Piakk Piak Piakk!
"Akh... Ahh... Ahh... Ranata.... Ranata....! Akh .... Ahh.... Ahhh...!"
Suara becek selangkangan Vivadhi Ranata yang beradu dengan selangkangan milik Myradhia Chikane yang basah bergetar menggema memenuhi seisi ruangan, ditambah dengan suara erangan nakal dan desahan panas yang keluar dari bibir manis sang wanita yang baru saja kehilangan kegadisannya tersebut, sambil seskali menyebut – nyebut nama sang lelaki di tengah – tengah nafasnya yang memburu, membuat suasana kamar tidur sang lelaki menjadi penuh dengan atmosfer yang sarat akan muatan sensasi sensual nan erotis.
Vivadhi Ranata dengan perlahan – lahan membangkitkan dirinya yang masih menempel berpeluk - pelukan dengan tubuh bugil nan indah milik Myradhia Chikane yang terbaring menggeliat – geliat menahan nikmat dalam belitan penuh cinta sang lelaki di atas ranjang .
Dengan perlahan – lahan sang lelaki bangkit hingga kini dirinya mengambil posisi setengah bersimpuh dengan kedua kakinya yang terlipat menahan tubuhnya di atas ranjang, sementara selangkangan nya masih tetap menempel dengan selangkangan Myradhia Chikane yang masih terbaring dengan kedua belah kakinya yang terbuka mengapit pinggul sang lelaki di kiri dan kanannya.
Dengan posisi tubuhnya yang kini telah mantap, Vivadhi Ranata pun dengan perlahan – lahan menaikkan ritme sodokan dan tarikan pinggulnya, mendorong maju dan menarik mundur batang tombak pusak miliknya yang panas dan berkedut – kedut tersebut untuk keluar – masuk dengan semakin giat menggempur liang cinta Myradhia Chikane dengan irama yang semakin dan semakin intens meninggi.
Dengan kedua tangan sang lelaki yang memegangi kedua belah kaki putih nan mulus milik Myradhia Chikane, Vivadhi Ranata terus menggenjot tubuh bugil telanjang bulat milik sang wanita yang terhampar di hadapan mata dengan segala keindahan yang dimiliki oleh dirinya.
Vivadhi Ranata yang begitu menikmati pemandangan indah yang tersuguhkan di depan matanya ini pun tak pelak memandangi setiap lekak – lekuk keindahan tubuh sang wanita yang terlihat jelas masih berada dalam masa pertumbuhannya dan masih bisa tumbuh menjadi semakin cantik dan dewasa seiring dengan berjalannya sang waktu tersebut.
Dengan semakin bersemangat sang lelaki pun menggenjot liang cinta milik Myradhia Chikane.
Sebagai balasannya, Myradhia Chikane pun juga dengan sepenuh tenaga mencengkeram dan meremas – remas batang tombak pusaka milik Vivadhi Ranata yang kini telah menerobos masuk dan menghujam ke bagian paling dalam dari lubang kenikmatan sang wanita dengan segala apa yang dimiliki oleh dirinya tersebut.
Sensasi cengkeraman, pijatan dan remasan – remasan kuat yang dihasilkan oleh segenap bagian dari dalam lubang cinta milik Myradhia Chikane yang seolah – olah sedang ingin memerah dan memeras setiap tetes isi muatan yang tersimpan di dalam batang tombak pusaka milik Vivadhi Ranata pun memberikan sensasi nikmat tak tertahankan bagi sang lelaki yang sedang menggenjot selangkangan mereka kini.
Betapa nikmatnya lubang cinta milik Myradhia Chikane yang begitu sempit, ketat dan kencang mencengkeram membuat batang tombak pusaka milik sang lelaki yang memberontak berkedut – kedut dengan liar di dalam liang kenikmatan tersebut menjadi semakin besar, keras dan panas.
Baik Vivadhi Ranata mau pun Myradhia Chikane sangat lah menikmati hubungan intim yang sedang mereka lakukan saat ini, serasa seluruh dunia kini hanya menjadi kedua insan berbeda kelamin tersebut.
"Ah... Akhirnya..., Ah..., aku bisa bercinta dengan tuan juga.... Ah... Ah.. Ahhh... Aku sudah ... Ahh... menunggu hal ini sejak lama.... Akh... ah, ahh..., sejak sedari tadi.., akh ah... aku melihat diri tuan... Ah ah Ahhh... dengan Kiseki... Akh... melakukan itu.. Ah ah...." Myradhia Chikane dengan nafasnya yang terpatah – patah di gempur oleh rasa nikmat yang luar biasa yang dihasilkan oleh genjotan penuh cinta dan nafsu dari sang lelaki yang dengan tanpa henti dan tiada mengenal kata lelah menusuk bagian paling pribadi dari tubuhnya dengan tombak asmara milik sang lelaki tanpa sadar telah membocorkan isi hati dan perasaannya pada sang lelaki.
