"Aku cukup bangga dengan diriku yang menjadi pria pertama dan satu-satunya untukmu." Rich kembali mengecup bahu polos Rosse.
"Ya, bukankah aku bodoh? Kenapa aku jatuh pada hasrat yang kau tawarkan?"
"Karena sudah seharusnya begitu. Kau jatuh padaku begitupun sebaliknya. Jangan menyesal, tidak ada gunanya."
"Aku tau." Sahut Rosse asal membuat senyum Rich tersungging.
"Rosseanne, kau ingat seperti apa ibumu? Kalau ingat, coba ceritakan sedikittentangnya, aku ingin tau seperti apa ibu mertuaku."
Rosse sedikit mendongak, dia hanya bisa melihat rahang tegas milik Rich, "kenapa tiba-tiba kau menanyakannya? Aku pikir dulu kau pernah menanyakan hal yang sama dan sudah aku jawab."
"Benarkah, aku lupa. Kalau begitu ceritakan sekali lagi, kita masih banyak waktu sebelum kembali, atau ingin bercinta lagi?"