Aku melihat Zaid pergi meninggalkanku sendirian di kamar.
Wajahnya merah padam seperti benar-benar menahan segala rasa kesal yang tadi dia luapkan kepadaku.
Jujur.
Aku juga baru pertama kali melihat amarahnya meluap sampai seperti itu.
Aku tak menyangka orang seperti Zaid, ternyata benar-benar merasakan rasa kesal yang luar biasa pada dirinya hanya karena kejadian yang seperti itu terjadi.
Apakah aku terlalu salah mengatakan semua hal dan menanyakan apa apa yang terjadi pada Balqis saat ini?
Aku hanya ingin tahu keadaan dia seperti apa dan kenapa alasan dia bisa pergi dari pernikahanku dengan cepat tanpa pamit.
Aku tahu Bagas adalah tipikal wanita yang jarang sekali bahkan tak pernah mengingkari janjinya untukku.
Meski dalam kondisi hati yang hancur atau baik-baik saja sekalipun, tidak pernah mengingkari janjinya hanya karena urusan baru yang baru pertama kali dia kenal.
Agak aneh memang.
Tapi kenapa hati ini malah tidak bisa diajak kompromi?