"Kau yakin akan melakukan itu?" tanya Taeyong sekali lagi pada pria didepannya. Saat ini mereka berada di kafe yang sengaja dipilih jauh dari lingkungan mereka untuk menjaga rahasia tentang pertemuan mereka.
Taeyong tidak begitu mengerti kenapa pria di hadapannya itu mau melakukan hal seperti itu hanya untung membantunya. Tetapi melihat pria itu bersikap tenang, ya Taeyong tidak akan munafik untuk berterima kasih padanya. Rencana Rose untuk membuat Baekhyun dan Chanyeol sunbae berpisah dijadikan oleh mereka sebagai jalan untuk melancarkan rencananya mereka sendiri.
Taeyong selalu ingin membuat gadis itu bahkan keluarganya merasakan apa yang dulu pernah dialami olehnya. Dan menjadikan rencana Rose gagal adalah agendanya untuk membuat keinginannya itu tercapai. Bukan hanya menyelamatkan Baekhyun sunbae, tetapi juga membuat Rose dan keluarganya kehilangan wajah di depan banyak tamunya malam pesta putri kebanggaannya.
"Dengan aku masuk ke rencana Rose buat ngejatuhin Baekhyun, aku bisa bikin rencana yang bisa membalikkan keadaannya." kata pria itu dengan tenang. "Tapi aku perlu beberapa orang buat bantu rencana itu dan ya kamu tinggal tunggu kapan giliranmu untuk membantu Baekhyun." sambungnya.
"Tapi Jay, kamu yakin kalau Rose atau Joy gak akan ngeh?" tanya Taeyong, ia hanya takut jika pria itu malah membuat dirinya sendiri terperangkap oleh rencana yang sudah mereka buat.
"Tenang aja. Mereka berdua benar-benar tertipu kali ini, bahkan keluarga picik itu sedang bersenang-senang karena yakin jika rencana mereka berhasil." ucap Jaehyun dengan seringai yang menghiasi wajahnya.
★★★
Joy sebenarnya sangat malas berada disini, terutama melihat wajah Rose yang memuakkan itu. Tetapi demi rencana itu dan juga ia tidak ingin Rose secara diam-diam merubah kesepakatan mereka. Siapa yang tau apa yang ada dipikiran gadis licik itu, oh jangan lupakan jika Joy juga sama liciknya.
Saat ini kediaman keluarga Kim tengah ramai dipenuhi oleh orang-orang yang sedang sibuk mengerjakan persiapan untuk pesta nanti malam —pesta ulang tahun Rose dan Joy datang bersama sahabat juga 2 orang pria yang akan membantu rencana itu berjalan dengan lancar.
"Papih, apa semua rekan kerja papih sudah setuju untuk datang?" tanya Rose pada ayahnya yang sedang duduk di sofa panjang bersama istrinya itu.
"Tenang saja, putriku. Papih akan membuat acara nanti malam menjadi lebih dramatis." ucap tuan Kim, "bahkan jika perlu, kita akan membuat seluruh keluarga Byun itu hancur bersama dengan skandal anak kesayangannya itu." lanjutnya dengan seringai licik.
Tanpa Joy repot-repot bertanya, ia sudah tentu tau kenapa keluarga ini setuju dengan usulan putri tunggalnya tentang menjebak Baekhyun pada malam pestanya. Bukan hanya putrinya yang licik, kedua orangtuanya pun sama-sama picik! Tuan Kim pasti sangat ingin menghancurkan keluarga Byun sampai-sampai ia tidak peduli tentang apapun. Joy? Joy hanya menginginkan Park Chanyeol menjadi kekasihnya tanpa perlu membuat keluarga Byun terseret dalam hal ini. Tetapi apa boleh buat, malah ini menjadi keuntungan tersendiri baginya. Jika rencana ini gagal dan keluarga Kim disalahkan, sudah pasti Rose akan gagal mendekati Chanyeol. Itu artinya saingannya berkurang tanpa perlu repot-repot menyingkirkannya, bukan?
Tetapi hanya satu yang mengganjal dipikirannya. Kedua pria yang bersama dengan mereka 2 minggu lalu dan menawarkan kerjasama untuk menyingkirkan Byun Baekhyun. Entahlah, ia hanya merasa ada sesuatu yang tidak nyaman. Yeri yang memperkenalkan mereka padanya dan menurut Yeri, mereka bisa membantu melancarkan rencana itu. Yah, tetapi Joy tidak akan bersusah payah untuk mencari tau toh jika gagalpun Rose yang akan menjadi kambing hitamnya.
"Sepertinya kita harus bersulang untuk keberhasilan kita malam ini." ucap tuan Kim yang mengangkat gelas wine ditangannya dan diikuti oleh mereka yang berada disana.
"Untuk jatuhnya keluarga Byun!" ucap tuan Kim diikuti oleh mereka semua.
