Dan karena itulah, pertempuran dan peperangan yang telah berlangsung selama hampir lima ratus tahun ini, telah mencapai puncaknya.
Saat 7 keluarga besar itu, melakukan sebuah pengorbanan besar dengan cara bersekutu dengan Makhluk Kejam yang disebut dengan Demit (Iblis), mereka berhasil memanggil kotak Kejahatan yang akan mengakibatkan seluruh dunia akan menjadi berubah.
Dan kejahatan yang berhasil mereka lepaskan adalah virus yang mampu membuat manusia, tumbuhan, dan Hewan menjadi zombie.
Meski mereka mempunyai penawarnya, tetapi sesungguhnya mereka baru saja membuka kotak pandora yang lebih besar dari yang mereka tahu.
Dan hal ini hanya mampu dan di ketahui oleh mereka yang telah menjadi Abdi dalem Kerajaan Kusuma dan juga keturunan langsung oleh Sang Raja Terakhir.
Sekarang sampai disini Tuan muda seberapa paham? " Tanya Eyang Darmo kepada Jay
Mendengar semua penjelasan yang ada, Jay tampak merenung sejenak, masih agak sulit untuk dirinya bisa menerima ini semua.
Karena cerita ini seperti sebuah dongeng, yang awalnya enak untuk di dengar, tetapi kini dongeng itu berubah menjadi tragedi, karena itu benar-benar nyata dan kamu adalah bagian dari kelanjutan ceritanya.
Setelah merenung hampir 10 menit, Jay menghela nafas dan kemudian mengumpulkan fokusnya untuk menjawab.
" Baiklah Eyang Darmo, mendengar itu semua saya hanya bisa bilang wow dan betapa hebatnya cerita itu, tetapi ketika sampai bagian akhir cerita.
Dan di bagian itu terungkap fakta, bahwa saya adalah bagian dalam cerita, tentu saya terkejut dan syok, karena saya merasa apa yang Eyang Darmo ceritakan, tidak sesederhana apa yang barusan di sampaikan kepada saya.
Terlebih sekarang mereka berani, bersekutu dengan iblis nah disini bisa terlihat betapa kejam dan berdarahnya mereka, awal saya hanya berpikir untuk bertahan dan bersembunyi, kemudian hidup sederhana dengan damai, tapi nyatanya takdir berkata lain kepada saya.
Takdir berkata bahwa saya adalah salah satu kunci penyelesaian dari bencana ini, dan di hadapkan dengan fakta itu, jujur saya agak resah, tapi itu sehari yang lalu. Karena tadi pagi saya sudah mendapat jawaban yang pasti.
Sehingga tanggapan saya, ayo kembalikan kejayaan dan kedamaian di planet Gaya ini, dan untuk keluarga saya dan untuk orang-orang yang saya sayangi dan cintai" kata Jay dengan wajah yang serius dan bersemangat.
" Bagus Tuan Muda, itu yang saya harapkan, dan untuk itu ada satu amanah yang ingin saya sampaikan kepada Tuan Muda" kembali berjalan ke arah meja belajar, tapi kali ini membuka laci yang berbeda.
Saat Eyang Darmo mendekat, tampak sebuah kotak antik kecil yang di bawa dengan hati-hati menuju ke arah Jay.
" Tuan Muda, ini adalah titipan yang Tuan Besar sampaikan, karena Tuan Besar tidak sempat memberikan secara langsung kepada Tuan Muda". Menyerahkan Kotak itu kepada Jay
" Baiklah Tuan Muda, bisa membuka kotak itu perlahan, saya akan menunggu di luar, apabila Tuan Muda butuh sesuatu silakan panggil saya" membiarkan Jay untuk membuka sendiri kotak itu.
Setelah Eyang Darmo meninggalkan ruangan, Jay mulai melihat kotak yang ia pegang, kotak ini terbuat dari paduan logam dan kayu, samar-samar terasa udara yang sejuk saat memegangnya.
