Mentari tiba-tiba tertutup awan mendung, Barrak dan Gus Za serta Gus kecil masih asik menikmati kejernihan sungai.
"Sangat nyaman di sini Gus, masih hijau dan menyegarkan mata," ujar Barrak menikmati suasana.
"Alhamdulillah semoga barokah," ucap Gu Za, Barrak mengayunkan tangannya ke udara.
"Apa sih Gus, barokah itu?" tanya Barrak menatap Gus Za yang asik mancing.
"Ada sebuah cerita tentang maksud dari barokah nanti Kang Barrak sendiri yang menilai dan artinya. Aku mengutip dari buku biografi Syaikh Syaqiq. Pada suatu hari, Syeikh al-Imam Syaqiq al-Balkhi membeli buah semangka untuk istrinya. Dan saat disantap oleh istrinya, ternyata buah semangka tersebut terasa hambar
Dan, sang istri pun marah.
Syeikh al-Imam Syaqiq menanggapi dengan tenang amarah istrinya itu, setelah selesai di amarahnya, beliau bertanya kepada istrinya dengan halus dan lembut: "Kepada Anda marah wahai istriku?
Kepada pedagang buahnya kah?
Atau kepada pembelinya? Atau kepada petani yang menanamnya?