Tải xuống ứng dụng
4.94% Suamiku pilihan ayah / Chapter 9: 9. Pertemuan Alex dengan Reza

Chương 9: 9. Pertemuan Alex dengan Reza

Setelah beberapa menit alex berada di dalam lift, akhirnya lift pun terbuka alex bergegas melangkahkan kakinya menuju keluar dari dalam lift untuk menuju tempat dimana ruangan Reza berada, Alex terlihat mengedarkan pandangannya melihat dimana ruangan reza berada.

Seketika Andi asisten reza melihat kedatangan Alex yang terlihat mencari sesuatu langsung memanggil Alex.

"Pak alex?" panggil Andi menghampiri alex.

Alex menoleh ke asal suara yang memanggil namanya.

"Iya pak andi." ucap Alex dengan senyum sekilas di wajahnya.

"Apa kabar pak alex?" tanya Andi berjabat tangan dengan alex.

"Alhamdulillah kabar saya baik pak

andi, pak andi sendiri bagaimana?" tanya Alex melepaskan jabat tangan andi.

"Alhamdulilah saya baik juga pak alex, pak alex saya lihat mencari sesuatu, apa pak Alex ingin bertemu pak reza?" tanya Andi melepaskan jabat tangan dari alex.

"Iya pak Andi, saya ingin bertemu dengan pak reza?" ucap Alex.

"Oh...pak reza ada di dalam ruangannya pak alex, itu! silahkan bapak masuk saja." ucap andi menunjukkan ruangan reza.

Cerita singkat Alex.

Alex pernah datang ke perusahaan malik surya grup, sebelum adanya perubahan didalam perusahaan.

"Baiklah, terima kasih pak Andi saya! permisi pak ke ruangan pak reza." ucap Alex.

"Iya pak, silahkan pak alex." ucap Andi.

Alex berlalu jalan menuju ruangan reza setelah berpamitan dengan andi, tak lama jalan kini alex sudah sampai didepan ruangan reza, alex langsung membuka pintu ruang reza yang tak dikunci.

Ceklekkk

"Permisi pak reza, apa saya boleh masuk?" ucap alex didepan pintu ruangan Reza.

"Silahkan pak alex." ucap reza berdiri dari kursi kebesaran nya.

"Apa kabar pak reza?" ucap alex menghampiri reza dan menjabat tangan Reza.

"Alhamdulilah saya baik, pak alex sendiri bagaimana?" tanya Reza menerima jabat tangan Alex.

"Alhamdulilah baik juga pak reza."ucap alex melepaskan jabat tangan reza begitu dengan reza melepaskan jabat tangan nya.

"Silahkan duduk pak alex." ucap reza dengan menunjukan kursi di depannya.

"Baik pak reza." ucap Alex menduduki kursi di depan reza.

"Apa kabar dengan pak wisnu, pak alex?" tanya reza.

"Pak wisnu kabarnya tidak baik pak reza, beliau sedang sakit dan sekarang di rawat di rumah sakit". ucap Alex dengan raut wajah sedih.

"Pak wisnu, sakit?" tanya Reza ulang.

"Iya pak." ucap Alex serius.

"Sakit apa pak wisnu, pak alex?" tanya Reza.

"Sakit jantung pak reza." ucap Alex.

"Ya Tuhan, kasihan sekali pak wisnu saya bener- benar tidak mengetahui kalau pak wisnu sedang sakit." ucap reza merasa bersalah.

"Iya pak, sudah hampir setengah tahun ini pak wisnu sakit dan sering keluar masuk rumah sakit pak reza, tapi ngedrop nya saat ini." ucap alex melihat Reza.

"Jadi, siapa yg mengelola perusahaan pak wisnu, pak alex?" tanya reza penasaran.

"Putri pak wisnu, pak reza." ucap alex.

"Putrinya pak wisnu?" tanya reza ulang.

"Iya pak reza, putri semata wayang pak Wisnu." ucap Alex menjelaskan.

Reza tampak berfikir dan merasa bersalah tidak pernah bertemu dengan Wisnu, padahal yang membantu Reza adalah Wisnu.

"Pak Reza? Panggil Alex melihat Reza yang tampak diam.

"Iya pak, pak alex mau minum apa?" tanya Reza.

"Tidak usah pak reza, saya datang kesini hanya ingin menyampaikan pesan dari pak wisnu saja, bahwa pak reza disuruh pak wisnu datang ke rumah sakit, ada yg ingin disampaikan pak wisnu kepada pak reza". ucap Alex serius.

"Apa yg ingin disampaikan pak wisnu kepada saya pak alex?" tanya reza penasaran.

"Saya tidak berani untuk mengatakannya kepada pak reza, hanya pak wisnu saja yang akan mengatakannya kepada pak reza." ucap alex.

"Baiklah, kalau pak alex tidak ingin memberi tau saya, saya akan menanyakannya kepada pak wisnu langsung." ucap Reza melihat Alex.

