"Kamu tahu? Aku diusir dari rumah, gak tahu apa penyebabnya. Aku sedih banget, ditambah lagi tadi aku kaget karena denger kamu kecelakaan. Kamu tahu, gimana rasanya? Rasanya itu shock banget, Ano."
Melody memejamkan kedua manik matanya. Dia melepas genggamannya dari jemari kekar Rivano. Dan, menyentuh pipinya yang tadi siang ditampar oleh William, Ayahnya.
Jika mengingat kejadian itu, Melody tidak habis pikir. Seharusnya Ayah itu memberikan perlindungan untuk anak-anaknya, Ayah juga harus bisa menjaga hati anaknya, bukan malah memberikan tamparan.
"Perih, Ano. Hati aku udah sakit banget, aku gak tahu lagi harus gimana. Aku butuh kamu, Ano. Aku butuh kamu..."
Melody menggenggam kembali jemari Rivano, dia merasakan jemari itu bergerak beberapa kali. Tentu, Melody kaget saat merasakan jari itu bergerak. Kedua manik mata Melody bergerak melihat wajah Rivano, dan saat itu juga Melody melihat kedua manik mata Rivano sudah terbuka.