepas dari mereka tahu jika Naga Emas sudah seperti peliharaan Asheel. Naga itu sangat patuh saat didepannya! Tapi mengesampingkan itu, saat ini Naga itu juga sedang berjuang bersama mereka.

"Kau ... dari ras Naga Sejati? Makhluk sepertimu berada di dunia fana...?! Dasar bajingan!!!"

Titan itu baru akan meraung lagi, tapi kekuatan tak terlihat langsung menekannya. Titan itu membelakakan matanya, giginya terkatup sangat keras.

"Brengsek, kau mengincar jiwaku...!"

Ekspresi Titan itu terlihat sangat kesakitan, tapi karena kepalanya yang berada di atas awan, tidak ada yang bisa melihatnya selain Naga Emas.

"Jika saja aku tidak ditekan...!" Titan itu menatap Naga Emas dengan kebencian di wajahnya.

Rentang hidupnya yang telah dia jalani selama jutaan tahun berakhir begitu saja! Apalagi pada makhluk yang jauh lebih lemah darinya!

Ini sangat tak termaafkan!

Titan itu sangat enggan mati dengan cara direndahkan seperti ini. Tapi mau bagaimana lagi, tidak hanya kekuatannya yang ditekan, jiwanya juga!

Tapi meski begitu, pengalaman kultivasinya selama jutaan tahun membuatnya berhasil memecah jiwanya sendiri. Jiwanya terbagi menjadi dua, saat yang satu sudah lenyap, satunya lagi melarikan diri dari dunia, berharap dia akan mengembalikan kekuatannya dan segera balas dendam terhadap Naga Emas.

Tapi...

Saat jiwanya akan keluar dari dimensi ini, sebuah lapisan tipis tiba-tiba memantulkannya.

"...." Jiwa Titan itu mencoba berulang kali, tapi tetap tidak bisa menembusnya.

Apa f*ck! Aku bisa masuk tapi tidak bisa keluar?!

Crauck!

Tiba-tiba, Naga Emas sudah berada didepannya sambil membuka mulutnya, berniat menelan jiwanya utuh!

Titan itu sudah pasrah. Lagipula, dia hanyalah fragmen jiwa sekarang dan sudah tidak bisa berbuat apa-apa lagi. Segera, jiwanya direduksi menjadi energi yang akan meningkatkan keseluruhan kekuatan Naga Emas.

Naga Emas itu sangat kenyang setelah mengonsumsi sebuah jiwa yang begitu perkasa. Kekuatannya langsung meningkat drastis!

Dia menjadi lebih percaya diri menghadapi seseorang seperti Titan lagi.

Sekarang, Titan itu sudah lenyap, hanya meninggalkan tubuh fisiknya yang begitu kolosal itu masih berdiri tegak di tanah.


Load failed, please RETRY

Tình trạng nguồn điện hàng tuần

Rank -- Xếp hạng Quyền lực
Stone -- Đá Quyền lực

Đặt mua hàng loạt

Mục lục

Cài đặt hiển thị

Nền

Phông

Kích thước

Việc quản lý bình luận chương

Viết đánh giá Trạng thái đọc: C220
Không đăng được. Vui lòng thử lại
  • Chất lượng bài viết
  • Tính ổn định của các bản cập nhật
  • Phát triển câu chuyện
  • Thiết kế nhân vật
  • Bối cảnh thế giới

Tổng điểm 0.0

Đánh giá được đăng thành công! Đọc thêm đánh giá
Bình chọn với Đá sức mạnh
Rank NO.-- Bảng xếp hạng PS
Stone -- Power Stone
Báo cáo nội dung không phù hợp
lỗi Mẹo

Báo cáo hành động bất lương

Chú thích đoạn văn

Đăng nhập