"Eh. Kenapa pada ngobrol?!"
Kami berdua seketika tersentak kaget tatkala mendengar ayah berbicara sedikit tugas kepada kami.
Dia berjalan ke arahku dengan wajah yang heran karena aku terjaga sementara waktu masih menunjukkan pukul dua pagi.
Aku menelan saliva sambil menatap ayah.
"Kamu kenapa nggak tidur?" ayah terlihat khawatir. "Dan kamu juga kenapa enggak tidur, Arnaf? Ayah tahu kamu sangat lelah karena sudah mengantar Balqis kesana kemari. Seharusnya kamu bisa sayang dengan diri kamu sendiri agar nanti tidak sakit. Ayo. Sekarang kamu tidur dulu."
Kami berdua menggelengkan kepala bersamaan.
"Kita berdua udah berusaha tidur dan aku pun melakukan hal yang sama tadi, ayah. Cuma nggak tau kenapa mata aku malah lelah kalau dipejamkan."
"Sama, yah." sahut Arnaf. "Tadi juga aku aku tiba-tiba kebangun dan sekarang mata aku udah segar bugar. "
Ayah menarik sebuah kursi kemudian duduk di sampingku.