Ditatapnya wajah cantik berpadukan dengan sapuan lembut pada bibir ranum. "Uh, bibir mu terasa sangat memabukkan, sayang. Rasanya aku tak pernah ingin berhenti menyatukan bibir kita ini hingga maut memisahkan." Bersamaan itu menyentuhkan bibirnya pada layar ponsel seolah sedang melumat bibir ranum dengan sangat posesif.
--
Fantasi liar yang telah Calvino ciptakan telah mengirimkan desiran hebat hingga terasa merasuk ke setiap aliran darah. "Uh, Nona Kia harus ku akui bahwa kau lah kelemahanku. Mengingat mu membuatku tak berdaya dan bersama mu membuatku sangat bergairah. Please, datanglah! Balut dinginnya malam ini dengan kehangatan. Iringi setiap hembusan angin malam dengan suara mu yang seksi itu, Manis." Ucapnya dengan kedua mata memejam rapat.
Calvino tampak menyandarkan kepalanya pada sandaran kursi. Sementara itu, jemari kekar meluncur ke bawah mengusap sesuatu yang terasa sesak di dalam sana.
Hai, guys!! Terima kasih ya masih setia menunggu kelanjutan dari cerita Calvino. Dukung selalu dengan memberikan power stone atau komentar, karena itu sangat berarti untuk kelanjutan dari cerita ini. Peluk cium for all my readers. HAPPY READING !!