Peringatan:
Dalam bab ini ada adegan ranjang yang eksplisit. Mohon kebijakannya memilih bacaan. Kalau belum cukup umur, silakan skip bab ini. Terima kasihhh.
.
.
Mars menjadi sangat antusias saat ia memasuki Emmelyn dari belakang seperti ini, penisnya bisa masuk lebih dalam lagi.
Ahhh... sungguh, rasa nikmat yang ia rasakan tadi, kini bertambah-tambah. Ia segera tahu posisi favoritnya dari sensasi nikmat yang ia rasakan sekarang.
Dengan penuh gairah ia memompa dalam-dalam sambil tangannya memegang pinggul Emmelyn dan menjaga keseimbangannya.
Dari suara-suara yang dikeluarkan gadis itu, ia juga tahu bahwa saat ini Emmelyn sedang dilanda rasa nikmat yang bahkan lebih hebat dari sebelumnya.
Gadis itu kini bahkan sudah tidak sanggup menyerukan namanya. Setiap kali penis Mars mendorong masuk, Emmelyn akan mengerang seksi. Napasnya memburu dan ia sudah tidak ingat sekelilingnya.
Rasanya saat ini mereka berdua tidak lagi berada di bumi, melainkan berkejaran di surga.
Ahh.. ini baru posisi kedua... pikir Mars dengan gembira.
Masih ada beberapa posisi lagi yang ia dengar dari sepupunya. Dan tentu saja.. ia juga dapat bereksperimen sendiri bersama Emmelyn. Mereka punya waktu semalaman untuk melakukan ini.
"Aaaahhh...." Jeritan Emmelyn memecah malam.
Desah napas mereka berdua yang terdengar jelas hingga keluar pintu sudah membuat para pengawal yang berjaga di luar dapat membayangkan betapa dahsyatnya kegiatan bercinta sang pangeran dan wanitanya.
Kini, dengan suara jeritan Emmelyn yang tidak kenal malu, saat ia mendapatkan orgasme ketiganya, membuat para pengawal itu saling pandang dan menelan ludah.
Sungguh sial. Di saat malam musim gugur yang dingin seperti ini, mereka semua harus mendapatkan rangsangan yang demikian hebat, tanpa dapat melampiaskannya kepada siapa pun.
Sungguh beruntung sang pangeran putra mahkota.
Mereka tidak pernah melihat ia tidur dengan wanita mana pun sebelumnya, dan mereka sempat mengira memang Pangeran Mars tidak tertarik kepada lawan jenis. Apalagi ia memiliki reputasi di luar sana sebagai pembenci wanita.
Namun, kini, saat mendengar betapa panasnya kegiatan bercinta sang pangeran, para pengawal itu hanya bisa menyimpan sendiri rasa iri mereka.
"Uhmm.. aku haus. Aku mau ke dapur dulu mengambil minuman," kata seorang pengawal yang wajahnya sudah memerah.
Ketiga rekannya hanya mengangguk. Mereka tahu itu pasti hanya alasan, tetapi mereka tidak berkata apa-apa.
Laki-laki normal pasti sulit bertahan mendengar pertunjukan seks yang demikian dahsyat di balik pintu. Mereka mengerti, karena mereka juga mengalami hal yang sama.
"Aku mau buang air kecil," kata pengawal kedua, juga beranjak pergi. Tinggallah dua pengawal lagi yang hanya bisa menahan derita itu bersama.
Sementara itu di kamarnya, Mars telah mencoba posisi ketiga setelah Emmelyn terbaring lemas akibat orgasme yang ia alami.
Tubuh gadis itu teronggok di tempat tidur dengan bagian inti tubuhnya yang basah dan sekujur tubuhnya sedikit bergetar.
Mars berbaring di belakangnya dan memeluk gadis itu dari belakang. Ia mengangkat sedikit pinggul Emmelyn dan mendorong masuk kejantanannya dari samping, kemudian ia menurunkan paha gadis itu hingga menjepit penisnya.
Oh oh... sungguh luar biasa rasanya!
