Keesokan harinya.
Ada dua orang berada di dalam kamar. Namun keduanya sama-sama diam tanpa ada obrolan hangat yang biasanya terjalin.
Di atas ranjang Xiao Yi tengah sibuk menata baju dan beberapa barangnya ke dalam koper. Matanya sembab dan bengkak karena menangis sampai bagi.
Meski berat hati tapi ia harus tetap melakukannya. Berpisah sementara demi kebaikan mereka.
Di depan jendela Li Zheng Yu tengah duduk dengan kondisi rambut yang acak-acakan. Sejak semalam ia tidak ada niat untuk melakukan apapun. Tidak berselera meski hanya pergi ke kamar mandi.
Mata Li Zheng Yu juga sembab dan memerah. Berat hatinya menerima keputusan Xiao Yi. Ini lebih berat dari saat Qin Lan pergi meninggalkannya.
Dulu dirinya tidak sampai sedih dan menangis seperti ini. Kini Li Zheng Yu benar-benar merasa sangat lemah.
"Tuan Li, pergi lah ke kamar mandi." Akhirnya Xiao Yi membuka suara setelah keheningan yang terjadi.