"Akhirnya aku menjadi satu juga dengan Ranata..." Lalu dengan satu tatapan mata yang panjang dan penuh rasa cinta, Myradhia Chikane mengulurkan tangannya ke depan, mendekap ke dada bidang milik Vivadhi Ranata, sebelum memeluk punggung sang lelaki dan membawa tubuhnya yang terlihat begitu muda dan atletis semakin dekat dengan tubuh indah sang gadis yang bergetar dengan penuh kenikmatan digempur oleh genjotan pinggul sang lelaki.
"Maaf..., aku tak bisa menahan diriku lagi... Aaaakkkhhhhhh....!!!!!!" Lalu dengan satu lengkingan dengan nada yang panjang dan meninggi, Myradhia Chikane yang dengan perlahan menutup matanya meminta maaf pada Vivadhi Ranata karena sudah tak sanggup lagi menahan nikmat dan kembali mengalami orgasme, mendahului sang lelaki yang masih menggenjot sekujur tubuh sang wanita yang tersentak membusur ke atas sambil memuncratkan nektar cinta dari lubang kenikmatannya yang semakin kuat mencekik dan mencengkeram batang tombak pusaka milik Vivadhi Ranata yang terjebak di dalamnya.
Vivadhi Ranata membiarkan saja tubuh indah milik Myradhia Chikane yang menegang bergetar dengan penuh gairah di saat sang wanita meraih klimaks orgasme seksualnya tersebut untuk mengeliat - geliat dengan sepenuh hati dan sepuas hasratnya melampiaskan segala kenikmatan seksual yang sedang melanda segenap raga dan jiwa sang wanita.
Myradhia Chikane dengan selangkangannya yang mengangkang terbuka lebar bergetar hebat penuh gelora gairah sambil memuncratkan cairan hangat nektar cinta miliknya yang menyembur dengan deras keluar bagaikan pancuran air mancur pegunungan yang mengairi lekak – lekuk lembah selangkangan sang wanita yang telah menjadi begitu becek hingga membanjir membasahi sprei kasur yang berada di bawah tubuhnya.
Setelah klimaks orgasme yang dialami oleh Myradhia Chikane menjadi sedikit mereda, dan tubuh sang wanita tidak bergetar sehebat dan sepanas sebelumnya, maka barulah Vivadhi Ranata kembali melanjutan genjotan pinggulnya, menggempur liang cinta Myradhia Chikane yang masih begitu sensitif setelah baru saja meraih puncak kenikmatan seksual dengan tombak pusaka sang lelaki yang dengan penuh keperkasaan keluar – masuk dan menghujam hingga ke bagian terdalam area pribadi sang gadis.
Myradhia Chikane yang baru saja kembali dari langit ketujuh setelah terbawa dalam puncak kebahagiaan sorang wanita sejati pun kembali hanyut terhempas dalam gelombang – gelombang kenikmatan yang dengan tiada ampun menghantam dan menggempur segenap jiwa dan raganya.
Vivadhi Ranata yang kini dengan penuh semangat nafsu birahi dengan penuh gairah menyodok – nyodok liang cinta Myradhia Chikane untuk mengejar puncak kenikmatan yang belum diraih oleh dirinya sendiri.
Dan akhirnya, tak berapa lama kemudian, setelah Myradhia Chikane dengan susah payah berusaha sekuat tenaganya untuk menahan nikmat sensual penuh gairah yang diberikan oleh Vivadhi Ranata agar sang wanita dapat menikmati puncak kenikmatan birahi bersama dengan sang lelaki yang telah menundukkan segenap jiwa dan raganya dalam permainan cinta yang begitu luar biasa di atas ranjang....
Myradhia Chikane bersama dengan Vivadhi Ranata akhirnya meraih puncak kenikmatan seksual mereka secara bersama – sama, mengirimkan kedua insan yang telah bersatu tubuh dan jiwanya tersebut ke dalam puncak kebahagiaan duniawi....
