--------
SongEr membersihkan batang hidung HongEr yang terkena sedikit lem kertas.
"Kau ini, makanya jangan bergerak terus sejak tadi, ini lem bisa nyasar sampai ke hidung begini, duh Hong ini" sedekat itu, tiba-tiba SongEr merasakan tangannya begitu berat hampir tidak bisa bergerak, ia sedekat itu dengan HongEr hingga bisa melihat begitu jelas warna bola mata HongEr yang berwarna coklat muda kemerahan, bibirnya yang merah, bau tubuh Hong yang sekilas tertiup angin, ia membeku di posisinya.
"Kak Song" hingga suara Hong menyadarkannya. SongEr gagap
"Eh Iyah, sebentar ini masih ada"
Wajah HongEr ceria, walau ia masih merasakan sedikit sensasi berdenyut di punggung tangannya yang terkena lilin panas kemarin tapi ia berusaha tidak memikirkannya.
"Adik Hong"
Ada suara yang memanggilnya, suara yang sepertinya cukup dikenal, HongEr menoleh, melihat seseorang yang memang cukup dikenalnya berdiri di balik meja untuk peserta.
Angin berhembus lembut menerbangkan sedikit rambut coklatnya yang ikal. Orang itu berdiri dengan mata berbinar melihat lurus ke arahnya.
"Eh Yang Mulia, Pangeran KaiLe?" Hong tidak menduga akan melihatnya kembali di sana.
KaiLe, pangeran muda dari Hua sudah ada di sana, tersenyum begitu lebar melihat wajah HongEr, wajah yang selama ini selalu membayanginya.
TingTing dan FanSui tanpa sadar membuka mulutnya menganga melihat pangeran tampan itu berdiri dengan tegap di depan mereka, sungguh penampilannya bagai matahari hangat yang menyegarkan di musim dingin, bukan musim dingin yang sangat buruk karena banyak sekali peserta yang datang tahun itu begitu tampan dan enak dilihat, sungguh ini bukan suatu kerugian memutuskan pergi ke sini pikir dua gadis muda itu.
"Oh dia tampan sekali"
TingTing ikut mengangguk, tidak henti melihat wajah KaiLe, postur tubuh yang tinggi semampai, otot lengan yang mencuat dari pakaiannya yang tipis, bentuk tubuh yang sempurna, pedang panjang melengkung yang indah, semua yang mereka bayangkan akan seorang pangeran yang ideal, angin yang lewat kembali menerbangkan pakaian pangeran muda yang terlihat sangat megah itu.
"Ohhhh" kagum TingTing dan FanSui.
Tak lama kemudian.
SongEr berdiri melihat dari tempatnya kemana HongEr dan pria muda berpenampilan sangat mewah itu pergi berdua, keduanya berjalan ke arah danau di belakang kediaman SangGuan menjauh dari keramaian, SongEr mengelus dagunya, pemuda itu patut dicurigai.
FeiEr mendekat dari belakang.
"Hong kenapa pergi sejauh itu untuk bicara, mencurigakan sekali"
FeiEr membelalakkan matanya melihat dari kejauhan KaiLe yang meraih tangan Hong dan memegangnya lama.
"Wah apa yang mereka lakukan" tanpa pikir panjang Fei mengendap mendekat, SongEr tentu saja tidak mau ketinggalan.
"Fei tunggu"
Di tepi danau, matahari perlahan menuju ke barat, udara tidak sepanas tadi dan angin berhembus dengan lembut menerbangkan rambut ikal Hong hingga jauh, KaiLe berdiri di depannya, tersenyum melihat wajah Hong dari dekat, tapi wajahnya berubah cemas saat ia meraih tangan Hong yang dibalut perban.
"Adik terluka? Siapa yang melakukannya? Tanganmu begitu mulus kenapa bisa terluka seperti ini? Sakit tidak? Dan ini juga, dagumu kenapa? Kak Kai ada bawa salep dari Hua bisa menghilangkan bekas luka apapun, sayang sekali wajah mulus adik Hong"
Hong menarik tangannya, ia menggeleng.
