Devan bangun pagi-pagi sekali. Berusaha keras melepaskan dekapan lengan Mike dan kemudian lari dengan telapak kaki berjinjit kearah balkon. Ponsel Nathan!
"Hufh... Untung saja ponselnya baik-baik saja," desah lega Devan dengan membekap benda dingin itu di pelukannya. Matanya sampai memejam dan tubuhnya yang berjingkrak-jingkrak tanpa sadar.
Tanpa membuang waktu lebih lama lagi, Devan pun segera kembali ke kamar lagi sebelum Mike bangun. Memasukkan ponsel itu ke dalam ransel sekalian menata buku pelajaran yang jarang sekali terbuka akhir-akhir.
Devan pun lanjut ke dapur, memasak ayam goreng dan tumis wortel bercampur buncis. Nathan pasti sangat menyesal kalau nanti ia tak masuk sekolah lagi. Karena pria menyebalkan itu pernah mengakui jika makanan ini sangat enak, meski mengatakannya dengan gengsi yang berlebihan.
"Jangan lupa bawa ponsel terus bersama mu," ucap Mike mereka saat ini sedang makan bersama. Devan hanya merespon dengan mengangguk-anggukkan kepala.