Tải xuống ứng dụng
7.3% Dosen Tampan itu Suamiku / Chapter 22: 22

Chương 22: 22

Yasmin langsung menutup mulut nya ia baru tersadar melihat ekpresi sahabat nya itu tidak seharusnya ia mengingatkan tentang pernikahan setelah apa yang telah Raina lewati lagi-lagi ia keceplosan dan menepuk bibirnya dengan pelan

"Nope jes, i'm still okay" ujar Raina dan kembali menyedot jus alvukatnya.

"Bukankah kau ada kencan hari ini dengan key?"

Tanya Raina karena setaunya semalam Yasmin cerita bahwa dia akan kencan hari ini. Bahkan Yasmin sedari semalam sibuk memikirkan outfit yang akan ia kenakan karena ini adalah kencan pertama nya. Yasmin tersipu malu.

"ck, lihatlah siapa ini. kau bahkan tersipu" ejek Raina namun tidak membuat senyum Yasmin hilang.

"Dia akan menjemput nanti disini"

"Kau tak apa aku tinggal sendirian?" Tanya yasmin memastikan

"Tentu"

"aku akan menghubungimu nanti, atau mau kuantar pulang?"

"Aku akan pulang sendiri, kau pergilah" jawab Raina membuat Yasmin menganggukan kepalanya.

"Halo key?" Ucap yasmin mengangkat telfon nya

"Benarkah?"

"Baik aku akan keluar"

yasmin menutup telfon nya dan membuka tas nya kemudian mengambil lipstik dan memakai sedikit bedak di mukanya.

"Bagaimana?" Tanya Yasmin

"Oke" jawab Raina menganggukkan kepala. Yasmin berdiri dari duduk nya dan mengembangkan senyumnya.

"Aku pergi dulu bye!" Ujar nya beranjak keluar kegirangan

Raina hanya tersenyum menatap tingkah sahabat nya. Kemudian ia kembali membuka ponsel nya dan melihat-lihat sosial media.

Dilihat nya jam sudah menunjukkan pukul 5 sore ia harus segera pulang. Raina berdiri dari duduk nya dan pergi menuju kasir untuk membayar makanan mereka.

Setelah membayar Raina memasukan lagi kembalian nya ke dalam dompet dan pergi keluar dari kafe itu dengan berjalan kaki.

Raina berjalan menyusuri jalanan yang agak sepi sore itu karena memang sudah sangat sore menjelang malam. Ia pun melewati lorong kecil sebenarnya ia bisa melewati jalan besar di sana tapi karena akan lama nantinya ia pasti keburu ketinggalan kereta terakhir di jam ini sehingga ia memutuskan mengambil jalan pintas melewati lorong itu tetapi setelah setengah perjalan melewati lorong ia merasa seperti ada yang mengikuti nya.

Ia menoleh ke belakang dan tidak melihat siapa-siapa.

Raina mempercepat langkahnya sesosok orang yang mengikutinya pun semakin cepat mengejar Raina.

"Aaaaaaaaaaaa" teriak Raian ketika pria itu menarik tangan nya.

"Kenapa terburu-buru sayang" ujar pria itu yang kelihatan nya sangat mabuk

"Lepas!!, Kalau tidak saya akan teriak!" Bentak Raina, Pria itu tidak memperdulikan dan menarik .

"Tolongg..... Tolong" teriak Raina, sambil terus memberontak minta dilepaskan.

"Hahaha tidak akan ada yang mendengar"

"Bagaimana kalau temani saya tidur sebentar"

"Brengsek!!!" Raina mencoba melawan dan menampar pria itu setelah mendapatkan cela untuk memberontak.

Plakkkk...

"Kau.." ucap pria itu mulai marah lalu mendorong Raina hingga terjatuh

"Ahhhh.." ringis Raina menahan sakit tangan nya yang terluka sementara pria itu terus mendekat, Raina melihat kebelakang lalu mundur secara perlahan dan berusaha berlari pria itu menarik nya lagi Raina memberontak

PLaaakkkkk!!!..

Pria itu menampar raina dengan sangat kuat hingga raina terjatuh, sudut bibir nya berdarah

"Hahahha...masih mau melawan?"

Bruuakkkk.....

Bunyi tinju yang sangat keras menghantam pipi pria itu hingga terjatuh, Raina menatap lelaki yang baru saja tiba menolong nya di gelap nya malam raina menyipitkan mata seolah ia mengenal jelas postur tubuh itu. Ialah Juna parker lelaki yang selama ini ia cari.

"Brengsek!!!" Ujar pria itu kemudian mengeluarkan sebilah pisau dari dalam baju nya kemudian mengayunkan pisau itu dengan cepat juna menangkis dan mempelintir tangan nya mereka pun berkelahi

Buggg...buggg..bugg bunyi tinju mereka saling menangkis.

Sreeeettt...

Bunyi pisau itu mengores perut Juna

"Aaaahhhh...." Ringis Juna

"sialan!" Pria itu melihat pisau mengenai perut Juna langsung berlari secepat kilat.

"Ahhh..." Ringis Juna lagi sambil menahan perut nya

Raina yang panik segera berusaha memopoh Juna pergi kerumah sakit

"Jangan kerumah sakit!" Ujar Juna membuat Raina mengerutkan keningnya.

"Jadi kemana? Ke Hongkong! Perut mu terluka" jawab Raina sambil memutar bola matanya dengan malas.

"Bawa aku ke apartement ku saja" ucar Juna

"dimana?"

