Tải xuống ứng dụng
94.11% The Boss Is Devil / Chapter 16: 16

Chương 16: 16

Didalam kamar Emily merasakan deguban jantungnya yang tidak berhenti berdetak, dia tidak menyangka dia akan melakukan itu dengan bossnya sendiri.

"Ada apa ini, kenapa jantung aku deg degan begini?" ucapnya memegang dadanya yang berdegub kencang

Jangan sampai ia jatih cinta dengan bossnya karena ia tidak ingin itu terjadi. Dia membayangkan bagaimana jika ia menjadi sepasang kekasih atau bahkan menjadi suami istri. Mungkin Emily akan dibuat susah dengan bosnya.

"Gak akan pernah terjadi, buang semua pikiran itu Em" ucapnya diri sendiri dan menggelengkan kepalanya dengan kuat

Lebih baik dirinya mandi, dari pada dia memikirkan hal itu. Emily segera mengambil handuk dan baju didalam ranselnya setelah itu dia segera mandi.

Tidak butuh lama untuk mandi sepuluh menit kemudian dia keluar dengan baju bermotif bunga lalu ia segera tidur dengan pulasnya.

****************

Sean yang mengutuk dirinya karena kejadian itu bisa terjadi. Dia sendiri tidak tau kenapa dia bisa melakukannya. Sean duduk di tepi kasurnya coba memikirkannya, kenapa? apa dia sudah tertarik dengan sekretarisnya itu?

Dia tidak ingin memikirkan itu, lebih baik ia pergi mandi dan segera tidur karena besok acara tersebut akan diselenggarakan.

****************

Emily bangun dari tidurnya, mengambil ponselnya yang tergeletak di samping bantalnya dan melihat jam ternyata masih jam 06.00 wib. Dia segera bagun dan bersiap siap untuk mandi karena dia harus kekamar bosnya untuk segera bersiap siap.

Selesai melakukan ritual mandinya, Emily memakai baju kemeja bewarna biru muda di padu padankan dengan rok bewarna putih membuat dia semakin elegan.

Dia keluar dari kamarnya menuju ke kamar Sean, Sesampainya didepan kamar bosnya itu tiba tiba ia teringat kejadian semalam. Dia merasa malu sekarang, bagaimana ia akan bertemu dengan bosnya itu. Ah masa bodo dengan semuanya, palingan bosnys akan melupakan kejadian semalam begitu pula dengan dirinya jangan sampai dia sendiri yang menjadi baper.

Emily mengetuk pintu, beberapa kali tidak ada jawaban. Yang dia takutkan jika bosnya belum bangun tanpa berpikir panjang Emily segera ke recepcionist untuk meminta kunci cadangan, akhirnya ia mendapatkannya. Emily membuka pintu dan dilihatnya tidak ada siapapun dikanar ini. Dimana bosnya itu berada.

Dia mencari keseluruh kamar tapi nihil.

Ceklek

Suara pintu terbuka dari arah kamar mandi, Emily yang mendengar itu menghadap kearah suara itu betapa ia terkejutnya bahwa bossnya hanya memakai handuk dari pinggang ke bawah.

"Aaaaaaa!!!" Teriak Emily sambil menutup mukanya dengan kedua tangannya.

"Emily!!! Kenapa kamu ada disini" Teriak Sean tak kalah terkejutnya

Emily hanya terdiam dan melihat Sean dengan badan yang sangat indah, bahu yang kokoh idaman para wanita dibalik celah celah tangannya.

"Em!!!" teriak Sean

"Aa.. Iiya pak Maaf tadi itu... say...." gugup Emily

"Kenapa kamu melihat tubuh saya seperti ini? kamu gak ada niat perkosa saya bukan?"

"Saya pak?" ucap Emily menunjuk kearah dirinya. "Saya dikasih aja gak mau pak, masih banyak laki laki diluar sana yang lebih dari bask" elaknya

Sean memincingkan matanya "Kamu yakin Em tidak tertarik sama saya" ucap Sean melangkah kearah Emily

"Bap.. Bapak mau ngapain?"

