Tải xuống ứng dụng
7.64% Dosen Tampan itu Suamiku / Chapter 23: 23

Chương 23: 23

Raina terbangun dari tidur nya dan memandang setiap inci wajah juna ia sangat merindukan lelaki yang ada di hadapan nya ini.

Raina mencoba bangun tapi badan nya terasa sangat sakit, area sensitif ny terasa sangat sakit dan pinggang nya terasa pegal ini semua ulah juna. Dengan susah payah raina mencoba berdiri dan mengambil baju, handuk yang berserakan di lantai dan memakainya.

Saat hendak berjalan raina terjatuh

"Aaww.." ringis raina

Mendengar ringisan raina juna terbangun dan melihat raina yang terduduk di lantai juna langsung bangun dan melilitkan handuk di pinggang nya dan menggendong raina agar duduk di atas tempat tidur. Lalu juan berjongkok di depan nya

"Kau tidak apa-apa? Ada yang sakit?" Tanya juna cemas

Raina diam dan merasa agak sedikit canggung mengingat apa yang telah terjadi di antara mereka

"Apa yang sakit?" Tanya juna lagi

Raina diam dan tidak ingin menjawab. Juna berdiri kemudian membalikkan badan menuju kulkas ia mengambil bir lalu menenggak nya.

"Aku minta maaf karena tidak hadir di hari pernikahan kita"

"Akuu.. akuu terpaksa melakukan itu semua karena papa memaksa ku pulang"

"Bahkan mereka mengurung ku dengan beberapa penjaga"

Ujar juna dengan penuh penyesalan ia menceritakan kejadian yang menimpanya dahulu. Raina mendengar kan semua penjelasan juna

"Jadi? Kau di jebak?" Tanya raina mendengar penjelasan juna perihal foto yang di kirimkan kan oleh aletta

"Selama ini dia selalu memperalat ku dengan mengancam foto itu"

"Dan aku tidak tahu jika foto itu sudah ia krimkan kepadamu"

"Aku minta maaf raina" ujar juna yang duduk bertekuk lutut di depan raina

"Terkadang aku kesal tanpa alasan, pernikahan kita, rumah kita, rencana keluarga kita, semua itu berakhir"

"Kita tidak bisa kembali"

"Kita harus bagaimana?" Ujar raina kembali meneteskan air mata

"Kita bagaimana sekarang?"

Tanya raina lagi.

Juna berdiri memegang pipi raina dan menyeka air mata nya

"Belum berakhir"

"Kita belum berakhir"

Ujar juna memeluk raina di pelukan nya

"Semua akan membaik"

"Kita bisa kembali ke kehidupan kita sebelum nya"

"Aku janji"

"Beri aku sedikit waktu untuk menyelesaikan ini semua dan kembali padamu" ujar juna yang masih memeluk raina dengan erat

Raina kembali menangis di pelukan juna

Juna melepaskan pelukan nya dari tubuh raina.

"Aku harus pergi, ada beberapa hal yang harus aku selesaikan. Kau tunggu di sini aku pasti akan kembali"

Ucap juna dan meraih baju dan celana kemudian mengenakan nya.

Raina hanya menatap diam dan menurut.

Juna bergegas melangkah pergi sebelum ia beranjak ia mengecup kepala raina dengan lembut.

"Aku mencintai mu, melebihi apapun percayalah"

Lalu juna berlalu keluar dari apartement nya.

Raina berdiri dari duduk nya dan melihat juna dari kaca jendela apartement. Ia terus menatap ke arah juna yang sampai hilaang pergi bersama mobil merah nya.

Rainaa menghela napas sejenak lalu berbenah diri dan meninggalkan apartement itu.

Padahal juna meminta nya untuk menunggu di sana tetapi raina malah pergi untuk pulang karena dia sendiri masih bingung dengan perasaan nya terhadap juna terlebih setelah mendengar cerita Juna.

"Apakah orang tuanya tidak menyukai ku?"

"Apa benar juna akan lebih bahagia jika bersama aletta?"

Pertanyaan itu yang berputar di kepala raina setelah ia mendengar jika juna dan aletta akan menikah.

Raina berjalan keluar dari apartement itu suara ketukan heels nya terdengar jelas melewati lorong-lorong sunyi.

Dengan rambut yang sedikit berantakan, sudut bibir yang bengkak karena tamparan lelaki sialan itu. Raina tidak memperdulikan nya ia sibuk dengan dunia lamun nya.

Sampai ada mobil yang berhenti di depan dan menklaksoni nya

Tiiiiinnnnnnn....

Raina tersontak kaget

Mobil itu menuruni kaca lalu tersenyum

"Austin..." Ujar raina

Austin turun dari mobil dan menawarkan untuk mengantar raina.

Raina pun masuk ke dalam mobil austin.