"Maafkan saya pak reza, saya tidak bisa memberi tahu pak reza karena ini pesan dari pak wisnu kalau saya tidak boleh memberitahu pak reza, biar pak wisnu saja yg akan memberitahu kepada pak reza secara langsung". ucap alex.

"Baiklah pak alex tidak apa- apa, kapan saya bisa menemui pak wisnu?" tanya reza.

"Kapan pak reza punya waktu, kalau bisa secepatnya pak reza menemui pak wisnu?" ucap Alex.

"Kalau sekarang bagaimana pak alex?" tanya Reza.

"Terserah pak reza saja, apakah tidak mengganggu pekerjaan pak reza?" tanya Alex.

"Tidak sama sekali pak alex." ucap Reza.

"Baiklah, pak Reza bisa menemui pak Wisnu sekarang." ucap Alex.

"Iya pak, pak alex bisa temani saya kerumah sakituntuk menemui pak wisnu?" tanya Reza.

"Bisa pak reza, saya akan mengantarkan pak Reza menemui pak Wisnu." ucap Alex.

"Terima kasih pak Alex, Kalau gitu sekarang saja kita pergi ke rumah sakitnya pak alex." ucap Reza beranjak berdiri dari kursinya.

"Baiklah pak reza." ucap alex ikut beranjak dari kursi nya.

Reza dan alex berlalu pergi dari ruangan kerja reza secara bersama- sama, tak lupa sebelum pergi reza memanggil asisten nya andi yang berada di dalam ruangannya, sedangkan alex telah pamit ke pada reza untuk menunggu reza di lobby perusahaan Malik Surya Grup.

"Andi?" ucap Reza masuk kedalam ruangan asistennya.

"Iya pak." ucap Andi berdiri dari kursinya.

"Kamu sementara ini handle perusahaan selama saya tidak ada?" ucap Reza melihat assisten nya.

"Baik pak reza." ucap Andi.

Setelah menugaskan asistennya, reza langsung keluar dari dalam ruang asistennya, reza sangat percaya kepada andi asisten nya.

Reza langsung menaiki lift khusus untuk seorang CEO menuju lantai bawah tepatnya di lobby. hampir beberapa menit berada di dalam lift kini akhirnya lift terbuka, reza langsung berjalan menghampiri alex yg sedari tadi menunggunya di lobby.

"Pak alex, ayok kita pergi?" ucap Andi menghampiri Alex yg sedang duduk.

"Baik pak andi, mari". ucap Alex mempersilahkan Reza duluan jalan.

Alex dan Andi berlalu pergi meninggalkan gedung Malik Surya Grup menuju parkiran mobil, sesampainya di parkiran Alex dan Reza langsung menaiki mobil mereka masing-masing.

Kini Reza dan alex sama- sama sudah melajukan mobilnya menuju rumah sakit, sebelum menuju rumah sakit terlihat Reza berhenti sejenak untuk membeli buah- buahan untuk wisnu, sedangkan alex telah duluan melajukan mobilnya menuju rumah sakit ia menunggu reza disana, sebelum nya alex telah memberi tau reza dimana letak rumah sakit wisnu dirawat.

Hampir setengah jam menempuh perjalanan karena kemacetan, akhirnya reza tiba di depan rumah sakit Wisnu dirawat, reza langsung memarkirkan mobilnya yang berada di area rumah sakit.

Setelah mobil terparkir reza keluar dari dalam mobil dengan membawa buah- buahan yang sempat ia beli tadi, reza berjalan melewati koridor rumah sakit saat jalan terlihat Alex yang sedang duduk menunggu kedatangan reza.

"Pak alex, maaf menunggu lama." ucap reza merasa tak enak.

"Tidak apa- apa pak reza." ucap alex berdiri dari duduknya.

"Mari kita ke ruangan pak wisnu, pak reza?" ucap alex menyilakan Reza.

"Mari pak Alex." ucap Reza.

Alex dan Reza jalan bersama menuju ruangan wisnu dirawat, tak berapa lama melangkah kan kakinya terlihat alex dan reza sudah berada pintu ruangan wisnu seketika alex langsung membuka pintu ruangan wisnu.

Ceklekkk ...

"Assalamualaikum?" ucap Alex

"Waalaikum salam." ucap asih pelan.

"Silahkan masuk pak reza?" ucap Alex menyuruh reza masuk duluan.

"Iya pak alex, terima kasih". ucap Reza dengan senyuman.

Reza berjalan masuk kedalam ruangan wisnu, saat jalan seketika reza langsung melihat wisnu sedang tertidur pulas dengan dijaga seorang wanita paruh baya duduk di sofa ruangan Wisnu.

"Pak reza?" panggil Alex.

"Iya pak Alex." ucap reza melihat alex.

