Sesampainya Firhan dirumah sakit, Abi dan Haura sudah menunggu di depan rumah sakit untuk membawa Herman. Abi memang sudah meminta para petugas kesehatan untuk menjemput ayah mertuanya itu.
Dalam keadaan penuh air mata, akhirnya mereka mengikuti arah petugas itu membawa Herman, hingga mereka harus menunggu di luar ruangan.
Haura mondar-mandir tidak jelas karena khawatir dengan kondisi ayahnya. Begitupun dengan Firhan dan Hera. Semenjak mengetahui keadaan Herman yang sudah terkapar di bawah tempat tidur, disaat itulah hati mereka tidak tenang.
Padahal, beberapa menit sebelum kejadian, Hera baru saja memberi obat untuk Herman. Namun, setelah Hera balik untuk mengambil pakaian kotor Herman, tiba-tiba ia melihat ayahnya pingsan.
Dengan cepat mereka membawa ke rumah sakit, dan untungnya hari itu libur, jadi Firhan ada dirumah. Tidak tahu bagaimana nasib Herman jika tidak segera dilarikan kerumah sakit.
"Ra, tenangkan diri kamu. Ayah baik-baik saja," bujuk Abi.