Di ruang kerja Brian yang merasa dadanya sesak. dengan bukti-bukti yang mengarah, pada seseorang yang telah mengajarkannya untuk menjadi seorang yang berhati keras dan kejam agar bisa balas dendam atas kematian ibunya.
"Ben hancurkan keluarganya, dan bawa penghianat itu kesini!" Dengan penuh kemarahan, Brian menggebrak meja dengan kerasnya. tak berapa lama berapa bodyguard tengah menyeret seorang pria paruh baya, tubuhnya yang babak belur dan tangannya yang terikat kebelakang.
"Bangsattt!!! jadi musuhku ada di kandang ku!!" Brian memberikan Bogeman tepat di hidungnya. darah segar mengalir dari hidungnya. Brian benar-benar emosi bagaimana tidak orang yang telah dia anggap sebagai pamannya telah menipunya, bahkan menuruti semua perkataan.
"Katakan kenapa kamu lakukan ini padaku hhahh!!!??" tanpa memberi kesempatan untuk menjawab pertanyaannya lagi-lagi Brian memberikan pukulan kali ini tepat mengenai dadanya pria yang tak lain adalah Pak Robin orang yang berada di belakangnya untuk bangkit dari keterpurukan dan membangkitkan rasa dendamnya, yang lama dia kubur dan kini dia menyesali mengikuti semua kemauan Robin.
"Kamu pantas mendapatkannya Brian!!" dingin kata-kata untuk pertama kalinya bagi Robin pada Brian. selama bekerja dengan Brian. Robin yang bersikap dingin namun jika di depan Brian dia akan berubah menjadi lebih lembut. namun tidak ada yang tau apa maksud dan tujuannya.
"Pantas hahhaaa..kamu bilang aku pantas mendapatkannya. sekarang katakan siapa yang menyuruhmu hah!!?"
"Kamu tau siapa pembunuh ibumu hah. dasar bodoh kamu Brian, wanita yang kamu sakiti itu bukan keturunan keluarga Bramantyo hahaaa...!!!" mendengar kata yang keluar dari mulut Robin semakin membuat darah Brian mendidih tanpa ampun Brian mengeluarkan senjata api miliknya dan menembaknya di kaki Robin.
"Ben kurung dia di gudang, bunuh semua keluarganya dan seret anak gadisnya kesini. aku ingin tau bagaimana dia bisa menyelamatkan anak kesayangan saat di perkosa di depan matanya."
"Bajingan kamu Brian, lepaskan keluargaku mereka tidak tau apa-apa Brian " Robin ingin bernegosiasi dengan Brian, mungkin dengan cara seperti itu bisa menyelamatkan keluarganya.
"Brian akan aku katakan siapa pembunuh ibumu ?" Robin berfikir dengan cara ini bisa membuat keluarganya bebas dari kemarahan Brian.
"Sayang sekali aku tidak ingin mengetahui siapa pembunuh ibuku, yang aku inginkan sekarang melihat keluargamu mati dan putrimu hancur "
"Bangsat kamu Brian, aku bersumpah akan membalas perbuatanmu!!" Robin yang kehabisan cara untuk mencegah Brian membunuh keluarga gagal.
"Masih bernyali rupanya !!!" Brian menendang perut Robin dengan kencangnya. darah keluar dari mulutnya. tubuh Robin semakin melemah pandangan matanya mulai mengabur. namun sekuat tenaga dia berusaha untuk tetap tersadar dia tidak ingin putri kesayangannya menjadi pelampiasan hasrat anak buah Brian.
"Katakan bagaimana kamu mengetahui keluargaku Brian?" Robin memandang manik hitam milik Brian di dalam sorot matanya terlihat kilatan kemarahan dan kebencian.
"Kamu laki-laki bodoh Robin, kamu pikir selama ini aku tidak tau kemana kamu pergi hhaahh!!"
"Jadi selama ini kamu tau, semuanya?" Robin tidak menyadari jika selama ini gerak geriknya di perhatikan oleh Brian.
"Kamu pikir aku bodoh, membiarkanmu terus meracuniku dengan omong kosong itu. sekarang katakan atau laptop ini yang akan memberi Taukan kondisi keluargamu Robin" Devan membalikan laptopnya kearah Robin yang terkulai tak berdaya di lantai. mata Robin membulat melihat keluarganya dalam keadaan terikat dengan tali yang di beri bom.
"Bagaimana Robin, masih ingin bernegosiasi denganku lagi. baiklah jika kamu masih ingin bernegosiasi lihat, tombol yang ada di tanganku, jika aku tekan maka, aku pastikan keluargamu akan mati!!'
"Kamu benar-benar bajingan Brian!!!"
"Oke...masih berfikir. Ben perlihatkan anak gadis Robin"
"Baik Tuan" sebuah layar yang terhubung langsung dengan sebuah ruangan yang terlihat tak terawat dan seorang gadis yang meringkuk di atas tempat tidur usang. Robin yang melihat kondisi putrinya berusaha bangun mendekati Brian.
"Ben katakan pada orangmu untuk meninggalkan tempat itu sekarang" mendengar perintah dari bosnya Ben dengan cepat menghubungi orang-orangnya untuk meninggalkan tempat itu. dan dalam hitungan detik bom yang melekat pada tubuh keluarga Robin meledak. Robin melihat sendiri keluarganya tewas mengenaskan tanpa bisa menyelamatkan mereka. pandangan matanya penuh dengan kilatan kemarahan pada Brian.
"Bagaimana Robin masih menunggu lagi baik. liat pemandangan yang lebih seru lagi " Brian menghubungi salah satu anak buahnya yang berjaga di sana untuk memperkosa putri Robin.
"Bangsatttt lepaskan putriku!!!" setelah mengintruksikan pada anak buahnya. Brian berdiri dari kursinya meninggalkan Robin sendiri yang melihat bagaimana putrinya di perkosa oleh anak buah Brian.