"Nggak papa, kamu udah berusaha. Dari pihak Gian sama Gino juga Bunda bisa ngewajarin reaksi mereka yang kayak gitu."
Baru satu langkah Nevan melangkahkan kakinya di kamar rawat Gina, sambutan perkataan dari Bundanya hanya bisa membuat Nevan mengukir seulas senyum tipis. Matanya sayu, lingkar hitam tercetak jelas di bawah matanya.
Nnevan tidak tidur semalaman.
Pikirannya hanya tertuju ke arah Gina yang keadaannya semakin buruk. Tingkat kesadarannya juga mulai menurun dan sepertinya sulit untuk dirtingkatkan kembali.
"Bunda." Nevan memanggil ketika dirinya sudah duduk di kursi tepat di samping ranjang rawat Gina.
"Apa di bawah alam sadar Gina, dia memang bener-bener nggak mau bangun?"
Putus asa. Nevan seolah sudah menyerah untuk memperjuangkan kesadaran Gian yang setiap harinya tidak menunjukkan sesuatu yang baik. Sebelum kebakaran itu pun, Gina terus saja menginginkan kematian.