Mengubah kebiasaan itu tidak semudah membalikkan telapak tangan.
Seorang pria paruh baya bertubuh tegap memakai seragam abu-abu hitam, pria itu merupakan salah satu prajurit anoa yang memutuskan membelot dan mengikuti ideologi Jenderal Thougha. Dia berjalan menyusuri koridor sambil membawa nampan dengan piring berisi makanan dan satu gelas berisi air mineral.
"Tunggu!"
Ia berhenti saat mendengar suara dari belakang dan agak terkejut saat melihat pemuda berambut putih dengan aura kuat berjalan ke arahnya.
Saat pemuda itu berdiri dua langkah di depannya, ia jadi tegang. Ia ingin mengatakan sesuatu tapi lidahnya terasa kaku sehingga ia hanya bisa mengeluarkan suara 'A' saja.
Mata kuning Zero menatap nampan yang pria tersebut pegang. "Apa itu untuk gadis bermata biru?" tanyanya.
Walau merasa tegang si anoa itu berusaha menjawab pertanyaan yang diajukan Zero kepadanya. "Um. I-iya."
"Berikan padaku," ucap Zero mengangkat kedua tangannya.