★★★
"Jadi apa yang akan kita lakukan?"
"Tidak ada."
"Kau akan duduk diam sementara kekasihmu akan dipermalukan?!" teriak Kris pada Chanyeol yang hanya diam membaca laporan yang diberikan oleh sekretarisnya. Sedangkan teman-temannya yang lain menatap Kris juga Chanyeol dengan waspada. Kris marah itu sudah sangat menakutkan tetapi seorang Park Chanyeol diam itu lebih jauh menakutkan. Entah apa yang ada di dalam pikirannya, teman-temannya tidak ingin mencari tau lebih dalam.
"Tenanglah, Kris. Chanyeol pasti punya rencana lain." kata Suho menenangkan kawannya itu.
"Bukan aku yang akan bergerak. Kalian dan juga orang itu." ucap Chanyeol dengan seringai yang tidak pernah dibayangkan oleh sahabat-sahabatnya itu akan muncul lagi setelah beberapa tahun.
"Dasar psikopat gila! Kau ingin menghancurkan mereka lewat dia?" rutuk Sehun yang sedari awal hanya diam, tetapi saat Chanyeol menyebutkan orang itu ia tidak bisa lagi untuk duduk tenang.
"Aku tidak memintanya, dia yang datang sendiri dengan rencananya itu padaku." sanggah Chanyeol dengan santai.
"Setidaknya beritahu kami apa yang akan kalian berdua lakukan." ucap Kai dengan nada penasarannya. Sumpah mati, dua orang di hadapannya ini benar-benar memiliki pikiran yang tidak akan pernah dimengerti oleh orang waras macamnya.
Psikopat, eh?
Katakan saja Chanyeol dan pria di hadapannya ini memang psikopat gila. Bukan hanya kemampuan memanipulasi keadaan ataupun impulsif yang sudah mereka lakukan seukur hidupnya. Siapapun yang mengenal mereka berdua hanya akan melihat sisi baik ataupun indahnya saja, tetapi tidak. Tidak untuk para sahabat-sahabatnya yang sudah berada di sirkel ini selama bertahun-tahun. Mereka paham dan mengerti bagaimana watak dan juga peringai dari keduanya.
Tetapi Kai dan juga yang lain masih tidak tau sama sekali kenapa mereka tidak boleh berinteraksi dengan orang itu di kampus bahkan diluar lingkungan. Alasan yang mereka berikan tidak pernah masuk akal dan saking lelahnya mereka, akhirnya tidak ada satupun dari mereka bertanya lagi dan hanya mengiyakan permintaan dari orang itu.
"Kapan akan dilakukan?" tanya Chanyeol pada orang yang duduk disampingnya itu.
"Tepat saat kembang api dinyalakan."
★★★
DUAR! DUAR!
Suara kembang api menyeruak dan menghiasi malam yang cerah itu. Para tamu dengan serempak mendongakkan kepalanya mengikuti satu persatu kembang api yang dinaikkan. Riuh dan pekik suara terdengar karena kaget membuat suasana disana lebih ramai. Baekhyun dan teman-temannya pun mau tidak mau merasa kagum akan acara kembang api tersebut. Beberapa kali mulut mereka mengumamkan seruan kagum, hingga saat...
Byuurrr!
"ADA YANG TENGGELAM!!"
"Siapa yang terjatuh?!"
"BAEKHYUN-AH!!!"
Dengan cepat saat Chanyeol ingin menyelamatkan Baekhyun, tetapi lengannya ditahan oleh seseorang dan salah seorang disana menceburkan dirinya lebih cepat dari Chanyeol dan menarik tubuh Baekhyun yang basah kuyup ke tepi kolam. Sedangkan Chanyeol meradang melihat seseorang yang tadi menahan tangannya itu Rose dan ia menghempaskan tangannya lalu berlari menghampiri Baekhyun.
"Omo! Baekhyun-ah.. Kau gak apa-apa?" Luhan yang dengan nada panik menghampiri Baekhyun. Untung saja Baekhyun masih dalam keadaan sadar tanpa luka apapun di tubuhnya.
"Sayang!!!" Chanyeol dengan cepat melepaskan jasnya dan memberikan pada Baekhyun tetapi itu tidak membuatnya menjadi lebih hangat.
"Omo..! Kau tidak apa-apa, sunbae?" Rose mendekati mereka dan membuat wajah seolah-olah kaget. "Hmm, bagaimana jika kau berganti baju saja?" kata Rose yng melihat Baekhyun basah kuyup.
"Kau bisa memberikan baju ganti padanya?" tanya Luhan pada Rose yang dijawab dengan anggukan. "Lebih baik Baekhyun berganti baju, daripada nanti masuk angin setelah itu kalian bisa pulang." sambungnya lagi pada Chanyeol.