"Apa yang sedang kau lakukan di jalan tadi" tanya austin membuka pembicaraan karena sedari tadi mereka hanya diam dan menatap jalan dengan fikiran nya masing-masing. Raina tidak menjawab pertanyaan austin ia masih sibuk bergelut dengan fikiran nya

"Jangan antar aku kerumah" ucap raina tiba-tiba

Austin menatap raina dengan kebingungan

"Lalu?"

"Aku ingin minum" ucap raina lagi.

Austin diam dan dia memaklumi nya sepertinya raina sedang banyak fikiran dan dia butuh sesuatu yang dapat menenangkan nya.

"Baiklah" austin memutar stir mobilnya dan pergi menuju bar.

Tidak begitu lama mereka sampai di lokasi bar di pusat kota.

Lingkungan ini ramai di jaga oleh pria bersafari hitam. Karena menjaga keamanan tamu yang berkunjung.

Raina dan austin masuk berdua ke dalam bar itu.

Mereka duduk di depan bartender dan memesan bir. Bartender itu pun tengah asik meracik minuman dengan keahlian nya menambah kebahagiaan orang-orang yang berada di sini lalu menuangkan di gelas mereka.

Raina menenggak dengan sekali minum sepertinya dia sangat frustasi. Austin hanya menatap raina dan tidak ingin menganggu nya.

Raina melambaikan tangan lagi kepada bartender untuk menuangkan ke gelas nya yang sudah kosong. Dan ini sudah gelas ke lima.

"Raina sudah, kah akan mabuk nanti" ujar austin memegang lengan raina

Raina menepis tangan Austin

"Biarkan aku kali ini saja"

Ucap nya dan kembali menenggak bir itu.

Austin menghela napas sejenak lalu bangkit dari duduk nya dan berusaha menggendong raina yang sudah setengah tidak sadarkan diri.

**

"Huhhh..huhh..." Nafas juna terengah-engah karena berlari dengan tergesa-gesa sesampai nya di apartemennya ia tidak melihat raina.

"Raa..."

"Rara...!" Teriak juna tetapi tidak ada sahutan dari raina.

Juna mengambil ponsel nya dan menghubungi raina tetapi nomor nya tidak bisa di hubungi. Juna mengambil kunci mobilnya kemudian pergi lagi mencari raina.

Mata juna melirik kesana kemari melihat setiap sudut jalan kemudian ia melihat austin yang baru saja keluar dari bar dengan menggendong seorang gadis. Juna langsung menepikan mobilnya

Juna mendorong bahu austin dan mengambil raina dari gendongan nya.

"Apa yang sudah kau lakukan terhadap wanita ku" bentak juna

"Wanita mu?" Celingus austin

"Ohh berarti ini sebab nya raina sangat frustasi dari tadi"

"Pria yang meninggal kan nya tepat di hari pernikahan nya sekarang muncul kembali, dan mengaku sebagai wanitanya"

"Cihhhh..tidak tahu diri" ujar austin dengan senyum miring nya.

Buuuuukkkk...

Tinju juna melayang tepat di pipi sebelah kiri austin yang menbuat austin hampir terjatuh

"Brengsekk!!!"

Bukkkkk.....

Austin membalas tinju di pipi juna

Mereka pun berkelahi saling melayangkan tinju mereka

Buuukkkk.....

Juna meninju tepat di perut austin yang membuat austin terjatuh juna pun terjatuh di samping nya

"Untuk hari ini mungkin kau menang, tapi lain kali tak akan ku biarkan kau merebut raina kembali"

Uhukkkk... Uhukkk

"Aku tidak akan membiarkan raina di sakiti oleh brengsek seperti kau"

Austin berdiri dan masuk ke dalam mobilnya.

AYO KITA SIMBIOSIS MUTUALISME, SALING MENGUNTUNGKAN SATU SAMA LAIN DENGAN LIKE N KOMEN YANG MEMBANGUN JUGA PERLU!


Load failed, please RETRY

Quà tặng

Quà tặng -- Nhận quà

    Tình trạng nguồn điện hàng tuần

    Rank -- Xếp hạng Quyền lực
    Stone -- Đá Quyền lực

    Đặt mua hàng loạt

    Mục lục

    Cài đặt hiển thị

    Nền

    Phông

    Kích thước

    Việc quản lý bình luận chương

    Viết đánh giá Trạng thái đọc: C23
    Không đăng được. Vui lòng thử lại
    • Chất lượng bài viết
    • Tính ổn định của các bản cập nhật
    • Phát triển câu chuyện
    • Thiết kế nhân vật
    • Bối cảnh thế giới

    Tổng điểm 0.0

    Đánh giá được đăng thành công! Đọc thêm đánh giá
    Bình chọn với Đá sức mạnh
    Rank NO.-- Bảng xếp hạng PS
    Stone -- Power Stone
    Báo cáo nội dung không phù hợp
    lỗi Mẹo

    Báo cáo hành động bất lương

    Chú thích đoạn văn

    Đăng nhập