Kali ini dia berusaha untuk tak terlalu memikirkan apa-apa yang sedang menimpanya.
Dia keluar, menghirup udara bebas dan meregangkan badan.
Sesekali wanita itu melihat ayahnya sedang bersantai di belakang rumah.
Ada niat hati untuk menyapanya, tapi saat mengingat tentang kejadian yang telah menimpanya tadi, Balqis segera mengurungkan niatnya itu.
Dia berjalan lunglai di depan taman. Tak ada siapapun orang yang ada di sana kecuali dirinya sendiri.
Nampaknya, orang-orang di sana sengaja diminta oleh sang ayah untuk menjauhi Balqis.
Memang. Apa yang dilakukan oleh ayahnya, adalah sebuah kesakitan yang baru pertama kali ia rasakan.
Tak pernah sekalipun dirinya mengetahui kalau sikap Pak Nanda bisa setegas itu.
Bahkan untuk dirinya yang sedang berada pada kegelisahan pun, ayahnya selalu ada bersamanya dan tak pernah menyakiti atas apa pun yang terjadi.
Dia adalah pelukan pertama yang diterima oleh Balqis saat wanita itu merasa bahwa dunia sedang tidak berpihak kepadanya.