Evan meringis licik kala berkata pada Luci, "Jawabanmu saat ini akan menentukan nasib dari kesucianmu."
Luci terhimpit. Sedikit saja dia melakukan sebuah kesalahan maka dia akan kehilangan kesuciannya mala mini di tangan Evan. Dengan mata memerah karena sudah menangis, Luci seperti meraung bersama ketakutannya. "Teddy yang memberitahuku," gagap Luci pada akhirnya.
Setiap kali dia meringik maka Evan akan menarik lengan gadis itu lebih tinggi di punggungnya sehingg membuat Luci meringis kesakitan. "Awh, sakit. Aku mohon!" parau Luci, bersama leleran air mata yang berjatuhan di pipinya. Sebelah pipinya juga tengah menempel tembok saat ini, bersama dada dan seluruh tubuh bagian depan. Penguncian Evan telah membuat Luci tak bisa bergerak dengan benar.
"Kau yakin? Apa aku bisa percaya dengan kesaksianmu?" Evan seperti menarik suaranya lebih berat lagi, agar dia bisa memberikan ancaman yang telak pada Luci.