Jam sudah menunjukkan pukul setengah delapan. Semua orang sudah selesai melakukan sholat isya berjamaah di ruang tengah, kali itu Kemal yang jadi imamnya. Entah apa yang merasukinya saat itu, tapi Kemal berhasil membuat orang terkejut dengan penawaran dirinya untuk menjadi imam.
Mungkin ada Kirana juga, jadi sekalian belajar jadi imam buatnya, ya walaupun tidak pernah ada yang tahu takdir setiap orang seperti apa, tapi selagi masih bisa diusahakan kenapa tidak, siapa tahu Allah iyakan.
"Mal, bawa alat pemanggangnya ke atas roof top ya," pinta Haura kepada Kemal.
"Aku, Ra. Naik tangga sambil bawa panggangan lumayan menguras tenaga, Ra. Aku sudah mandi, kalau keringetan bagaimana. Tanggung jawab lo," balas Kemal tak terima.
Haura mengerinyitkan dahinya bingung dengan sikap Kemal. Kenapa dirinya tiba-tiba ingin selalu tampil sempurna. Kejanggalan demi kejanggalan Haura rasakan dan akan ia temukan jawabannya.