"masih apartemen lama"

"baiklah"

Raina akhirnya membawa juna ke apartement pria itu.

Sesampainya nya di apartement raina memopoh juna sampai ke tempat tidur nya.

"Dimana kotak obatnya"

"Di laci sana" tunjuk juna

Raina pergi menganbil kota obat dan semangkok air hangat kemudian ia membersihkan luka juna

"Aaaahhh aishhh.." ringis Juna ketika raina mulai mengelap lukanya

Raina melirik juna dan menatap nya. Sebenarnya banyak hal yang ingin raina pertanyakan perasaan rindu,benci, muak bercampur menjadi satu di dalam fikiran nya.

Setelah membersihkan luka Juna, Raina mengoleskan nya dengan betadine dan menutup nya dengan kain kasa.

"Untung nya luka gores nya tidak terlalu dalam, jadi tidak perlu di jahit" ujar raina yang berdiri dari duduk nya dan hendak meletakkan mangkok kotor itu kedapur tetapi tangan nya di cekal oleh Juna

"Biar ku obati juga luka di wajah mu" ucap Juna menahan Raina yang beranjak pergi

Raina terdiam dan menatap Juna, Raina mengutuk dirinya karena dia benar-benar merindukan pria yang sudah meninggalkannya.

"Kenapa kau tidak datang di pernikahan ?" Tanya Raina

"Soal itu.. aku..." balas Juna yang terbata-bata dan tidak mampu menyelesaikan ucapan nya

"Tidak, lupakan"

"Apakah kau sungguh mencintaiku?" Tanya Raina dengan wajah serius

"Huhhh" Juna menghela napas

"Kau menghela napas?"

"Itu jawaban mu?"

"Jadi kau hanya main-main?"

"Kau tidak tau rasanya, Bahkan kau pergi menghilang tidak ada kabar"

"Mestinya sejak awal kau bilang bahwa kau tidak mencintai ku"

"Dasar brengsek" air mata jatuh dari pelupuk mata Raina, Juna hanya diam tertunduk dan tidak bisa menjawab semua pertanyaan raina karena memang keadaan nya begitu rumit untuk di jelaskan.

"Baiklah, semua jadi jelas"

"Semua benar berakhir, kini hubungan kita sungguh berakhir."

"Semoga kau selalu bahagia selamanya, sialan" ujar Raina membalikkan badan dan beranjak pergi

"Raina" panggil Juna membuat langkah Raina terhenti

"Jangan pernah menyebut nama ku lagi brengsek" ucap Raina dan pergi keluar meninggalkan apartement juna.

Raina berjalan sambil menangis

"Seharusya kau mati saja" ucap Raina terisak-isak menahan tangis. Tangan nya berkali-kali menyapu air mata yang terus saja menetes

"Apa aku mati saja?" Ia berjalan seperti orang yabg tak tahu arah kemudian ia berhenti lalu duduk dan menangis sekeras-kerasnya

"Huhu..huhu..."

"Brengsek!"

"Juna brengsek!"

Sementara ia menangis Juna berdiri tepat di hadapanya, Raina medongak melihat Juna yang sudah ada di depan nya. Raina berdiri dan beranjak pergi meninggalkan Juna. Tetapi Juna menahan tangan Raina.

"Lepaskan aku brengsek!!" Maki Raina menarik tangannya.

Juna hanya diam di depan raina, ia menatap Juna dengan penuh amarah lalu memukul-mukul dada juna

"Brengsekk.. huhu.." ujar Raina yang berkali kali memukul dada juna. Juna hanya diam pasrah dan berusaha menahan tangan raina.

"Huhuh..." Raina menyandarkan kepala nya di dada juna dan memukul dada juna perasaan benci dan rindu bercampur menjadi satu juna memeluk raina dengan erat raina membalas pelukan nya.

Sesaat mata mereka bertemu dan saling menatap. Wajah Raina yang penuh dengan air mata Juna menyeka air mata raina dan merapikan rambutnya kemudian mencium bibir raina, raina pun membalas ciuman itu . Mereka berciuman melepaskan kerinduan yang sudah tertahan setahun lamanya. Raina mengalungkan tangan nya di leher Juna, Juna mempererat pelukannya di pinggang Raina dan memperdalam ciuman nya

AYO KITA SIMBIOSIS MUTUALISME, SALING MENGUNTUNGKAN SATU SAMA LAIN DENGAN LIKE N KOMEN YANG MEMBANGUN JUGA PERLU!


Load failed, please RETRY

Quà tặng

Quà tặng -- Nhận quà

    Tình trạng nguồn điện hàng tuần

    Rank -- Xếp hạng Quyền lực
    Stone -- Đá Quyền lực

    Đặt mua hàng loạt

    Mục lục

    Cài đặt hiển thị

    Nền

    Phông

    Kích thước

    Việc quản lý bình luận chương

    Viết đánh giá Trạng thái đọc: C22
    Không đăng được. Vui lòng thử lại
    • Chất lượng bài viết
    • Tính ổn định của các bản cập nhật
    • Phát triển câu chuyện
    • Thiết kế nhân vật
    • Bối cảnh thế giới

    Tổng điểm 0.0

    Đánh giá được đăng thành công! Đọc thêm đánh giá
    Bình chọn với Đá sức mạnh
    Rank NO.-- Bảng xếp hạng PS
    Stone -- Power Stone
    Báo cáo nội dung không phù hợp
    lỗi Mẹo

    Báo cáo hành động bất lương

    Chú thích đoạn văn

    Đăng nhập