"Saya mau memakanmu" goda Sean

Wajah Emily sangat ketakutan terlihat dari mimik wajahnya. "Bapak Vampir ya mau makan saya?" tanya Emily

"Iya saya Vampir berwajah tampan" goda Sean kembali

"Apa? Vampir tampan?" tanya Emily dengan berani

"Menurut kamu saya tidak tampan?"

"Bapak emang tampan sih, saya akui itu, tapi..." Emily memberentikan omongannya.

"Tapi?" tanya Sean bingung

"Tapi bapak itu Iblis bapak tau iblis bukan? sangat cocok dengan bapak dibandingkan Vampir"

Apa? berani berani sekali dia menyebut dirinya iblis. Sekretaris gak tau diri emang.

"Kami bilang apa? saya Iblis?"

"Iya bapak Ib... lis...." ucap Emily keluar dari kamar Sean untuk menghindari amukan bosnya.

Sean terkekeh setelah Emily pergi. Sean tidak tau lagi Emily itu sekretaris yang berani terhadap bosnya sendiri tidak ada takut takutnya

****************

Emily sedang duduk di lobby hotel sambil memainkan ponselnya. Ia menunggu bosnya tetapi sudah lima menit batang hidung bosnya belum juga ada.

Emily membuka sosila medianya tidak sengaja ia melihat foto Dafa yang baru di postingnya. Foto Dafa yang sedang duduk dipantai seorang diri. dia tersenyum teringat Dafa.

Sewaktu itu Dafa masih kuliah, dia orang baik, pinter, perhatian kepada siapapum itu yang membuat Emily menyukainya. Terkadang disaat mereka keduanya bersama sudah seperti orang pacaran tetapi memang tidak ada ikatan seperti itu. Tetapi setelah Dafa lulus kuliah mereka benar benar lost contac, tau tau ternyata rupanya dia sudah mempunyai kekasih itu membuat Emily merasa sedih seseorang yang dia cintai telah menjadi kekasih orang lain.

Dia tidak menyangka ternyata mereka dipertemukan kembali dan tanpa sengaja. Yang lebih kagetnya lagi ternyata Dafa sahabat kecil Sean

****************

Sean tiba di lobby hotel, dia melihat emily sedang termenung. Entah apa yang dilamunkannya. Sean memperhatikan sekretarisnya ini. Dia mencoba untuk memanggilnya tetapi tidak dihiraukan.

"Em"

"Em"

"Em"

Beberapa kali Sean memanggilnya tidak ada respon, dia seperti mayat hidup yang berdia. tanpa gerakan apapun.

"Emily Alexandria!" teriaknya

"Kak Dafa" ucap Emily kaget.

Sean yang bingung menaikan satu alisnya "Dafa?"

"a....anu pak it...." gugupnya

"Kamu dari tadi melamukan Dafa?" tanyanya

"Nggak kok pak" elaknya

"Saya tidak suka kalau ada karyawan saya yang termenung seperti itu. Paham!"

"Saya gak termenung pak hanya melamun aja"

"Apa bedanyanya Em, itu sama saja"

Emily terkekeh sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal

****************

Didalam ruangan banyak para CEO di seluruh Dunia berkumpul untuk bisa bekerja sama dengan CEO yang terkenal termasuk Sean dia harus memenangkan proyek ini dan bekerja sama dengannya. Dengan begitu perusahaannya semakin hebat.

Giliran Sean untuk mempresentasikan mulai, ia segera kedepan diikuti oleh Emily yang menjadi operator untuk Sean.

Emily yang melihat itu sangat lah kagum. Bagaimana tidak bosnya ini sangat lah hebat dia bisa melakukan presentasi di depan para CEO lainnya. Tidak heran jika perusahaan yang ia dirikan terus berjaya sampai dunia.

Banyak yang ingin masuk ke perusahaan itu, termasuk dirinya. Maka dari itu dia tidak peduli jika harus melakukan perintah bosnya yang mengada ngada.

"Bapak keren" ucap Emily saat Sean selesai mempresentasikan proyeknya.

"Memang dari dulu saya keren" ucapnya sombong

Emily bergidik kesal. Kesombongannya itu tidak pernah berubah selalu saja pamer.