Entah ini nyata atau ilusi, Jay selalu merasa kotak ini membuat perasaanya yaman, sampai ia selesai melihat- lihat kotak, Jay masuk ke dalam fokusnya kembali.
Mencari lubang kunci atau sesuatu tanda, yang memungkinkannya untuk terbuka, tapi sayang setelah lama mencari ia masih tidak menemukan dimana letak dari kunci untuk membuka kotak ini.
Sampai dia yakin bahwa kotak ini tidak memiliki kunci luar, yang berarti dia harus membuka kotak ini dengan cara yang lain.
Memikirkan kotak yang dia buka pagi hari di rumahnya. Jay teringat mungkin cara ini bisa membuka kotak itu, tanpa berpikir lebih jauh, dia menggigit sedikit ujung jarinya.
Sampai ada darah kecil yang keluar, ia mulai meneteskan darahnya ke tengah kotak, yang kembali terdapat pola yang indah matahari.
Dan seperti yang ia duga, ada cahaya keemasan yang terpancar dari kotak, sampai beberapa saat cahaya itu menghilang, apa yang ada di dalam kotak, hanya sebuah batu merah yang besar.
Yang samar-samar ia rasakan, memiliki kekuatan tertentu yang terkandung di dalamnya. meletakan kotak di atas meja, ia mulai memperhatikan Batu merah di dalam kotak.
Setelah mencari pengetahuan di dalam pikirannya, ia baru tahu bahwa batu merah cantik ini, terkenal sebagai batu Merah Delima, yaitu batu yang memiliki kekuatan magis tertentu, dan banyak di cari oleh orang.
Tapi melihat ukuran yang sebesar telur ayam, Jay merasa luar biasa karena mungkin ini batu merah delima terbesar yang ia tahu, karena biasanya batu itu hanya seukuran jempol atau ujung jari.
Mengamati dengan seksama, dia tidak menemukan sesuatu yang lebih berarti, sampai saat jarinya akan menyentuh batu merah delima itu, Cincin yang ia kenakan serasa bergetar, seperti senang karena bertemu dengan batu merah delima ini.
Sampai ia mengeluarkan batu merah delima itu dari dalam kotak, dan mendekatkan dengan batu akik hijaunya, Jay kini mulai merasa arus hangat dari batu merah delima ini, tersedot masuk ke dalam batu akik hijaunya.
Dan dalam mata telanjang, ia bisa melihat bahwa ukuran batu merah delima ini, perlahan tapi pasti sedang menyusut, terserap oleh batu hijau akiknya.
Menunggu beberapa saat, sampai batu yang semula sebesar telur ayam, kini sudah mulai semakin kecil seukuran kerikil, dan tak lama " crack " batu merah delima itu pecah dan menghilang menjadi debu.
Sedangkan batu akik Hijau di tangannya, mulai bersinar dengan terang dan melahap tubuh Jay ke dalamnya.
Saat Jay membuka matanya, apa yang ia lihat kini adalah sebuah Pendopo besar yang berdiri di tengah halaman yang cantik. Dengan rerumputan dan bunga yang bertebaran di sekitarnya.
Saat diriya masih linglung, sebuah tanah di depannya bergemuruh, dan seperti keajaiban membuka jalan yang cantik di depannya, melihat arah dari jalan ini yang menuju pendopo.
Jay tahu, bahwa dia di persilakan untuk datang ke pendopo, berjalan perlahan di sepanjang jalan, Jay tidak bisa mendesah betapa lembut jalan yang ia lalui ini, jalan ini terbuat dari batu yang berwarna biru cerah dengan gradasi putih yang membalutnya.
Jika akal normal, saat menginjak seharusnya kasar dan dingin, tapi kini saat dia menginjak yang ia rasakan adalah kelembutan dari jalan ini, seperti berjalan di atas permadani yang halus dan lembut.
Terlebih ada rasa hangat dan rileks yang ia rasakan dari kakinya,menyebar ke seluruh tubuhnya memberi perasaan refresh seperti di charge ulang.
Sampai beberapa saat ia tiba di depan pendopo, baru ia sadar bentuk yang jelas dari pendopo ini.