"Ellena, jaga ucapanmu. Dia itu putra mahkota," cetus Gewen. "Aku tahu kau marah, tapi kau tidak boleh mengamuk sembarangan seperti ini."
"Lalu mau bagaimana lagi?! Kalau dia mau, bunuh saja aku. Lagi pula hatiku sudah sangat terluka sekarang. Aku sudah muak dengan omong kosong ini," tukas Ellena. Ia menyeka air matanya, namun air matanya masih tidak berhenti mengalir.
Ellena melangkah cepat untuk keluar dari ruangan itu, tapi begitu ia melewati pintu, langkahnya terhenti. Ia berbalik dan menatap Mars dengan tatapan terluka.
Suara Ellena bergetar saat ia kembali berbicara sebelum pergi. "Padahal tadinya aku berpikir untuk menjaga perasaanmu dan merahasiakan ini karena aku memang peduli padamu. Yah... tapi sekarang tidak lagi. Silakan baca ini sendiri dan lihat saja nanti, kau akan tahu siapa yang memang berbohong di antara kami."
Ellena mengambil sesuatu dari saku di balik bajunya dan melemparkannya ke arah Mars. Kemudian ia berbalik dan pergi sambil menangis sedih.