Pengumuman untuk siapa yang memenangkan proyek ini akan diumumkan minggu depan. Para CEO berhamburan keluar untuk makan siang. Begitu juga dengan Emily dan Sean

"Em" panggil Emily saat mereka makan

"Iya Pak" ucapnya

"Hmm... soal semalam saya minta maaf, saya gak bermaksud untuk melakukannya"

"Bapak suka yak sama saya?" ucap Emily

"Saya suka kamu? mustahil Em, saya suka kamu"

"Tapi kenapa bapak mencium saya?"

"Sa...saya hanya penasaran saja"

What! apa kata Sean hanya penasaran saja. Apa dia tidak tau bahwa dirinya baper dengan tindakannya. Bosnya ini memang tidak punya perasaan.


Chương 17: 17

Setelah melakukan presentasi, mereka memutuskan untuk pergi makan karena jujur perut Emily sudah ingin diisi.

"Sean" panggil seorang wanita otomatis keduanya melihat asal suara

"Dara" gumam Sean

Dara segera menghampiri mereka dengan sedikit berlari kecil

"Ngapain kamu kesini?"

"Ketemu sama kamu"

"Tau dari mana kamu aku disini"

"Mama kamu siapa lagi"

"Ah mama" gumamnya

"Kenapa sih, kayak gak senang aja aku disini" rajuknya

"Bukan gitu Dar, aku disini lagi kerja ngapain kamu kesini"

"Aku kangen sama kamu" ucapnya sambil memeluk Sean

Emily yang sedari tadi diam ingin pergi dari sini, karena dia merasa seperti tidak dianggap kehadirannya

"Pak saya permisi duluan"

Sean segera melepaskan pelukan Dara, melirik Lea sebentar. "Kamu tunggu saya sebentar"

Mau tidak mau Emily menunggunya, dia kesal dengan bosnya semena mena mengaturnya padahal perutnya sudah berbunyi dari tadi.

"Ya udah sih, kalah dia memang mau pergi kenapa kamu larang?" ucap Dara menatap Emily dengan tidak suka

Kenapa dia jadi kesal dengan Emily. Emily sedari tadi diam. Sebenci itu Dara sama Emily.

"Dia sekretaris aku, jadi dia harus ada disamping aku"

"Tapi aku bisa kok"

"Kamu beda Dar"

"Apa bedanya?"

"Aku udah bilang dia sekretaris aku, sedangkan kamu bukan siapa siapa aku"

"Kam...."

"Lebih baik kamu pulang Dar" potong Sean

"Aku gak mau!" teriaknya setelah Sean menarik tangannya

"Emily, kamu duluan saja" ucapnya lalu pergi meninggalkan Emily

"Dari tadi kenapa, gak tau apa perut aku udah minta diisi kejam banget sih" rajuknya lalu pergi dari sini.

****************

Dara dan Sean duduk disebuah taman hotel.

"Kenapa sih kamu. Sakit tau" ucap Dara mengelus pergelangan tangannya yang sakit akibat ditarik oleh Sean

"Kamu buat malu, kenapa sih kamu selalu datang?" ucap Sean setelah mereka berada di taman hotel

"Siapa yang buat kamu malu, aku kesini karena aku kangen sama kamu"

"Kangen? sama aku?" Sean memiringkan senyuman. "Sadar Dar, kamu itu sudah punya suami"

"Aku ingin pisah" gumam Dara hampir tidak terdengar

"Pisah? kamu yakin?"

"Yakin Sean, aku ingin kembali sama kamu"

"Gila!" teriak Sean

Dara sontak kaget saat Sean teriak membuat orang melihat kearah mereka

"Lebih baik kamu pulang dan jangan temui aku lagi"

"Tapi aku cinta sama kamu"

"Bulshit Dar, dulu kamu kemana aja ha! sekarang aku gak percaya yang namanya cinta semenjak kamu memilih pergi bersama orang lain"

"Sean aku minta maaf"

"Pergi Dar, aku ingin sendiri"

"Sean" ucap Dara memegang tangan Sean tetapi Sean menepisnya

"Pergi dar"

"Oke aku akan pergi tapi ingat aku gak akan pernah nyerah"

"Terserah"

Dara berdiri dan mengambil tasnya pergi dari hadapan Sean.

