Rosse semakin memerah, dia menatap mata Rich dan berkata, "aku terus melihat kearahnya, dia sedikitpun tidak bergerak."
"Moza, dimana dia?"
"Bersama Marry. Marry mengatakan bisa jadi aku kesulitan tidur karena Moza bersamaku."
"Kau beralasan bangun kesiangan karena susah tidur?" Dengan malu Rosse mengangguk.
Rich tersenyum, "aku suka alasanmu, karena itu benar adanya." Tangannya mulai meraba kaki Rosse dengan sensual, perlahan naik keatas.
Rosse mencengkram kuat baju Rich, "nasib baik kau bisa keluar dari kamar itu.Kenapa tidak berdiam diri di kamar papa?"
"Aku akan semakin gila jika diam di sana. Rasa takut menghantuiku." Tubuh Rosse menyentak dengan getaran sensual saat Rich meremas pelan paha bagian dalamnya.
Kamar Rosse sangat luas, ruang perapian memiliki sekat dengan ranjangnya, sangat mudah untuk bersembunyi atau masuk kedalam pintu penghubung.