"Ayo, sunbae. Aku akan mengantarkan sunbae ke kamarku dulu." kata Rose yang langsung menarik lengan Baekhyun. Tetapi sebelum itu Taeyong langsung menarik tubuhnya lebih dulu sebelum Rose.
"Biar kubantu, sunbae. Rose, kamu bisa tunjukkan dimana kamarnya, kami akan mengikutimu." kata Taeyong yang membuat Rose memberikan pelototannya tanda tidak setuju tetapi Taeyong seolah-olah tidak menyadarinya.
"Baiklah."
"Pergilah, aku akan menunggumu sayang." kata Chanyeol sambil mengecup pelan kening Baekhyun sebelum ia dan Taeyong pergi.
Setelah melihat mereka bertiga menjauh pergi, Sehun langsung memantau sekelilingnya untuk memastikan tidak ada Joy atau keluarga dari Kim di sekitar mereka. "Lakukan sekarang dengan cepat!" ucapnya dan membuat Xiumin juga Luhan bergerak mengikuti kearah Rose pergi
"Kami juga akan pergi." ucap Suho, ia dan Kris lalu pergi ke dalam rumah itu lagi untuk mencari tau apa yang sedang dilakukan oleh pemilik rumah tersebut. Sedangkan Jongdae dan juga Kyungsoo sudah berada di posisinya bahkan sebelum pesta kembang api itu dimulai.
***
"Jadi, apa alasanmu untuk datang ke pestaku? Setauku, aku tidak pernah mengundangmu!" tanya Rose dengan nada dingin pada Taeyong.
"Alasanku? Hanya ingin membuatku kesal saja, tidak lebih." jawab Taeyong dengan santai.
"Oh, apakah anak pungut ini sedang ingin memperlihatkan seberapa kuatnya dirimu di hadapanku?" ucap Rose sinis tetapi Taeyong tidak menunjukkan raut apapun diwajahnya. "Setelah berganti baju lebih baik kau pergi dari sini, Baekhyun biar aku yang mengurusnya." kata Rose yang membuka pintu kamar untuk Taeyong.
"Aku tidak janji untuk itu." balas Taeyong yang berhenti di depan Rose, "Tetapi aku berjanji untuk membuatmu frustasi seumur hidup karena keberadaanku..." sambungnya lagi. "sist."
"Bajingan sialan!!" ucap Rose yang langsung mendorong Taeyong masuk ke dalam kamar itu dan menutupnya dengan keras dan pergi dengan kesal. Tetapi setelah beberapa saat, ointu kamar yang Taeyong masuki itu dibuka dari luar dan memperlihatkan seorang gadis.
"Mereka sudah bergerak. Bantu kami mengangkatnya, sialan!" ucapnya kesal tetapi hanya dibalas tawa oleh Taeyong.
Ia tidak berniat sedikitpun untuk mengganti bajunya, ia hanya ingin masuk ke akses yang diberikan oleh Rose sendiri. "Dasar lemah!" cibir Taeyong pada gadis itu saat melewatinya.
Disisi lain,
"Si—siapa?" ucapnya takut-takut. Tetapi pria itu hanya menyeringai kearahnya.
"Hahahaha... Apa kau ketakutan manis?" ucap pria itu yang membuat Baekhyun semakin ketakutan.
"Oh, tidak perlu tau siapa aku. Tapi aku akan pastikan malam ini kita akan menikmatinya dengan penuh kebahagian kare—"
"AW!"
"Berhenti main-main! Kau tidak liat wajahnya sudah ketakutan begitu?!" ucap Taeyong yang tadi memukul bagian kepala pria itu.
"Aish, aku kan hanya bercanda!" ucapnya sambil meringis kesakitan. Benar-benar tenaga Taeying tidak bisa disepelekan. Hampir saja batok kepalanya pecah karena pukulan itu.
"Sunbae, lebih baik kita keluar. Biarkan mereka yang mengerjakan sisanya." ucap Taeyong menarik tubuh Baekhyun yang diam kebingungan, tetapi ia merasa lega saat melihat Kyungsoo, Luhan, Jongdae dan Kai masuk ke dalam kamar itu.
"Pergi cepetan, waktu kita gak banyak." ucap pria yang tadi menakutinya. "Ah, hampir lupa. Senang bertemu denganmu lagi, Baekhyun." sambungnya saat Baekhyun berpapasan dengannya.
"Siapa?"
"Kau melupakanku?" tanyanya dengan nada memelas. "Tidak masalah kalau kau lupa, kita akan mengingat momen itu lagi nanti." sambungnya.
Baekhyun, Taeyong dan Kyungsoo berlari menuju arah yang berlawanan dari pertama mereka masuk. Sebenarnya Baekhyun penasaran kenapa Taeyong sepertinya begitu hapal dengan tempat ini. Tetapi menahan pertanyaannya itu, nanti setelah ini selesai ia pasti akan menanyakan banyak pertanyaan yang menghampirinya sejak pertama ia bertemu dengan Taeyong.