Bersamaan dengan datangnya gelombang klimaks orgasme yang menyapu segenap jiwa dan raga Vivadhi Ranata bersama dengan Myradhia Chikane, sang lelaki yang masih menjalankan amalan Sutra Hati Royal dengan seutas kesadaran miliknya yang tersisa tersebut, memandu dan mengatur Energi Yin dan Yang yang telah memenuhi seisi ruangan untuk meningkatkan kultivasi kedua insan yang sedang bersatu tubuh dan jiwanya dalam sebuah puncak kenikmatan duniawi.
Myradhia Chikane yang sedang mengalami klimaks orgasme tersebut pun langsung naik menerobos dengan mulus ke tingkat evolusi yang lebih tinggi, sang wanita yang baru saja kehilangan keperawanannya tersebut kini telah berada di Tahap Rookie Tingkat Enam, sementara Vivadhi Ranata yang juga sedang diguyur oleh gelombang demi gelombang kenikmatan yang begitu luar biasa juga mampu naik menerobos setiap halangan yang ada dan menjadi seorang Evolver yang berada di Tahap Rookie Tingkat Delapan.
Faladhina Kiseki yang menyaksikan persatuan tubuh dan jiwa kedua insan berbeda kelamin tersebut serta betapa luar biasa nya klimaks yang telah mereka berdua alami tersebut membuat pandangan matanya berbinar – binar penuh akan hasrat nafsu duniawi.
Tubuh indahnya yang masih bugil telanjang bulat sehabis digempur penuh kenikmatan oleh Vivadhi Ranata mulai kembali terbakar dalam api hasrat dan nafsu.
Dengan perlahan – lahan, Faladhina Kiseki pun mendekati Vivadhi Ranata yang sedang berbaring di atas ranjang sambil memeluk tubuh indah muda belia milik Myradhia Chikane.
Faladhina Kiseki pun lalu memeluk punggung perkasa sang lelaki yang sedang memeluk wanita lain di dalam dekapan dadanya yang bidang tersebut.
Dengan penuh kesabaran, Faladhina Kiseki menunggui sang lelaki yang masih berada dalam puncak kenikmatan lahir dan bathin yang melanda dirinya untuk kembali sambil memeluk punggung milik Vivadhi Ranata yang terasa begitu keras tapi nyaman penuh dengan otot – otot yang tampak begitu artistik bagaikan ukiran pahatan seorang seniman tingkat dewata di mata sang wanita.
Setelah beberapa waktu berlalu, Vivadhi Ranata yang baru saja kembali dari puncak kenikmatan seksual yang baru saja diraih oleh sang lelaki bersama dengan Myradhia Chikane pun merasakan adanya sensasi lembut nan hangat yang menyelimuti segenap punggungnya.
Tak butuh banyak berpikir, sang lelaki pun tahu lah kalau punggungnya saat ini sedang dipeluk oleh Faladhina Kiseki.
Vivadhi Ranata yang baru saja membuka kedua matanya pun lalu menolehkan kepalanya ke belakang untuk melihat Faladhina Kiseki.
Faladhina Kiseki yang bertatapan mata dengan Vivadhi Ranata setelah dengan sabar menunggui sang lelaki tiba – tiba tak kuasa menahan dirinya saat melihat wajah tampan sang lelaki yang telah mengambil keperawanannya tersebut.
Sekonyong – konyong Faladhina Kiseki pun membawa paras wajahnya yang begitu cantik jelita mendekati wajah tamvan milik Vivadhi Ranata.
Dengan penuh cinta, Faladhina Kiseki memberikan sebuah ciuman yang begitu panjang dan penuh dengan kehangatan hasrat birahi yang telah melanda diri sang wanita hingga menjalar ikut menggerogoti sang pria.
Sensasi nikmat nan sensual yang tersebar dari bibir Faladhina Kiseki dan Vivadhi Ranata yang saling berciuman dengan panas penuh akan hasrat nafsu pun dengan segera kembali menyalakan api birahi yang dengan penuh semangat kembali berkobar – kobar melalap segenap jiwa dan raga kedua insan yang sedang dimabuk asmara tersebut.
Vivadhi Ranata kemudian dengan lembut melepaskan pelukannya dari tubuh bugil nan indah milik Myradhia Chikane, tentunya setelah sang lelaki memberikan kecupan manis penuh cinta kasih di bibir sang wanita yang juga baru kembali kesadarannya dari puncak kebahagiaan seorang wanita yang sedang kasmaran.
Baru saja melepaskan diri dari tubuh Myradhia Chikane, tubuh Vivadhi Ranata kini dipeluk dengan penuh nafsu oleh Faladhina Kiseki yang menyergap diri sang lelaki dari belakang.
