"Kau tau, meski kita punya bukti yang kuat tapi jika tidak punya kekuasaan yang lebih kuat tidak ada gunanya semua bukti berharga itu. Yang aku lawan semua manusia yang membencinya, jika aku melakukan itu, maka yang sengsara adalah Rosse. Dia akan mendapat kecaman lebih dari yang bisa kita bayangkan."
"Aku paham." Sahut Levon. Dia bersyukur ternyata selama ini ada orang baik yang menyertai nyonya mudanya.
*
Di lantai dua Tommy berada di depam pintu Rosse. Dia menekan bel berulang kali sehingga pria yang sedang meringkuk itu tersentak karena terganggu.Dengan keadaan setengah sadar dia duduk dengan kepala tertunduk, penampilannya sangat kacau, dia baru bisa memejamkan mata setelah terjaga lebih dari dua puluh empat jam.
Dengan malas dia turun dari ranjang, mengambil telpon yang ada di dinding kamar Rosse, panggilan langsung tersambung di bagian luar, Tommy mengangkatnya.
"Pergi."