"Ibu…" Gong Mo berteriak, "Aku tidak tega pergi meninggalkan Ibu!"
"Aku juga tidak tega denganmu! Tapi kamu punya kehidupan lain di perutmu. Jika kamu tidak menghasilkan uang dengan cepat, bagaimana kedepannya kamu bisa bertahan hidup?" Ucap Ibu Gong.
Kemudian ibu Gong mengangkat telepon dan ia pun berkata, "Aku akan menelepon Bibimu dan membuat janji untuk makan malam. Menikah adalah suatu hal besar, bagaimanapun juga harus memberi tahu mereka. Akan sangat beruntung jika bisa menerima hadiah dari mereka!"
"Heh! Meskipun Bibimu itu pelit, tapi kali ini dia pasti akan memberikan angpao yang banyak. Berapapun angpao dari mereka, jika nanti para Sepupu kamu menikah, kembalikan sejumlah yang mereka berikan. Aku juga akan mengembalikannya sejumlah yang mereka berikan padamu. Mereka punya dua anak. Semakin banyak angpao yang mereka berikan, jadi semakin banyak angpao yang mereka dapat. Mereka pasti tidak akan kekurangan sedikitpun!"
*
Telepon dari Ibu Gong membuat Paman Gong dan yang lainnya langsung terkejut setelah mendengar kabar yang disampaikan. Saat ini Gong Mo baru saja lulus kuliah, bagaimana mungkin dia akan menikah? Batin mereka.
Bagaimanapun juga mereka anggota keluarga Gong Mo, berbeda dari kerabat dan teman biasa. Untuk kerabat dan teman biasa, tidak apa-apa untuk datang ke pesta pernikahan pada hari itu, tetapi keluarga harus menemui Sheng Nanxuan terlebih dahulu.
Ibu Gong mengadakan janji dengan mereka keesokan harinya, dan pada sore harinya ia langsung pergi ke hotel untuk memesan tempat. Di malam hari, Sheng Nanxuan kembali ke hotel tempat ia menginap, Ibu Gong Mo dengan cepat mengemasi barang-barang untuk Gong Mo, "Bawa lebih banyak pakaian. Sampai di sana kamu harus membeli yang baru, hematlah sedikit."
Gong Mo menghentikan aktivitasnya, kemudian ia pun berbisik, "Tapi nanti perutku membesar, nanti tidak cukup memakainya…"
Dalam keadaan linglung, Ibu Gong meletakkan setengah dari pakaian Gong Mo, lalu duduk terdiam di sebelah Gong Mo.
Kemudian Gong Mo perlahan mulai mendekat dan bertanya, "Apa Ibu marah padaku?"
"Bagus kalau kamu tahu itu!" Ibu Gong memandang Gong Mo sembari berkata, "Kamu menikah begitu cepat dan kamu masih belum bekerja. Berapa banyak tekanan dan beban hidup yang harus ditanggung? Jangan menangis kepadaku jika kamu menderita nanti!"
Gong Mo tersenyum dan memeluk Ibunya, "Bu, aku tahu Ibu sayang padaku."
"Kalau bukan Ibu yang sayang padamu, lalu siapa lagi?"
"Aku pasti baik-baik saja," Kata Gong Mo. Sebenarnya, di dalam hati ia juga tidak membayangkan akan seperti masa depannya nanti.
Seperti pepatah mengatakan bahwa, istri mengikuti suami. Susah senang ditanggung bersama!
Biaya hidup di Ibu Kota sangat tinggi, saat ini Gong Mo hamil dan tidak bisa bekerja. Sehingga, dia harus mengandalkan sepenuhnya kepada Sheng Nanxuan. Dia harus menjalani hidup yang ketat. Sampai pada saat itu, pasti ada konflik yang terjadi di antara mereka berdua. Batin Ibu Gong.
Tapi bagaimanapun juga Gong Mo harus melahirkan bayinya dulu. Jika memang tidak bisa dilanjutkan, ia bisa pulang dan kembali pada Ibunya. Jika hal itu terjadi, Ibunya adalah tempat perlindungan terakhir yang ia miliki.
Ting tong... tiba-tiba suara bel pintu berbunyi.
Seketika Gong Mo dan Ibunya langsung mendongak dengan perasaan ragu. Ini sudah malam, siapa yang datang bertamu?
Apakah itu Sheng Nanxuan?
Ibu Gong mendorong Gong Mo dan menyuruhnya, "Buka pintunya."
"Baik." Kemudian Gong Mo pun pergi untuk membuka pintu, ia melihat dari lubang kecil di pintu. Setelah melihat orang yang datang, tiba-tiba ia langsung terkejut. Seketika Gong Mo segera berbalik untuk mencari Ibunya, "Yang datang Bibi Tertua!"
"Dia sendirian?"
Gong Mo berpikir sejenak dan menggelengkan kepalanya, "Sepertinya lebih dari itu."
"Pasti datang untuk mencari informasi." Ibu Gong sedikit tidak sabar, sehingga dengan buru-buru ia langsung pergi untuk membuka pintu.
Setelah dibuka, Paman Tertua, Bibi Tertua, Paman Ketiga, Bibi Ketiga, dan Bibi Kecil Gong Mo semuanya bergegas masuk bersama. Saat itu Gong Fei yang merupakan putri dari keluarga Paman Tertua yang terakhir masuk ke dalam rumah.
"Oh… Kamu dengan Momo akan menikah. Mari kita lihat apakah ada yang bisa kami lakukan untukmu." Ucap Bibi Kecil.
Kemudian Bibi Ketiga bertanya, "Apakah kamu benar-benar akan menikah? Kenapa diam-diam begini? Kakak Ipar Kedua tidak menipu kami, kan?"
"Di mana Momo?" Tanya Paman Tertua, "Apakah dia ada di rumah?"
Gong Mo berjalan dari dapur sambil membawakan teh untuk mereka, "Paman Tertua, Bibi Tertua, Paman Ketiga, Bibi Ketiga, Bibi Kecil, kalian semua datang."
"Kami dengar kamu akan menikah, selamat ya!" Ucap Bibi Tertua dengan tatapan matanya yang licik.
Kemudian Gong Mo pun tersenyum dan berkata, "Terima kasih, silakan duduk dulu."
Sekelompok orang masuk ke ruang tamu dan langsung memenuhi sofa. Gong Mo tidak punya tempat untuk duduk, sehingga ia pun mengambil kursi dari ruang makan dan duduk di samping mereka.