Sean menundukkan kepalanya memikirkan apa yang barusan terjadi. Sean tidak habis fikir kenaa dia datang disaat hatinya mulai sembun. Sebenarnya ia masih sangat mencintai Dara tetapi ia tidak mungkin merebutnya. Sekalipun ia berpisah nantinya.

****************

"Akhirnya perutku kenyang juga" ucapnya

Emily merasa bosan saat kembali ke kamar hotel dan memutuskan untuk berjalan jalan sebentar ditaman. Saat ia berjalan Emily melihat bossnya sedang duduk melamun. Selama ia bekerja di perusahaan Sean baru kali ini ia melihat dirinya melamun seperti itu. Apa karena Dara?.

Emily mencoba menghampiri bossnya.

"Pak" panggil Emily

Sean mengangkat kepalanya saat ada yang memanggilnya

"Apa Em, saya gak mau berdebat"

"Siapa yang mau berdebat sama bapak sih. Saya tuh kesini liat bapak lagi ngelamun makanya saya kesini"

"Terus kenapa kamu kesini?"

"Bapak galau ya ditinggal sama mbak Dara?"

"Tau apa kamu"

"Keliatan dari muka bapak"

"Emang muka saya kenapa?" Sean heran

"Bapak lagi galau"

"Sok tau kamu"

"Nih pak buat bapak?" ucap Emily memberikan Es cream ditangannya

Sean menyengitkan dahinya "Es cream?"

"Iya pak, ini buat bapak"

"Kamu kira saya anak kecil kalau lagi sedih dikasih es cream?"

"Bapak tau gak? es cream ini bisa membuat perasaan kita jadi ceria kembali

"Kata siapa?"

"Saya pak"

"Ck Aneh"

"Kok aneh sih. Saya udah baik sama bapak malah dibilang aneh"

"Pergi kamu!" usir Sean

"Nyebelin banget sih" ucap Emiy pergi begitu saja.

Sean yang mendengar itu langsung menggelengkan kepalanya dan merasa bosan ia kembali kekamar.

****************

Keesokan paginya mereka bersiap siap untuk pulang. Karena besok sudah melakukan aktivitas seperti biasa.

Emily berjalan menuju kamar bossnya dan segera mengetuk pintu kamarnya.

Tok tok tok

"Pak.... pak.... bapak sudah bangun" ucap Emily mengedor ngedor pintu kamar bosnya.

Mendengar itu Sean yang masih tertidur terbangun membuat telinganya sakit dengan gedoran itu.

Sean bangum dengan malasnya dan membuka pintunya.

"Berisik banget sih" ucap Sean seteah membuka pintu tersebut

"Bapak masih tidur?"

"Kalau saya masih tidur gak mungkin saya ada didepan kamu sekarang"

"Ck. Maksud saya itu bapak baru bangun. Baak ga mau pulang?"

"Emang jam berapa sih"

Emily yang mulai kesal dengan bossnya ini melihatkan jam tangannya ke Sean. Sean yang masih belum sadar sepenuhnya dari tidur tiba tiba matanya melebar melihat jam ditangan Emily menunjuksn angka sepuluh.

"Kamu kenapa baru bangunkan saya sekarang Emily?"

"Kenaa saya yang salah. Kan bapak yang bangunnya siang" kesal Emily

"Kamu ingat peraturannya boss gak pernah salah" ucapnya

Ha. Begini lah bossnya jika salah, pasti ujung ujungnya Emily yang salah sangat menyebalkan.

"Males tau ngadepin bapak, mendingan saya pergi dari sini" ucap Emily saat hendak pergi

"Tunggu!" ucap Sean mencengkal tangan Emily

"Apa lagi pak?"

"Kamu siapin baju saya, jangan hanya disini senang senang saja ya kamu tetap kerja disini"

Emily mendengus kesal dengan muka masamnya dia segera masuk dan menyiapkan keperluan bosnya dan menyusun baju baju ke dalam tas Sean

Sementara Sean segera mandi tampa memandang Emily yang sedang sibuk membereskan barang barangnya.