Bukan saja kejantannya menikmati liang hangat dan nikmat itu, tetapi posisinya yang dijepit kedua paha Emmelyn membuatnya terasa lebih sempit dan luar biasa enak. Kejantanannya berdenyut-denyut saat ia mendorong keluar masuk liang kewanitaan Emmelyn.
Sementara itu, Emmelyn yang perlahan-lahan mulai terbebas dari euphoria orgasmenya mulai merasakan tubuh bawahnya distimulasi saat penis Mars keluar masuk dengan nyaman.
[Brengsek. Kenapa aku tidak dibiarkan istirahat?] Emmelyn hanya bisa mengomel dalam hati. Ia bukannya tidak suka mengalami orgasme demi orgasme akibat pekerjaan si pangeran brengsek ini, tetapi ia merasa lelah karena terus menerus dibawa ke tempat tinggi.
Belum sempat ia hendak protes, kedua tangan Mars yang nakal telah menyelip dan meremas kedua payudaranya.
Oh Tuhan....!!! Emmelyn kembali mendesah panjang, saat payudaranya yang masih sensitif diremas lembut dan kedua putingnya dimanjakan jari-jari si brengsek ini, dan inti tubuhnya dipompa semakin kencang..
Semakin kencang...
Ahhhhhhh,...
Jeritan nikmat gadis itu kembali membelah malam.
Kali ini, kedua pengawal yang tersisa berjaga di depan pintu tidak kuat lagi. Tanpa berkata apa-apa, mereka lalu berjalan keluar kastil dan mendinginkan diri dengan udara luar.
Saat Emmelyn mendapatkan orgasme ketiganya, ia mencengkramkan kukunya ke lengan Mars dan sempat mengomel.
"Ahhh... brengsek.. kau tidak membiarkanku istirahat..." omelnya di sela-sela desahannya.
Mars yang sedang menikmati pekerjaannya segera sadar bahwa ini adalah hubungan seks pertama mereka dan Emmelyn belum terbiasa. Ia saja yang terlalu antusias karena sudah begitu lama membayangkan bagaimana rasanya berhubungan seksual dengan perempuan.
Ahh... baiklah.. Ia tidak usah memorsirnya malam ini. Mereka masih punya banyak waktu, kan? Yang penting, ia harus memastikan bahwa kegiatan membuat bayi yang pertama ini harus berhasil.
Dengan berpikir seperti itu, ia lalu mempercepat gerakannya dan memompa Emmelyn lagi selama beberapa menit.
Emmelyn yang baru saja mendapatkan orgasme keempat hanya bisa menjerit panjang saat Mars memberinya kenikmatan terakhir yang bahkan lebih dahsyat dari sebelumnya.
Bersamaan dengan tubuh gadis itu melengkung karena mencapai puncaknya, Mars mengeluarkan benihnya di mulut rahim gadis itu.
Ia memeluk tubuh Emmely erat-erat saat melakukan pelepasannya dan melenguh panjang. Tubuhnya dihiasi keringat, demikian juga Emmelyn, dan seisi ruangan dipenuhi aroma bercinta.
Tubuh keduanya bergetar selama beberapa saat sebelum kemudian menjadi lemas dan diam.
Napas Emmelyn dan Mars yang memburu perlahan-lahan mulai menjadi teratur. Mars masih memeluk Emmelyn dengan satu tangan ketika ia mengambil selimut dengan tangannya yang bebas dan menutupkannya ke tubuh mereka.
"Selamat tidur," bisiknya sambil mencium rambut Emmelyn dan memejamkan mata. Emmelyn yang sudah sepenuhnya sadar kembali dari euphoria akibat percintaan mereka, mengerutkan keningnya.
"Heiii.. kenapa kau tidak mencabutnya?" bisik gadis itu dengan nada protes.
"Hmm..." Suara Mars terdengar mengantuk saat ia menjawab. "Kita sedang bekerja membuat bayi. Kalau aku cabut, nanti bisa gagal."
.
.
.
wkwkwk... ah, Pangeran, halesyan aja nih.