Dengan tanpa membuang waktu lagi, Vivadhi Ranata pun lalu mencumbui Faladhina Kiseki dengan penuh hasrat nafsu, hingga kemudian sepasang lelaki dan wanita yang sedang dimabuk oleh hawa nafsu tersebut pun kembali mengadu tubuh mereka berdua terutama kelamin mereka, menyatukan jiwa dan raga mereka berdua dalam sebuah irama keharmonisan penuh nafsu birahi hingga mereka berdua kembali meraih puncak kenikmatan seksual di jam berikutnya.
Tubuh Faladhina Kiseki yang langsung tumbang dengan lemah lunglai di atas kasur pun dengan segera digantikan oleh Myradhia Chikane yang juga telah kembali bangkit hasrat birahinya ketika sang wanita melihat permainan asmara yang begitu penuh akan muatan gelora hasrat nafsu yang berombak – ombak menyapu tubuh dan jiwa yang dilakukan oleh Vivadhi Ranata dan Faladhina Kiseki.
Akhirnya dengan tanpa jeda dan istirahat, Vivadhi Ranata yang juga masih sangat bersemangat diguyur oleh hasrat nafsu birahi pun lalu menggarap tubuh Myradhia Chikane dengan penuh gairah hawa nafsu, hingga kemudian sang lelaki dan wanita yang sedang dibuai oleh hasrat badani yang begitu menghauskan jiwa mereka berdua pun mengulang kembali apa yang baru saja dilakukan oleh sang lelaki dengan wanita lainnya. Vivadhi Ranata dan Myradhia Chikane menyatukan jiwa dan raga mereka berdua dalam sebuah simfoni penuh gelora nafsu birahi hingga kedua insan yang telah bersatu tubuh dan jiwanya tersebut juga kembali meraih puncak kenikmatan lahir dan bathin di jam berikutnya.
Malam telah begitu larut, Hari telah berganti melewati tengah malam.
Namun pada momen dimana semua warga penduduk desa yang lain semua nya sedang terlelap dalam tidur mereka yang nyenyak tanpa terkecuali di rumah mereka masing – masing, masih ada satu rumah yang berada di bagian paling ujung desa yang masih menampakkan aktifitas yang dapat dirasakan dengan jelas oleh siapa pun yang lewat di dekat rumah tersebut dan mendengar suara – suara yang berasal dari sana.
Di dalam rumah yang berada di ujung paling utara desa tersebut, jauh dari rumah - rumah penduduk yang lain, seorang lelaki dan dua orang wanita masih dengan giat saling mengadu kelamin menyatukan tubuh dan jiwa mereka secara bergiliran dengan berbagai macam pose di atas ranjang kamar tidur milik sang lelaki.
Hingga hari telah menjelang subuh....
Suara erangan nakal dan desahan basah yang keluar secara silih berganti dari bibir manis milik Faladhina Kiseki dan Myradhi Chikane yang sedari tadi telah menggema penuh hasrat hingga memenuhi seisi ruangan sang lelaki kini telah berganti menjadi suara – suara bisikan lirih dari para wanita yang sudah tak berdaya setelah digempur semalam suntuk oleh sang lelaki yang telah mengambil keperawanan mereka.
Vivadhi Ranata yang dengan penuh semangat gairah birahi nya yang bergelora penuh hasrat masih dengan sepenuh hati terus menggarap tubuh dua orang wanita yang telah terbaring lemas tak berdaya di atas tempat tidur miliknya yang tak berhenti berderit sejak matahari baru terbenam tersebut.
Bahkan meski pun Faladhina Kiseki dan Myradhi Chikane telah kembali naik tingkat evolusinya hingga meraih Tahap Rookie Tingkat Tujuh setelah melalui klimaks orgasme yang sudah tak sanggup dihitung lagi oleh otak kedua orang wanita yang sudah kosong memutih disapu oleh gelombang – gelombang kenikmatan seksual yang diberikan oleh sang lelaki tersebut....
Namun Vivadhi Ranata sendiri yang telah berhasil meningkatkan evolusi dirinya hingga mencapai Tahap Rookie Tingkat Sembilan adalah Binatang Buas yang Terlalu Perkasa Tak Terkalahkan di Atas Ranjang.
Bạn cũng có thể thích
bình luận đoạn văn
Tính năng bình luận đoạn văn hiện đã có trên Web! Di chuyển chuột qua bất kỳ đoạn nào và nhấp vào biểu tượng để thêm nhận xét của bạn.
Ngoài ra, bạn luôn có thể tắt / bật nó trong Cài đặt.
ĐÃ NHẬN ĐƯỢC