Violet berjalan kesal ketika memasuki Restauran mewah di pusat kota, Matanya menatap ke sekeliling dan melihat ayah serta ibunya yang sedang makan bersama. Langkah kakinya membawa dia ke sana, lalu mendesah kesal saat sudah berada di depan ayah dan ibunya.
"Nak, kau kemari? Kenapa?." Tanya Jasmine pada anak perempuannya.
"Kenapa? Ibu aku sedang kesal, apakah ayah tidak mengatakan kenapa aku kemari?." Violet duduk di bangku yang kosong, menatap mata ayahnya yang masih asik memakan sarapan pagi. Mungkin lebih tepatnya pagi menjelang siang, karena ini adalah waktu yang tidak tepat untuk di sebut sarapan. dan tidak tepat di sebut makan siang.
"Sayang? Kenapa kau tidak beritahu aku bahwa Anak kita akan kemari? kalau tau kan aku bisa buatkan sesuatu untuknya." Jasmine mengelus pelan tangannya dan menatap penuh dengan cinta.
"Anakmu sedang kesal, dia kemari untuk menuntaskan kekesalannya. Memangnya kapan dia pernah mengunjungi kita, jika tidak sedang butuh bantuan?." Jordan menatap anaknya dengan senyum kecil, membuat Violet semakin kesal saja.
"Ayah! Jangan membuatku Semakin kesal, katakan padaku apakah ayah punya informasi yang bagus, atau rencana agar Edwards tidak berpaling dari diriku?." Tanya Violet dengan tegas, Jordan hanya menggelengkan kepalanya pelan. Lalu meminum Air putih yang ada di dekat tangannya, masih sambil memandangi puterinya. Tentu saja...
"Ayah!." Violet sudah mulai merajuk, Jasmine yang melihat hal itu langsung menatap mata suaminya. berharap suaminya mau menenangkan hati puterinya yang sedang tidak baik.
"Tidak ada yang bisa ayah lakukan soal perasaan, kenapa kau membuat semuanya semakin rumit? Bukankah jalan keluarnya sangat mudah? kau hanya perlu hamil dan mencintai Edwards Dengan baik, itu saja.. sesimpel itu masalah dan jalan keluarnya." kata Jordan pada anak perempuannya.
Violet semakin di buat kesal, dia memakan puding coklat di depannya. Matanya menatap malas ke arah ayahnya, violet tau Bahwa saat ini ayahnya juga sudah kesal dengan masalah yang di perbuat oleh Violet sendiri.
"Setidaknya berikan saran, suamiku."Jasmine sudah mencoba untuk membela Anaknya, sebab Jasmine adalah seorang ibu yang begitu menyayangi anak-anaknya.
"aku sudah katakan padamu Violet, sudah dari dulu.. Ketika kau menikah dengan Edwards pertama kali, bahwa Edwards tidak akan benar-benar bisa kau miliki. Jika kau masih sangat egois pada apa yang kau inginkan, Kau rela melepaskan Berlian seindah Edwards? hanya untuk kesenangan semata? Apa susahnya hamil? Kau hanya perlu hamil sekali, melahirkan seorang Putera dan kau akan menjadi wanita paling beruntung di dunia. Hanya itu yang perlu kau Lakukan, dunia ini tidak bisa kau genggam dengan tanganmu Sendiri. Kau perlu melakukan banyak cara agar genggamannya tidak melonggar, atau Mungkin kau butuh banyak strategi." Jordan menghentikan semua gerakan tangannya, menatap mata puterinya dengan sangat serius.
"Baiklah, aku akan hamil.. tapi bagaimana bisa aku hamil, jika Edwards saja sudah tidak mau pulang? Bahkan dia bisa-bisanya mengusir aku dari kantornya. Dan membela seorang perempuan, bagaimana sekarang? Bantu aku, ayah..." Violet memegang tangan ayahnya, berharap ayahnya bisa membantu. karena Violet sudah merasa takut sekarang, takut Edwards benar-benar pergi meninggalkan dirinya.
"Buat Edwards pulang, saat dia pulang. lakukan apa yang memang harus kau lakukan, buat kau hamil anaknya. Hanya itu saja yang bisa aku katakan." Jordan berkata dengan tegas, tidak mengatakan hal lain untuk menenangkan hati anak perempuannya.
