"Tak masalah, kau sudah hebat. Justru aku salut kau bisa mengalahkan ide Namjoon. Dia orang paling pintar yang pernah kukenal, sekarang kau menjadi saingannya." Seokjin tertawa di akhir perkataannya. Sambil mencubit pinggang Namjoon, yang membuat pria itu mengaduh.
Kenapa harus aku yang dicubit? Gumam Namjoon dalam hati.
"Jadi, kembali ke permasalahan tadi. Bagaimana idemu untuk meringkas waktu sempit kita agar bisa ekfektif dan berhasil?"
.
.
Jungkook merasa berhalusinasi, masuk ke istana seperti dalam dongeng macam cinderella. Mata Taehyung tak melepas tatapannya pada Jungkook, yang terlihat berbinar dengan muka takjubnya.
Ia menarik-narik lengan baju Kim Taehyung sambil berseru. "Itu rumahmu, itu rumahmu?"
"Bukan."
"Bukan? Lalu itu rumah siapa?" Jungkook bertanya tak sabar, menunjuk-nunjuk gerbang yang mulai terbuka perlahan.
"Itu rumah kita nantinya."
Pandai sekali anak muda ini berbicara, sang supir ikut mengomentari di dalam hati.