"Pak reza, mau saya bangun kan pak Wisnu?" tanya Alex.

"Tidak usah pak Alex, biarkan pak wisnu tidur saya akan menunggu pak Wisnu bangun." ucap Reza.

"Baiklah pak Reza, mari kita duduk di sofa pak Reza." ucap Alex berjalan ke sofa yang di duduki alex.

"Iya pak alex." ucap reza.

Reza dan Alex langsung menuju sofa dimana asih duduk disana, alex langsung memperkenalkan reza kepada asih.

"Buk asih, perkenalkan ini pak reza?" ucap Alex.

"Salam kenal pak reza."ucap asih tersenyum ramah.

Reza hanya mengangguk kan kepalanya dan tersenyum kepada asih.

"Pak Reza, ini buk asih asisten rumah pak wisnu yang sudah lama ikut bekerja dengan keluarga pak wisnu." ucap Alex menjelaskan ke Reza.

"Oh, iya pak alex." ucap Reza dengan senyumnya.

"Tuan reza, mau minum?" tanya Asih.

"Tidak buk, terima kasih." ucap Reza menolak.

"Iya." ucap singkat Asih.

Kini terlihat reza, alex, dan asih mengobrol ringan sambil menunggu wisnu bangun dari tidurnya, hampir beberapa menit menunggu wisnu bangun akhirnya yang ditunggu- tunggu bangun dari tidur nya.

"Alex?" panggil wisnu dengan suara seraknya bangun tidur.

"Iya pak." ucap wisnu beranjak dari duduknya menghampiri wisnu.

"Alex kamu sudah bertemu dengan pak reza?" ucap wisnu tak melihat reza yg berada di sofa.

"Sudah pak, itu pak reza." ucap Alex menunjuk reza berada di sofa.

Seketika Wisnu melihat ke arah sofa yang ditunjuk Alex.

"Ya Allah, saya benar- benar tidak melihat pak reza berada disitu alex?" ucap wisnu langsung disambut Reza.

"Sudahlah pak wisnu tidak apa- apa, Bagaimana keadaan pak wisnu sekarang ini?" tanya reza menghampiri wisnu dan berjabat tangan dengan Wisnu.

"Alhamdulilah sedikit lebih baik pak reza, pak reza sudah lama datang?" tanya Wisnu sambil membalas uluran tangan reza.

"Beberapa menit yg lalu pak wisnu, jangan panggil saya pak reza, pak wisnu? panggil saya reza saja." ucap reza menolak panggilan Wisnu.

"Baiklah, saya akan memanggil nak reza saja, Bagaimana?" tanya wisnu menatap Reza.

"Saya suka pak Wisnu, panggilan itu yg saya inginkan pak wisnu." ucap reza tersenyum.

"Baiklah, nak reza." ucap Wisnu.

"Pak wisnu... pak reza? saya pemit mau kembali ke perusahaan." ucap Alex pamit.

"Iya pak alex."ucap reza dan disambut wisnu.

"Silahkan alex, terima kasih telah membawa nak reza kemari alex." ucap Wisnu melihat alex.

"Iya pak wisnu." ucap Alex dengan seulas senyum.

Alex berlalu pergi meninggalkan ruangan Wisnu, menuju mobilnya yang berada diparkiran rumah sakit, setelah kepergian alex terlihat asih mendekat ke Wisnu.

"Pak wisnu... tuan reza? saya juga permisi mau ke luar." ucap asih pamit.

"Iya asih, pergilah." ucap Wisnu.

Reza hanya mengangguk kan kepalanya saja saat perkataan asih.

Asih berlalu pergi dari ruangan wisnu menuju ke luar ruangan, setelah kepergian alex dan asih tampak wisnu mulai bicara dengan reza.

Komentarnya yg positif ya, biar author lebih semangat...

Terima kasih🙏


Load failed, please RETRY

Quà tặng

Quà tặng -- Nhận quà

    Tình trạng nguồn điện hàng tuần

    Rank -- Xếp hạng Quyền lực
    Stone -- Đá Quyền lực

    Đặt mua hàng loạt

    Mục lục

    Cài đặt hiển thị

    Nền

    Phông

    Kích thước

    Việc quản lý bình luận chương

    Viết đánh giá Trạng thái đọc: C9
    Không đăng được. Vui lòng thử lại
    • Chất lượng bài viết
    • Tính ổn định của các bản cập nhật
    • Phát triển câu chuyện
    • Thiết kế nhân vật
    • Bối cảnh thế giới

    Tổng điểm 0.0

    Đánh giá được đăng thành công! Đọc thêm đánh giá
    Bình chọn với Đá sức mạnh
    Rank NO.-- Bảng xếp hạng PS
    Stone -- Power Stone
    Báo cáo nội dung không phù hợp
    lỗi Mẹo

    Báo cáo hành động bất lương

    Chú thích đoạn văn

    Đăng nhập