"Ayah! Kalau hal begitu juga aku tau! ini, tentang bagaimana caranya aku bisa Membuat Edwards pulang!." Kata Violet.
"Minta maaf, minta maaf dan katakan kau benar-benar menyesal.. memohon saja dan berikan kata-kata cinta padanya." Kata Jordan lagi, Violet semakin mendesah pasrah. apa yang di katakan oleh ayahnya membuat hatinya Semakin terpuruk.
Benar-benar tidak ada jalan keluar, ayahnya sendiri tau Bahwa semuanya ada di tangan Violet.
"Sayang, kenapa kau malah terlihat acuh pada masalah anakmu sendiri?." Jasmine merasa sangat bingung dengan tingkah suaminya.
Karena tidak biasanya suaminya berperilaku seperti ini, Suaminya itu sangat proteksi pada anaknya. sebisa mungkin membantu dan melakukan banyak cara.
"Tuan Brandon sudah berbicara padaku, bahwa aku tidak boleh ikut campur untuk urusan Edwards dan Violet. Aku juga tidak boleh melakukan sesuatu yang bisa membuat Edwards kesal, aku tidak tau apa alasannya. tapi aku rasa kita hanya perlu melihat dari jauh saja, Baik violet atau Edwards.. Aku tidak bisa berbuat apa-apa, itu kenapa aku tidak bisa membantu dirimu. Nak.. Tuan Brandon mengancam akan membuat diriku menyesal, aku benar-benar angkat tangan. Saat ini aku sedang mempersiapkan untuk kampanye, seharusnya kau tau itu Violet." Jordan berkata dengan nada lemah.
Violet dan Jasmine menatap Dengan pandangan sedih, Violet benar-benar merasa kasihan pada ayahnya. seharusnya Violet bisa lebih baik lagi sebagai seorang anak, seharusnya Violet tidak membuat masalah. Dua bulan lagi pemilihan Presiden, Violet harus menjaga nama baik Ayahnya. Violet tidak bisa Melakukan sesuatu yang bisa merusak nama baik Ayahnya, apalagi jika sampai Keluarga Edwards mencabut dana untuk pemilu.. bisa habis karir ayahnya.
"Baiklah, aku akan menyelesaikan semua masalah ini sendiri. aku akan mencoba untuk mengikuti saran dariku, ayah.. Maafkan aku, karena terlalu egois dan tidak memikirkan kalian. mulai sekarang aku akan lebih peka pada keadaan sekitar, aku yakin Edwards masih bisa aku buat kembali. dia kan sangat mencintai diriku, mungkin sekarang dia sedang sangat kesal. itu kenapa dia mengacuhkan diriku, cinta tidak akan bisa Hilang begitu saja. Iyakan?." Tanya Violet pada kedua orangtuanya.
"Iya Nak, Ibu yakin Edwards hanya sedang kesal saja. Semangat! sekarang kau hanya perlu meminta maaf saja." Jasmine memeluk tubuh anaknya dari samping.
"Baik Ibu.. Ayah, aku akan menelpon Sekretaris pribadi Edwards kalau begitu. bertanya di mana Mereka saat ini, aku akan datang dan meminta maaf secara langsung." Ujar Violet dengan sangat antusias.
"Ayah rasa, kau tidak perlu melakukan hal itu. Lihat disana, Edwards sepertinya sedang melakukan pertemuan bisnis di Restauran ini juga." Jordan berkata dengan sangat pelan, membuat Violet menengok ke arah pintu masuk.
dan Benar saja, Edwards sedang berjalan masuk bersama dengan Gery dan? Dan wanita yang tadi di bela oleh Edwards. Violet menelan ludah susah payah, karena melihat wanita itu tersenyum ke arah Edwards. dan sialnya lagi Edwards membalas senyum dari wanita tersebut. Violet tidak yakin, Bahwa mereka benar-benar hanya seorang Partner kerja.
Violet tanpa tau malu langsung berjalan ke arah Mereka, Langkah kakinya terdengar sangat tegas. Violet memasang senyum manis, lalu menghampiri suaminya yang sedikit terkejut melihat Violet yang ada di depannya secara tiba-tiba.
"Hi sayang.." Kata Violet dengan suara yang begitu sensual.