"Kau … mencintaiku?" ucap Luca sedikit ragu dengan pendengarannya. Otaknya tiba-tiba menjadi kosong.
Mihai tertegun.
Luca juga diam saja, menunggu….
Otak Mihai sedang memproses….
"EHHH?!! KAU TIDAK TAHU TENTANG PERASAANKU?!"
Luca menggeleng.
'Argghh!!' Tubuh Mihai merosot ke lantai dengan kedua tangan menjambak-jambak rambutnya. Rasanya ingin menangis saja.
Bagaimana tidak?
'Kau sudah menggali kuburanmu sendiri, Mihaiku sayang!!!' batinnya sarkas bercampur kesal.
Dirinya semakin yakin bahwa apa yang telah ia lakukan sepanjang hari ini benar-benar sia-sia! Bagaimana mungkin cara itu bisa memberinya solusi? Bahkan akar permasalahan yang menjadi dugaannya tidaklah tepat!
Apalagi, karena terlalu banyak memikirkannya, asumsi-asumsi itu terdengar seperti sebuah fakta yang sudah terbukti seratus persen benar sampai bagian kecil dari hati Mihai sudah menerimanya sebagai suatu kepastian. Hasil akhirnya adalah keinginan untuk menusuk dirinya sendiri di tempat!
Halo semua, terima kasih sudah membaca :)
Dua chapter hari ini sangat panjang dari biasanya dan aku sedang kurang fit jadi aku tidak sanggup untuk membagi kedua chapter ini menjadi dua karena masih diperlukan revisi yang lebih kalau kubagi jadi dua.