Saat Emery membuka matanya, dia mendapati dirinya berbaring di hamparan rumput yang rimbun, menghadap ke langit biru yang megah. Mendengar kicau burung dan melihat dedaunan menghijau jatuh perlahan ke tanah. Dia tidak bisa menahan senyum tipis. Itu adalah pemandangan yang akrab namun asing, pemandangan yang jauh berbeda dari semua keajaiban Akademi.
Perlahan bangkit ke posisi duduk, Emery meregangkan tubuhnya dan merasakan angin sepoi-sepoi membelai kulitnya.
"Aku sudah kembali, bukan?" gumam Emery, saat matanya berkeliaran, mencoba mencari tahu di mana dia berada saat ini.
Emery menarik napas dalam-dalam, menikmati lembutnya sinar matahari, mengagumi alam yang indah dan mencium harum rerumputan. Dia berkata pada dirinya sendiri sambil tersenyum, "Aku pulang."
Dia secara bertahap bangkit dan akhirnya menyadari bahwa dia berdiri tepat di sebelah jalur kuda.