"MAHAR!!" geram Cia yang ngeliat suaminya duduk nggak berdosa dengan tatapan lurus ke depan. Siapa yang dia lihat? Si Lampir? Oh …, mata udah mulai nggak sopan. Minta di kampak sampe rumah.
"Kalo pak Dhika di sini, twins dimana?" tanya Cecil polos.
"Gue yakin dia titip sama kakek, dasar!" Cia meremas kuat garpu yang di pegangnya.
"Saya ingin mengucapkan terima kasih kepada pak Dhika, tidak menyangka jika beliau juga Angkatan di sekolah ini. Saya sangat beruntung pernah di ajar oleh beliau." Terang Maya yang membuat kepoempoeng kembali fokus ke atas panggung.
"Oh …, benarkah? Kalau begitu kita panggil pak Dhika untuk naik ke atas panggung. Guna menerima tanda mata dari mantan siswa-siswinya. Dan untuk teman seangkatan pak Dhika pasti bangga karena memiliki teman yang punya prestasi di segala bidang. Di saat waktu sibuknya beliau juga sempat menjadi kepala sekolah dan berdedikasi di sekolah ini yang kebetulan juga miliknya."