Aku duduk di pinggiran tempat tidur dengan keadaan tubuh sudah jauh lebih baik dari dua minggu sebelumnya. Tepat di hari ke-15 ku dirawat di rumah sakit ini, akhirnya dokter membolehkan ku pulang.
Pakaianku sudah diganti, bukan lagi pakaian rumah sakit yang biru atau putih, tapi sudah diganti dengan gamis berwarna krim tua yang sempat diberikan ibu mertuaku beberapa hari lalu. Aku memakai ini karena selain menghargai pemberian umi, tapi karena aku juga menyukainya.
Baju dengan aksen melayu kuno dibagian kerah dan juga renda sederhana pada bagian dada, tidak terlalu gelamor tapi tetap kelihatan mewah.
Kualihkan pandang dengan cepat saat pintu terbuka. Kupikir bang Fahri yang datang menjemputku, ternyata suster.
"Wah, kamu sudah siap mau pulang, ya?" tanya suster yang usianya lebih tua dariku itu.
"Iya, Sus. Abang saya belum datang?"
"Belum. Mungkin sebentar lagi. Sabar, ya. Kan jadwal keluarnya jam sembilan."