Aku pun terkesiap sampai menoleh, mata Mike yang terluka betul-betul jauh dari ekspektasi.
"Aku hanya ingin bicara denganmu ...."
Oke? Jika benar begitu lantas apa selanjutnya?
Maksudku, buat apa dia bicara padaku? Urusan apa? Bukankah kita dua orang yang teramat asing? Memang ada masalah lain ya selain hutang kemarin? Namun, aku tetap mengangguk menurutinya. Toh tak kegiatan lain juga. Hatiku ringan karena tak ada beban hutang padanya lagi. Ini bisa diartikan dengan obrolan biasa.
"Oke, apa? Aku di sini dan siap mendengarkanmu."
"Aku tertarik padamu."
Bola mataku langsung membola. ".... hah?'
Tunggu—kenapa to the point seperti itu? Dia sama sekali tidak memikirkan mental health-ku ya? Atau respon dariku, mungkin?
"Oh, sudah mengira kok. Terus kenapa? Aku tidak bisa berhubungan denganmu."
"Karena kau tidak suka seks sesama pria?"
"Ya, tentu itu salah satu alasan terkuat."
"Selain itu?"