Pria yang berambut pirang itu menggaruk pipinya karena tidak tahu apa yang selanjutnya dia katakan. Entah itu hanya gayanya saja atau memang dia merasa canggung di depan ratusan orang tersebut.
Dari speaker suaranya terdengar jelas meski sedikit melengking dan memekakkan telinga. Ada sebagian orang yang merasa tidak nyaman, dan ada juga yang merasa biasa saja.
Karena melihat sebagian orang merasa tidak nyaman dan lagi kebanyakan dari keluarga terpandang, pembawa acara itu memilih untuk menjauhkan mic dari mulutnya dan memberikannya ke salah satu panitia yang berada di dekatnya.
Tentu saja para undangan dibuat kebingungan. Berbisik dengan teman yang terdekatnya atau bertanya pada dirinya sendiri.
"Kenapa dia memberikan mic itu ke orang itu?"
"Apa yang sedang dia lakukan di sana?"
"Dia seorang pembawa acara, bukan?"
"Tanpa mic, memangnya dia bisa menggunakan suaranya saja untuk menyampaikan informasi ke ruangan yang luas ini?"