Pranggg...
Delice yang saat itu sudah memegang dagu Naura dan siap untuk mendaratkan bibirnya, terhenti karena suara pecahan kaca di kamarnya akibat ada seseorang yang menembaknya.
"Jangan takut!" ucap Delice menenangkan Naura yang terkejut.
"Iya!" jawab Naura namun matanya melihat ke sekeliling dengan kewaspadaan tinggi.
"Jangan turun dari ranjang, oke! Aku tidak ingin kakimu terluka," ucap Delice.
Delice turun dari ranjang, mengambil kemeja dari dalam lemari dan keluar dari kamar.
Delice tidak mengijinkan Naura beranjak dari ranjang dan tidak mengijinkan untuk menyalakan lampu.
"Apa pekerjaan kalian?" teriak Delice malam-malam.
"Maaf, Tuan!"
BUKKKK...
Satu tendangan mendarat di wajahnya. Delice begitu marah karena ruangan yang menjadi teror adalah ruangan dimana ada Naura di dalamnya.
***
"Nyonya, apa Nyonya tidak apa-apa?" Olin berlari menemui Naura yang berdiam diri di atas ranjang.
"Olin?" Naura menaruh sedikit kecurigaan dengan sikap Olin.