Sejak kepergian Miko Kania merasa sangat kehilangan. Bahkan ia menjalani kehidupannya dengan penuh kepiluan. Delon yang melihat adiknya seperti ini menjadi semakin tidak tega. Kania duduk di kasurnya bersandar di bantalnya. Namun tatapannya kosong. Ia hanya diam dan merenung.
Ting tong...
Terdengar suara seseorang membunyikan bel pintu rumah mereka. Delon pun segera membuka pintu tersebut.
"Kau?" kata Delon begitu terkejut.
Devan datang dengan membawa buket bunga dan cokelat yang di kemas dalam sebuah kotak cantik. Penampilannya pun begitu rapi dan elegan. Delon juga merasa heran, apa yang sebenarnya akan di lakukan sahabat serta rekan bisnisnya itu. Walaupun umur Devan berada di bawah umur Delon, namun mereka terlihat seimbang.
"Hei, apa kau ingin mengajakku berkencan? Masuklah!" tanya Delon kepada Devan.
"Tidak. Aku ingin mengajak Kania. Kakak bolehkah aku pergi dengan adikmu?" kata Devan sembari meminta ijin kepada Delon.