"Menyebalkan sekali, tersiksa banget sih jadi karyawan. Gak dibagunin salah dibangunin juga salah" ucap Emily kesal

Emily membayangkan jika ia menjadi istri bossnya. Bisa bisa dia dijadikannya babu bukan seorang istri. Amit amit jika ia menjadi istri bossnya. Dia tidam ingin itu sampai terjadi. Walaupun bossnya itu tampan tapi jika ia seperti itu dia juga tidak akan mau.

Selesai merapikan barang barang bosnya Emily segera pergi dari kamar bossnya.

"Pak saya sudah beresin semuanya ya, saya tunggu di lobby" teriaknya

"Bisa gak sopan, gak sopan banget teriak teriak gitu. Sekalian bawakan tas saya masuk kedalam mobil. Kuncinya ada di atas meja" perintahnya

Emily semakin cemberut dengan kelakuannya bosnya yang menyuruhnya seperti pembantu.

****************

Didalam perjalanan mereka sama sama diam tidak ada yang saling bicara hanya suara musik yang terdengar di dalam mobil.

Sean melirik sekilas kearah Emily, ternyata ia tertidur. Tidak heran jika sekretarisnya ini dibawa dinas keluar kota ia pasti tidur selama diperjalanan, dia akan terbangun jika sudah sampai ditempat tujuan. Tapi Sean juga senang jika ia seperti ini, tidak akan ada suara bawelannya yang suka menentang perintahnya.

Beberapa jam kemudian mobil sampai di depan rumah Emily. Sean mencoba membangunkan dengan memanggil namanya tetapi ia tetap tertidur seperti bayi cukup menggemaskan

"Em, bangun udah sampai" ucap Emily tetapi tetap saja ia tidak terbangun

"Emily Alexandria" teriaknya

Emily yang meneriaki namanya segera bangun mengucek ngucek matanya melihat sekitarnya. Jarak antara Sean dan Emily begitu dekat

"Bap.. bapak mau ngapain jangan macam macam sama saya" ucap Emily mendorong badan Sean kearah pintu

"Aww, Em kasar banget sih"

"Bapak aja yang duluan deketin wajah kesaya, ya saya kaget lah"

"Saya gak akan deket deket sama kamu. Males banget" ucapnya

"Kalau males kenapa bapak waktu itu mencium saya?"

"Saya khilaf"

Enteng sekali ia berkata seperti itu. Sangat sangat menyebalkan. Awas aja akan ia balas suatu saat nanti. Emily yang merasa kesal keluar dari mobil tanpa mengucapkan apa apa.

"Menyebalkan banget tuh boss"


Load failed, please RETRY

Chương tiếp theo sắp ra mắt Viết đánh giá

Tình trạng nguồn điện hàng tuần

Đặt mua hàng loạt

Mục lục

Cài đặt hiển thị

Nền

Phông

Kích thước

Việc quản lý bình luận chương

Viết đánh giá Trạng thái đọc: C16
Không đăng được. Vui lòng thử lại
  • Chất lượng bài viết
  • Tính ổn định của các bản cập nhật
  • Phát triển câu chuyện
  • Thiết kế nhân vật
  • Bối cảnh thế giới

Tổng điểm 0.0

Đánh giá được đăng thành công! Đọc thêm đánh giá
Bình chọn với Đá sức mạnh
Rank 200+ Bảng xếp hạng PS
Stone 0 Power Stone
Báo cáo nội dung không phù hợp
lỗi Mẹo

Báo cáo hành động bất lương

Chú thích đoạn văn

Đăng nhập

tip bình luận đoạn văn

Tính năng bình luận đoạn văn hiện đã có trên Web! Di chuyển chuột qua bất kỳ đoạn nào và nhấp vào biểu tượng để thêm nhận xét của bạn.

Ngoài ra, bạn luôn có thể tắt / bật nó trong Cài đặt.

ĐÃ NHẬN ĐƯỢC