"He ini tidak apa-apa Yang Mulia, hanya sedikit kecelakaan, agak perih sedikit tapi tidak masalah, dan ini juga Ibunda sudah membawa salep paling manjur dari Lembah Jie lagipula lukanya tidak dalam jadi tidak akan meninggalkan bekas juga, he"
KaiLe mengerutkan bibirnya, walau begitu ia sangat khawatir melihat luka di tubuh Hong yang lama tidak dilihatnya,
**sekitar empat puluh hari lalu baru bertemu di lembah Jie.
"Adik Hong sudah berapa kali aku bilang, panggil saja kakak, jangan terlalu kaku begitu"
Hong tersenyum, ia tidak tahu apa yang harus dilakukan, sorot mata pemuda di depannya, sepertinya hanya melihatnya seorang, sorot mata berbinar hanya dengan wajahnya tepat ada di bola matanya, apa, pemuda di depannya ini masih menganggap ia sebagai anak perempuan? Duh ini gawat sekali, ia tidak ingin membuat pria muda itu kecewa tapi apa yang bisa ia lakukan.
Hong baru akan mengangkat tangannya merapihkan rambut bagian depan yang menutupi matanya saat tangan KaiLe sudah mendahuluinya.
Wajah KaiLe bersinar, ia mengangkat tangannya merapihkan rambut bagian depan HongEr menyangkutkan ke belakang telinganya, jaraknya sangat dekat hingga bisa mencium baru tubuh Hong, bau yang sangat dirindukannya, ia tersenyum tanpa henti, tidak bisa menyembunyikan ekspresi senangnya atau bahagia berlebihan, ia mungkin tidak menyangka akan melihat Hong lagi di tempat itu, ini suatu kejutan yang sangat besar baginya.
"He lihat rambutmu, sampai berantakan begini" ia meraih rambut depan Hong yang turun di dahinya yang mulus, mencium bau harum rambut itu sambil menutup matanya, berusaha mengingat setiap bau agar ia tidak melupakannya sedikitpun.
"Rambut adik sangat halus dan wangi yah, lembut sekali"
Hong gagap, ia tidak leluasa bergerak karena tubuh besar KaiLe hampir menutupinya.
Di balik batu besar, FeiEr dan Song berusaha menahan geram, dada FeiEr terbakar melihat pria muda itu berdiri sangat dekat bahkan hampir memeluk adiknya itu tidak boleh, SongEr pun demikian, ia mengepalkan tangannya geram, tanpa pikir panjang keduanya serentak keluar dari persembunyiannya mendekati Hong dan KaiLe.
"Yang Mulia pangeran KaiLe, lama tidak berjumpa, salam hormat pangeran" suara Fei keras.
Kontan KaiLe yang berdiri sangat dekat dengan Hong segera menggeser tubuhnya agak menjauh, ia gagap, apa tadi ia terlalu agresif yah? Hingga tidak melihat ada orang yang mendekat, pikirnya.
Ia membalas hormat FeiEr dan SongEr yang mendekat, Song langsung berdiri di samping Hong.
"Eh tuan muda Jie, senang bertemu dengan anda lagi di sini, anda juga ikut kompetisi?" Tanya KaiLe.
FeiEr berdiri di samping Hong, tanpa menunggu ia mengandeng tangan adiknya, menetapkan 'kepemilikannya' atas Hong, KaiLe sempat melirik.
"Yah, sudah pasti hamba akan selalu ada di mana Hong berada, apakah, Yang Mulia ikut kompetisi tahun ini? Apa keluarga kerajaan boleh ikut yah?"
KaiLe tersenyum anggun.
"He aku tidak ikut, kebetulan hanya datang sebagai tamu undangan, Tao yang ikut kompetisi, karena sedikit halangan perjalanan kami sempat tertunda sehari jadi tidak bisa menghadiri acara pembukaan"
"Oh sungguh sangat disayangkan, acara pembukaan kemarin sangat ramai" suara Fei semangat.
Song menarik pakaian Hong agak menjauh dari Fei dan KaiLe, ia lalu berbisik padanya.
"Apa yang kalian bicarakan sampai begitu dekat tadi?" tanya Song.
Hong menggaruk kepalanya, ia menggeleng.
"Tidak ada apa-apa tadi hanya membenarkan rambut saja"
Song melirik KaiLe yang tengah berbicara dengan Fei tajam.
"Adik, dengar yah jangan dekat-dekat dia, kak SongEr melihat tatapannya padamu aneh, seperti ingin menelanmu bulat-bulat"
Hong membuka matanya lebar, melihat Song yang terlihat serius saat bicara seperti itu.
------------------